Chapter 1 : PART 6

10 6 0
                                    

Suasana pagi terlihat dengan diiringi kicauan burung tepat di jendela besar kamar Alexis.

"Apa kau sudah punya rencana mau kemana?" tanya Alexis.

"Wah.. apa kau sudah mengusirku?" tanya Elysia kembali.

"Bukannya begitu, aku hanya mau memastikan, kau tahu kan pendapatanku cuman sedikit, untuk membiayai diriku saja susah, apalagi tambah kamu." Ucap Alexis dengan wajah mengejek.

"Yah sudah, ajari aku cara mendapatkan uang." Jawab Elysia dengan percaya diri.

"Kerjalah, masa gitu aja nggak tau."
"Aahh.. aku tahu," Tegas Alexis dengan senyuman nakal diwajahnya.

"Kamu tahu apa?" tanya Elysia.

"Kemarinkan kamu bisa numbuhin pohon nih, kamu bisa numbuhin bunga juga nggak? Lumayan, kita bisa jadi penjual bunga untuk menambah penghasilan." Ajak Alexis sambil berjalan mendekati Elysia yang sedang duduk dikursi kamar miliknya.

"Kalau aku numbuhin bunga, apa aku bisa tinggal disini?"

"Yah tentu aja bisa, nanti kamar sebelah aku bersihin untuk jadi tempat tidur kamu, yang jelas kamu juga harus bantu bersihin. Gimana? Mau nggak?" tanya Alexis.

"Mmmmm oke deh." Jawab Elysia dengan cepat.

"Waahh.. Baiklah, kalau begitu kita mulai dengan membersihkan tempat tidurmu, biar aku tidak tidur disofa lagi." Ajak Alexis dengan raut wajah gembira dan semangat.

"Harus mulai sekarang?" tanya Elysia.

"Iya harus dong. Dikamar itu perabotannya sudah lengkap, tinggal dibersihin aja. Oh iya, kayaknya kamu harus ganti baju kamu deh, dari kemarin aku lihat." Ucap Alexis terhenti saat Elysia merubah pakaiannya seperti pakaian Alexis saat itu yaitu kaos oblong berwarna putih dan celana trening pendek berwarna hitam.

"Kenapa kamu?? Aah sudahlah, toh ini juga pakaian santai, ah tapi lain kali jangan langsung merubah pakaian seperti itu didepan orang-orang, nanti kamu dikira penyihir lagi" jawab Alexis seraya membuka pintu kamar yang sudah dipenuhi debu tersebut.

"Kamu terlihat sangat familiar dengan perubahan-perubahan seperti ini." Ucap Elysia yang hanya ditanggapi senyuman dari Alexis.

*****

Sementara itu di Tribus Locus. Sebuah pintu gerbang dengan dinding besar yang disampingnya dialiri air terjun dari balik batu besar serta pohon hijau rindang membentang luas. Dibalik dinding memperlihatkan beberapa batu bening yang dialiri air, pintunya terlihat ditutupi kaca putih sehingga tak seorangpun bisa mendengar percakapan orang-orang yang berada di Tribus Locus.

"Sepertinya berita kali ini sangat penting Anthony, sampai Rex Alba menyuruhmu untuk datang langsung kesini menemuiku." Ucap Priceps Tribus/ketua kaum Finned Human.

"Hormat Priceps, Rex Alba menyuruhku untuk menjemput si anak terpilih." Ucap Alexis dengan tundukan kepada Priceps Tribus/ketua kaum Finned Human.

"Claude?"

"Iya Priceps Tribus"

"Apakah Rex Alba tidak memberikan perintah lain selain itu?"

"Tidak Priceps Tribus" jawab Anthony.

"Baiklah.. sepertinya ia ingin melihat langsung Claude dan mungkin saja ia akan memberitahukan apa yang telah terjadi dengan penerus Nubibus. Tunggulah, satu prajuritku akan datang Bersama dengan Claude." Ucap Priceps Tribus Finned Human dengan bola mata hitam yang berubah menjadi silver lalu memerintahkan satu prajuritnya untuk memanggil Claude.

NUBIBUS (Pertarungan di dua dunia berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang