"Don't forget me, that's all I need
As someone new joins your life, and you give them a name"Leo - Yuuri
< - - - - - >
Lebih dari satu lusin mobil patroli berkeliaran. Malam yang sunyi mendadak ramai dan penuh dengan kilauan lampu merah yang memenuhi setiap titik di sudut wilayah perkantoran terpadat di Jepang. Radio setiap mobil memberikan perintah yang sama, memasang barikade di beberapa titik. Lusinan petugas bersiaga dengan senjata api laras pendek, menunggu perintah seraya fokus memantau pergerakkan di sekitar mereka. Tsukauchi, setelah mendekam cukup lama di kantornya, keluar dari salah satu mobil. Siap dengan rompi antipeluru, sebelah tangannya menggenggam erat radio dan memberikan perintah pada aparat di lapangan.
"Segera blokir pergerakan mereka."
"... kami kehilangan salah satunya."
Laporan yang masuk membuatnya frustasi. Hanya dua orang remaja. Pengejaran ini harus berhasil, jika tidak, ia tidak akan tahu kapan kesempatan kedua akan datang.
Tidak lama, pandangannya tertutup oleh bayang-bayang sosok raksasa. Tsukauchi beralih pada pria berotot di sebelahnya. "Kau tidak perlu mengikuti pengejaran ini, All Might."
Tidak ada jawaban dari sang sahabat, wajahnya terlihat muram dan serius. Pandangannya fokus pada titik pengejaran yang berjarak 500 meter. Sebuah gedung dengan arsitektur modern. Hampir seluruh bagian gedung tertutupi oleh lapisan kaca yang tebal, membuat pengejaran semakin sulit dilakukan. Kerusakan di dalam sudah tidak terhitung jumlahnya, jika kaca-kaca tersebut pecah dan hancur, maka mereka harus menanggung ganti rugi yang lebih besar dari gaji Tsukauchi dalam satu tahun.
"Bagaimana kondisi di sana?"
Tsukauchi sadar, sosok di sebelahnya bukan lagi Toshinori namun All Might. Kesan tegas dan kuat dapat ia rasakan. Namun, ia tahu aura tersebut hanya untuk menutupi perasaannya yang gundah saat ini.
"Satu lolos." Sang polisi menyerah, kembali fokus mendengar laporan pengejaran. "Target utama masih dalam jarak pengejaran."
PRANGG!!!
Sebuah tembakan di lepaskan dari dalam gedung. Memecahkan kaca besar di bagian selatan. All Might bergerak cepat, berlari untuk mencapai jarak pandang yang sesuai. Saat itulah ia menangkap seseorang melompat keluar dari jendela besar. Tanpa membuang waktu, All Might melompat ke arah sosok tersebut, menjangkau jarak pandang yang terbatas di tengah kegelapan gedung dan suasana malam hari. Tubuh kurus yang tidak terlalu tinggi, pakaian yang dikenakan jauh dari deskripsi yang beredar di kalangan pahlawan. Namun, ciri khas yang mulai beredar beberapa waktu belakang sangat ia kenali.
Midorya-Shounen...
All Might langsung mengenali surai hijau gelap dan mata zamrud yang membalas tatapannya. Izuku tersenyum culas, membiarkan tubuhnya tertarik oleh gravitasi, tanpa melepaskan pandangan dari All Might. Sosok besar tersebut menangkap gerakan bibir yang ditujukan Izuku, hanya untuk dirinya.
Izuku mendarat dengan mulus di salah satu atap gedung terdekat. Berpijak pada bagian pinggirnya yang menempel sangat dekat dengan gedung tempat ia melemparkan diri sebelumnya. Sementara All Might menahan dirinya untuk tidak terkejut dan refleks menangkap sang calon penerus yang ia pikir telah lama meninggalkan dunia. Tapi, disanalah sosok itu berdiri. Tegap dan membalas tatapannya dari atas gedung. Sorot dari mobil dan helikopter yang berputar mengancam di atas semakin tidak membantu bagi All Might. Sekeras apa pun ia menyangkal, di hadapannya berdiri remaja yang ia kenal. Meski hanya bertemu satu kali dan kedua kalinya menatap foto berbingkai hitam yang terpajang di pemakaman. Ia tidak akan pernah melupakan anak pemberani yang menggerakkan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side [VILLAIN DEKU AU]
Fanfiction"Dulu, aku punya mimpi. Itu sudah lama. Apa kau lupa?" Hidup tidak selalu berjalan sempurna. Keajaiban tidak selalu datang pada orang yang menanti. Hingga akhirnya, kegelapan yang datang menghampiri. "Wanita itu sudah mati. Aku masih ingat." Kemati...