"BANG! DIMANA SEPATU AKU?!"
Teriakan yang sangat melengking itu, terdengar dari lantai dua sebuah rumah sederhana. Nampak pemiliknya tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"JANGAN BERISIK, NILA! ABANG LAGI CARI KACA MATA, PERLU KONSENTRASI LEBIH, NIH!" timpalnya tak kalah nyaring.
"Cari kaca mata mah, bisa nanti, Abang. Ayo bantuin Nila!" teriaknya.
"Cari sendiri, Anila!" tegurnya.
"Bang, ih! Seriusan aku udah kesiangan," rengeknya. "Cariin dong."
"CARI SENDIRI! LAGIAN, SURUH SIAPA, NYIMPEN DIMANA AJA?" tanya Bagaskara.
"ABANG, ASTAGA!" pekiknya. "KALO NGGAK NIAT BANTU, NGGAK USAH NGOMEL JUGA, DONG!"
Bagaskara, ya, itu namanya. Semenjak kedua orang tuanya meninggalkan mereka, lelaki itu yang kini menjadi tulang punggung untuk kedua adik perempuannya.
"Dipake sama Nala, kali." Ucapnya, begitu terjadi keheningan diantara keduanya.
"Enggak, Bang. Semalem aku udah bilang Kak Nala, buat nggak pake sepatu itu." Nila lalu kembali turun menuju rak sepatu.
"Masa dipake sama Abang? Kan ukurannya beda," sahut Bagas, dengan asal.
"Abang asli, ya. Nila udah kesiangan, dan lagi pengen pake sepatu itu!"
"Anila! Kamu pake sepatu kamu yang lain aja, kan masih banyak."
Peringatan itu, membuat Nila terdiam. "Tapi, Bang, Nila sering diejek karena sepatunya udah jelek."
Sahutan yang terdengar sangat pelan itu, membuat Bagaskara mengerutkan keningnya. "Kamu ngomong apa? Abang nggak denger."
"Ah, enggak. Bang dimana, ya?" tanya Nila, ia lalu menggeledah kamar kakak keduanya. Siapa tau, dewi fortuna sedang berpihak padanya.
"Nggak tau, Nila." Bagaskara dapat melihat, jika adik bungsunya sedang berbohong. "Yakin nggak mau jujur?"
"Jujur apa, Bang? Aku nggak ada masalah, Abang bantu cari dong!" rengeknya.
"Ya kalo gitu, Abang nggak tau."
Bagaskara nampak acuh, untuk seukuran tulang punggung keluarganya. Tapi, jika kalian mengenal lebih dekat, dia merupakan sosok yang hangat terhadap kedua adiknya. Namun akan menjadi orang terjahil, jika jiwa usilnya sedang keluar.
_____
Oke guys, let me introduce Angkasa family.
- Angkasa Bagaskara, nama yang mungkin begitu sederhana, tapi sebenarnya memiliki arti mendalam. Dia tidak menyukai, jika orang-orang memanggilnya dengan nama depan. Maka dari itu, ia lebih menyukai jika teman-teman, atau orang terdekatnya memanggilnya dengan nama Bagaskara.
Bagaskara menjadi tulang punggung kedua adiknya, diusia yang masih terbilang sangat belia. Ia kehilangan kedua orang tuanya, setelah mengantarkannya pergi sekolah. Mereka terlibat kecelakaan tunggal, yang mengakibatkan Ibu serta Ayahnya, meninggal di tempat. Sungguh nahas, bukan? Bukan hanya itu saja, kejadian malang tersebut terjadi. Lalu, setelah beberapa bulan kemudian, semua aset yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, terpaksa disita akibat kelalaian yang sama sekali tidak mereka perbuat. Kini ia dan kedua adiknya harus tinggal di tempat sederhana, tidak ada sanak-saudara yang mau membantunya. Mereka gelap mata, dan tidak mencari keberadaan Bagaskara, Nabastala, serta Anila.
Bagas adalah nama panggilannya, laki-laki tampan dengan segala tingkah keusilan yang sangat di luar batas orang normal. Memiliki fitur wajah yang membuat para gadis iri, bagaimana tidak, lelaki itu bisa cantik dan tampan, dalam waktu bersamaan. Julukannya adalah, 'Pretty Boy.' Ia terpaksa meninggalkan bangku kuliahnya, demi bekerja dan menafkahi kebutuhan kedua adiknya. Dirinya bisa saja mengambil kelas karyawan, tapi itu akan repot. Beruntung karena adik keduanya mendapat beasiswa dari sekolah yang cukup terkenal, hal itu membuat bebannya sebagai kakak tertua, berkurang meskipun itu hanya sedikit. Setiap kali melihat anak lain yang bisa merasakan bangku kuliah, hatinya sakit. Jujur, ia iri. Tapi biar bagaimana juga, pendidikan kedua adiknya yang harus ia fokuskan sekarang. Tidak boleh egois, dan harus bersikap lapang. Meskipun sangat sulit.
- Nabastala Angkasa, sama seperti Bagaskara. Gadis cantik ini memiliki arti nama yang sangat indah. Ia adalah anak kedua dari keluarga Angkasa, kecelakaan nahas yang menimpa kedua orang tuanya itu, membuat dirinya menjadi lebih sering marah, pendiam, dan susah sekali didekati. Gadis tempramen yang kini menginjak kelas tiga, di Sara High School. Sekolah yang cukup bergengsi, dan banyak menampung anak-anak dari keluarga terpandang. Di sekolah ini pula, para murid berbakat berkumpul. Serta sekolah ini pula, yang menjadi incaran siswa-siswi di luaran sana. Karena seleksinya yang begitu ketat.
Oh, mungkin kalian bertanya-tanya, mengapa Nala bisa melanjutkan sekolahnya, sedangkan mereka tidak memiliki uang sepeserpun. Jawabannya sudah ada pada perkenalan bersama Bagaskara, tapi mari kita bahas lebih mendalam. Itu karena ia mendapatkan beasiswa dan menerima keuntungan dari beasiswanya tersebut. Ia hanya membayar 30% uang sekolahnya, dengan jaminan, ia tidak boleh turun peringkat dari sekolah tersebut, dalam artian, ia harus terus menempati posisi lima besar, dan harus mengharumkan nama sekolahnya dalam setiap olimpiade berlangsung. Sungguh menyiksa bukan? Itulah yang Nala rasakan saat ini. Bisa saja, dirinya bersekolah di sekolah biasa, tapi itu tidak menjamin apapun. Dan jika dirinya bersekolah tanpa beasiswa, ia tidak ingin membuat abang tertuanya kesusahan. Setiap malam, ia bisa mendengar suara tangisan Bagaskara, dan itu sangat membuatnya sakit. Sepulang sekolah, ia harus mengikuti les rutin setiap hari. Jika memiliki waktu senggang, ia akan berkerja paruh waktu, untuk membantu keuangan keluarganya. Bekerja apapun itu, yang penting bisa menghasilkan uang untuk dirinya sendiri maupun keluarganya. Tanpa ada yang tau, Nala sebenarnya menjadi korban bullying di sekolahnya. Ia ditindas oleh beberapa anak, sedang anak lainnya tak berani membantu, karena pengaruh yang menindasnya lebih tinggi dibanding mereka.
- Anila Angkasa namanya, dia merupakan anak bungsu dari keluarga Angkasa. Sama seperti kedua kakaknya, ia pun memiliki arti nama yang sangat cantik. Anila, yang berarti angin. Kedua orang tuanya menamai mereka dengan nama-nama benda yang berada di langit. Bagaskara, Nabastala, Anila, yang artinya, jika tidak ada langit, maka angin serta matahari pun tidak ada. Dan kalimat itu, bisa dibolak-balik. Maknanya pun tetap sama. Bukankah itu adalah arti yang sangat bagus?
Nila, panggilannya. Gadis yang kini menginjak kelas tiga di SMP swasta, sekolahnya tidak terlalu high class dibanding Nala. Ia adalah gadis riang nan cerewet. Memiliki bakat modeling sejak dini, ditambah tubuh semampainya, sangat mempuni. Beberapa kali menjadi wajah majalah sekolah, karena parasnya yang sangat cantik. Bukan hanya parasnya, tapi kepribadiannya pun sangat baik. Membuat siapa saja, ikut terbawa menuju hal yang baik. Pembawaannya yang riang, membuat semua guru menyayanginya.
Adik bungsunya itu, sering kali menjadi sasaran empuk dari Bagaskara. Ia sering kali dijahili olehnya. Sedangkan Nala? Bagaskara merasa enggan, untuk menjahili adik keduanya itu. Karena sifatnya yang pemarah dan juga cuek terhadap sekitar. Tanpa dia tau, jika Nala sangat menyayangi keluarganya. Karena hanya mereka yang Nala punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sibling's [SUDAH TERBIT]
Romance⚠️CERITA LENGKAPNYA, HANYA TERSEDIA VERSI NOVEL, YA.⚠️ ⚠️Sudah tersedia di Shopee dan Tokopedia, ya guys.⚠️ Ini kisah Angkasa Sibling's, yang berusaha untuk menata kembali kehidupannya yang hancur karena ditinggalkan oleh kedua orang tua mereka seja...