Balas dendam Abizar

53.2K 2.9K 170
                                    

Terik sinar matahari di siang hari yang masuk melalui jendela kaca tidak membuat Flo merasa terusik dari tidurnya. Selimut tebal tampak menggulung tubuhnya.

Tiba-tiba terdengar suara derit pintu yang dibuka oleh seseorang. Dia adalah Arnold. Laki-laki itu berjalan masuk ke kamarnya dan menghampiri Flo yang masih asik bergelung di dunia mimpinya.

"Wake up, little wife." ujar Arnold sembari tangannya menyibakkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Flo.

Flo tidak merespon sama sekali. Dan itu membuat Arnold sedikit gemas. Kalau saja hari masih pagi, mungkin Arnold akan membiarkan Flo tertidur. Tapi, sekarang sudah siang hari, waktunya gadis itu mengisi asupan nutrisi.

"Sayang." panggil Arnold mendayu.

"Ayo, kamu belum sarapan loh." seru Arnold. Ia mengusap pelan kepala Flo dan turun ke bahunya.

"Flo." panggil Arnold lagi.

Flo yang merasa tidurnya terusik langsung berdecak pelan. "Aku masih ngantuk." jawab Flo serak khas orang bangun tidur.

"Kamu boleh lanjut tidur. Tapi, nanti setelah makan siang dan mandi."

"Nanti aja. Mager banget ini." tolak gadis itu.

Tidak kehabisan akalnya, Arnold langsung menyibakkan selimut yang menggulung tubuh istrinya. Kemudian ia menyelipkan satu tangannya di lipatan lutut dan juga punggung belakangnya. Arnold membawa gadis itu ke dalam gendongannya. Ralat, bukan gadis, melainkan wanita.

Flo terdengar merengek saat Arnold menggendong dirinya dan membawanya ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, laki-laki itu langsung mendudukkan istrinya di pinggiran meja wastafel.

"Sikat giginya dan cuci muka. Mandinya biar nanti aja." pesan Arnold sambil mengambilkan sikat gigi yang masih tersegel di dalam bungkusnya.

"Tadi aku udah mindahin semua barang kamu. Itu masih ada di lantai bawah." lanjut Arnold sembari memberikan pasta gigi di atas sikat giginya, kemudian memberikannya kepada istrinya.

"Kumur-kumur dulu." Arnold juga memberikan satu gelas air untuk istrinya.

Flo hanya bisa menurut dan melakukan apa yang diperintahkan oleh suaminya. Setelah menggosok giginya, Flo berniat turun untuk mencuci wajahnya. Namun, saat ia menginjakkan kakinya ke lantai, Flo langsung meringis dan refleks memegang lengan Arnold sebagai penopang agar tidak terjatuh.

"Perih, Om." tutur Flo. Ia bahkan mencengkram lengan suaminya untuk menyalurkan rasa sakit di area intinya.

"Maaf ya. Nanti kasih obat lagi biar sakitnya reda." balas Arnold. Ia berpindah ke belakang tubuh Flo dan langsung memeluknya dari belakang. Tangannya melingkar di perut Flo dan sesekali mengusapnya lembut.

Flo hanya menganggukkan kepalanya. Setelah mendiamkan dirinya barang sejenak, Flo langsung menyalakan kran air wastafel dan membasuh wajahnya.

Sambil Flo membasuh wajahnya, Arnold menjangkau sabun wajah yang berada di dalam sebuah lemari dan memberikannya kepada istrinya.

Begitu selesai, Arnold juga bahkan membantu Flo mengeringkan wajahnya menggunakan handuk wajah. Lalu, laki-laki itu kembali menggendong Flo keluar dari kamar dan menuju dapur.

"Abizar mana, Om?" tanya Flo teringat akan teman sekaligus anak tirinya.

"Ada di dapur." jawab Arnold. Flo hanya menganggukkan kepalanya. Tangannya melingkar indah di leher Arnold dan kepalanya ia letakkan di dada bidang laki-laki itu.

Sesampainya di dapur, Flo melihat sosok Abizar yang duduk termenung di kursi meja makan. Sorot matanya terlihat lesu dan kantung matanya berwarna sedikit gelap.

Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang