♣️ Bab 22: Rumah Es Mengapung ♣️

17 2 15
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

'APA!?' teriak Chleo dalam hati, setelah melihat hasil patung es yang dipahat oleh Dean. Orang gila selanjutnya, setelah Rimora.

Dean memahat balok es yang dia beli menjadi wanita cantik bertubuh ramping dan seksi, sangat mirip dengan Prilia. Dean sengaja melakukannya, untuk memperkenalkan kekasihnya yang cantik pada warga London. "Aku menjadi pria yang beruntung, karena memiliki kekasih cantik nan seksi seperti inspirasi dari patung ini."

Memang tidak senonoh, sehingga Dean mendapatkan nilai nol dari ketiga juri terkecuali Gayora. Wanita itu suka dengan keelokan dan tubuh ramping dari patung hasil pahatan Dean, dia memberikan nilai 10 dan itu nilai terbesar sejauh ini.

"Mikaelis, kita pasti bisa menang 'kan?" tanya Chleo.

"Tentu saja, kita akan lihat nanti."

***

Setelah melewati banyaknya peserta lomba, akhirnya tiba giliran Mikaelis dan Chleo untuk mempersembahkan mahakaryanya. Dengan bantuan Dastin dan 2 anak buahnya, mereka memasang tirai untuk menutupi hasil pahatan Mikaelis. Pelayan itu tiba di tengah panggung, sedangkan Chleo hanya menunggu di bawah sana karena tidak ingin repot.

"Hadirin sekalian, izinkan saya mempersembahkan mahakarya agung ini pada warga London yang beruntung menyaksikannya. Mahakarya ini, tidak akan ada lagi di dunia untuk kedua kalinya dan akan membuat Anda sampai lupa mengedipkan mata."

Mikaelis memberikan kata-kata pembuka singkat yang mampu membuat penonton menjadi penasaran, mahakarya dari peserta terakhir ini, akan menjadi mahakarya paling memukau sesuai deskripsinya. "Silahkan tarik tirainya!" perintah Mikaelis.

Dastin dan 2 anak buahnya segera menarik tirainya, terlihatlah mahakarya seindah surga. Seperti dibuat oleh tangan dewa, Chleo tersenyum bangga dari bawah panggung. Mikaelis membeli 10 balok es untuk memahatnya dan menggabungkannya menjadi satu, tidak tanggung-tanggung. Pelayan itu memahatnya menjadi sebuah rumah, ukurannya pun bukan ukuran mainan rumahan.

Tapi sebesar rumah sungguhan, meski tidak sebesar rumah Chleo. Mikaelis membuatnya sedikit lebih kecil, tapi manusia bisa memasukinya walaupun tidak bisa beramai-ramai. Rumah yang lengkap dengan pintu, 2 buah jendela di kiri dan kanan. Tak lupa juga, Mikaelis menambahkan cerobong asap di sekitar atapnya. Terdapat mercusuar mini di samping cerobong asap yang dapat ditempati oleh 2 orang saja.

Rumah es pertama yang dipahat oleh manusia dalam waktu kurang dari setengah hari, tangan Mikaelis seperti dialiri kekuatan dewa. Tapi dia sering mengakui bahwa dirinya hanya pelayan biasa, membuat orang berpikir jika dia bukan pelayan biasa dan punya bakat terpendam yang wajib ditunjukkan pada dunia.

"Rumah es ini, saya namakan, Van Brixton. Di dalamnya, ada banyak mebel yang juga terbuat dari es dan tangga menuju mercusuar di samping cerobong asap itu. Rumah ini bisa dimasuki siapa saja, tapi maksimal hanya 4 orang. Para juri silahkan untuk melihat isinya, jangan hanya menilai dari luarnya saja. Saya pastikan, pengalaman kalian menjadi juri kompetisi memahat es, akan berkesan."

MajesticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang