KRISAN PUTIH [END]

(5). Musim Dingin

🌻🌻🌻

Setiap yang hilang, akan dikenang, dengan cara masing-masing. Entah lewat sebuah lagu, atau lewat do'a, yang tak pernah berubah baitnya.

- Krisan Putih-

¤¤¤

(Januari 2018)

Tanggal pada kalender menunjukkan minggu ketiga di bulan Januari. Jam diatas meja menunjukkan pukul tujuh pagi lebih tiga menit. Tak banyak hal yang bisa dilakukan, selain berdiam diri dirumah, karena diluar terlalu dingin.

Di sudut kamar, di meja belajarnya, Handaru membolak-balik buku pelajaran sejak satu jam yang lalu, mencoba mengumpulkan fokusnya untuk menyiapkan ujian semester saat sekolah sudah dimulai lagi nanti.

Sejak terbit, tak banyak cahaya matahari yang bisa masuk melalui jendela kamarnya, sebab hari ini sama seperti kemarin-kemarin, mendung, yang sebenarnya sangat mendukung untuk kembali merebahkan diri dan menarik selimut dibandingkan berkutat dengan buku-buku pelajaran yang tebal itu.

River Flows In You - Yiruma terputar tanpa sengaja disana, membuat Handaru pelan-pelan menyandarkan punggungnya, memejamkan mata, meresapi lagunya, mengingat seorang yang sudah tiada. Seseorang yang sangat menyukai setiap nada di musik yang sedang terputar disana.

Beberapa memori yang telah lalu ikut terputar kembali di kepalanya, ada saat-saat dimana ia merasa "bersalah", ada juga saat-saat dimana ia merasa "sangat bersalah". Selebihnya, hanya rasa sakit yang ada.

Tak berselang lama, setelah berganti ke lagu berikutnya, Handaru sesegera mungkin menyadarkan diri, kembali menegapkan kedua bahunya, mengusap wajahnya, meminum secangkir kopi yang sudah mulai dingin, lalu kembali menatap angka-angka di catatan matematikanya.
.
.
.

( Di sudut Seoul yang lain)

(Tok ...tok...tok...)

"Nak, boleh Ibu masuk?" ucap sang ibu didepan kamar.

"Iya Bu, boleh"