Ahehehe

5.9K 557 66
                                    

Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada  : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life! :






Ehehehe canda ya, jangan di jadiin sop dong Sayurnya🥺 nanti yang lanjutin cerita siapa kaka😚













"Terima kasih oppa...terima kasih baby..."


































"Nona Kim, bisa lihat jari saya? coba gerakan mata anda mengikuti gerakan jari saya"




Mata Winter bergerak mengikuti jari dokter membuat semuanya bernafas lega. Winter kembali.




Dokter kaget karena ini termasuk cepat, bahkan operasi besar sadar dengan cepat hanya butuh waktu 26 jam untuk sadar.



Namun sudah pasti efek operasi sekarang terasa. Winter lemas dan tidak dapat berbicara bahkan ia hanya sesekali membuka matanya untuk menatap Karina dan keluarganya.





Winter kembali memejamkan matanya. Karina terus memegang tangan Winter yang sesekali bangun hanya untuk memberikan dirinya senyuman dan tatapan lalu kembali memejamkan matanya.




Giselle menatap Winter yang sudah sadar itu dengan senyuman. Ia masih ada kesempatan memperbaiki semuanya.





Winter pejamkan matanya hingga akhirnya ia benar benar tertidur karena lelah. Karina terus menemani Winter membiarkan gadis itu beristirahat namun memastikan bahwa ia ada disini.






Cklek!




Ningning masuk kedalam ruang rawat Winter lalu berjalan kearah Giselle dan membisikkan sesuatu. Giselle lalu menatap Karina iba, hingga akhirnya Giselle keluar bersama Ningning.






°°°




Tiffany di bawa ke UGD, dokter dokter mulai cepat menangani atas perintah Eric Kang, pria itu murka saat ini.



Seulgi juga murka, pria itu menghubungi semua koleganya untuk tidak bekerjasama dengan SJ Group.




Eric juga mengirim orang untuk membawa pulang Lee Donghae dan Lee Jeno dari Hongkong saat ini.



"Om, tante Fany gimana?" tanya Giselle yang baru datang.




"Sudah di bawa ke UGD dan di tangani, bahunya patah, Aeri" jawab Seulgi. Giselle memejamkan matanya mendengar itu.




"Bagaimana bisa? apa tante jatuh dari tangga atau bagaimana?" tanya Giselle kaget.


"Di pukuli, sama suaminya" jawab Eric langsung menatap Seulgi.



"Kita sudah hubungi kepolisian Hongkong, akan ada penggeledahan besar juga anak buah papa. Kamu fokus sama nyonya Fany sama Minjeong, pikirkan cara menjelaskan ke putrinya. Kasihan dia sedang hamil, beri perhatian sama keadaannya juga! Mama akan kesini nanti untuk jenguk Minjeong" ucap Eric.




"Iya pah, Joohyun besok baru akan Seulgi ajak kesini. Dia masih shock, semoga dia bisa tenang setelah kabar bahagia Minjeong sudah kembali" ucap Seulgi.




"Ini keajaiban, mukjizat. Kita harus donasi lagi Seulgi, siapkan itu! Papa pergi dulu" ucap Eric yang di angguki setuju oleh Seulgi.




"Om, daddy Aeri mau bicarakan soal om Siwon nanti malam sama om, apa bisa?" tanya Giselle setelah mendapatkan pesan dari ayahnya.






"Bisa, nanti kita ketemu di Cafe depan saja" ucap Seulgi.





°°°



Mata Minjeong mengerjap, jam di dinding menunjukan pukul 4:52 pagi. Winter selalu bangun di jam segitu.




Winter tatap Karina yang tertidur di sebelahnya sambil duduk. Winter mengusap kepala Karina lembut sambil memejamkan matanya membuat Karina akhirnya tersadar dari tidurnya.




"Goos.... mo...rning..." ucap Winter pelan.



Karina yang mendengar itu langsung tersenyum untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Namun saat ia tertawa kecil air matanya ikut jatuh.




"Morning...hubby..." jawab Karina.



"Why...cr..ry...? am... I... hu..hurt...you..?" tanya Winter pelan.



"I thought I'm loosing you..." jawab Karina.



"I...ain't...go...go...ing...an...ny...whe...re" ucap Winter.




Karina tertawa kecil namun air matanya semakin jatuh. Winter terdiam pelan dan hanya menghapus pelan air mata di pipi Karina.



"I'm...str...rong...baby...save...me..." ucap Winter.



"Gimana bisa?" tanya Karina mendengarkan Winter.



"Ba...by...is...a...gi...girl...she...ta...ke...me...ba..back...her...li...ttle...fi...ngers..." ucap Winter.


Karina semakin menangis, cerita Winter ia percaya. Entah mengapa ia percaya, ia percaya akan itu. Terdengar seperti dongeng dan halusinasi akibat koma, namun ia percaya itu benar.




"Gimana baby? dia cantik?" tanya Karina.


"Ma...ta...can...tik...persis...ma...manya...i think...mu...kanya... ben...tuk... muka... mi... rip...bu...bunya" ucap Winter.



Karina semakin menangis di sela tawanya, ia sangat berharap apa yang di ucapkan Winter benar. Anak mereka akan mirip dengan Winter, bentuk muka setidaknya anak ini akan mewarisi sifat bubunya..




"Ji...min..."




"Iya, aku disini..." ucap Karina.



Winter langsung mengambil tangan Karina, ia bawa ke wajahnya dan ia kecupi punggung tangan Karina.


"I...lo...ve...you..." ucap Winter.



"I love you too..."


"I...ne..ed...you..."


"I need you too..." jawab Karina lagi.


"I...li...ve...for...you...I...can...nt...see...my...self...wi...tho.. thout...you" ucap Winter.



"Minjeong-aa..."




"Li...ve...wi...th...me...sam...pai...ak...ku...gak...ber...na...fas...lagi..." ucap Winter.

















"In the name of the Father, Son and The Holy Spirit" ucap Winter dalam hati sebelum akhirnya....

















"Wi...wi...will...you...ma...marry...me?"























To be continued~

Ini episode 58 ya kaka😚 masih lanjut kok, draft Sayur masih banyak

Terima kasih sudah membaca🙏🏻

I'm Sorry that I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang