👽 Branch 4: Perang Bulan (Part 9)

108 18 10
                                    

Trigger Warning//: Darah, Kekerasan.


Pintu dibuka.

Ada apa?

Terakhir kali pintu ini dibuka, adalah saat Titan Terra dan teman para dewan serta beberapa perwakilan Bumi datang untuk menghina, menyiksa, dan melecehkan dirinya seperti boneka.

Boneka yang menurut untuk melakukan apa saja.

Boneka yang tidak protes apapun dilakukan pada tubuhnya.

Entahlah itu dipecut, ditendang, ditampar ... tidak. Moona enggan mengingat lebih jauh. Itu membuatnya muntah.

Lalu, apa yang penjaga penjara ini lakukan setelah membuka pintunya?

Dia datang masih dengan muka kecut, dengan lesu, dengan alis yang berkerut, dengan bibir yang cemberut. Ia membawa Moona untuk berdiri?

Borgol dilepas. Akhirnya bisa terbebas? Jangan besar kepala. Moona masih tetap seorang tahanan. Borgol yang semula terletak di belakang, kini dipindah ke depan saja.

Lalu, sang penjaga penjara merogoh tas selempang kecilnya.

Sebuah rantai? Ia pasangkan kemudian pada borgol Moona itu.

Kembali menjadi binatang? Kembali menjadi barang antik tak ada harga diri.

"Gerakkan kakimu itu!" bentak sang penjaga menarik borgol Moona dengan keras, tidak peduli menambah lebam pada Moona, memerintahkannya untuk segera keluar dari ruangan.

Apakah ini sebuah belas kasihan? Kewarasan Moona bisa diselamatkan dari semua kegilaan yang terjadi di dalam ruang sel isolasi itu?

Tentang dingin yang menikam permukaan kulitnya pelan.

Tentang suara-suara tak nyata memecah gendang telinganya

Tentang kesendirian yang merenggut jiwanya?

Entahlah. Mata Moona sudah lebih dahulu tak menampakkan kehidupan untuk menjawabnya. Moona ikuti saja penjaga penjara ini, siap menerima perintah apapun untuknya.

Rantainya dilepas, Moona dipersilakan untuk memasuki sel tahanan ... yang normal? Sel tahanan yang terbuka? Tanpa dinding yang begitu kokoh, bukan lagi ruangan sempit seperti sedang mencekiknya, seperti membuat dadanya sesak, menyulitkannya untuk sekadar bernapas?

Ini sel tahanan dengan jeruji besi di depan yang memperlihatkan lorong dengan mudah, dengan dinding kiri kanan begitu tipis bisa mendengar dengkuran tetangga. Bahkan, kini terdapat toilet untuknya?

"Kenapa-" tanya Moona begitu lirih berusaha mencari jawaban, sebelum akhirnya sang penjaga membanting pintu sel keras-keras. Ia membiarkan Moona sendiri sekali lagi tanpa penjelasan, tanpa harapan.

Tapi, sepertinya itu keliru?

Moona ... tidak sendiri lagi?

Tidak sendiri? Apakah ini kabar ... yang baik? Apakah memang ada kabar baik untuknya? Apakah akhirnya Moona bisa kembali merekahkan senyumnya sekali lagi?

...

Tidak.

Tidak.

Tidak.

Saat Moona melihat ke depan, detak jantungnya malah berdetak cepat menjadi tak teratur.

Ada penampakan seseorang yang mungkin dikenalnya?

Sekejap, wajah Moona berubah pucat. Ekspresi cemas meliputi raut wajahnya. Bahkan, Moona mulai merasa bahwa dunia di sekitarnya memudar menjadi bayangan yang samar.

HoloRoot - Hololive FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang