❄'𝙺𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚊𝚗.³³

79 11 0
                                    

༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻

Mrs Flare sedang bersih-bersih kamar milik anaknya, Blaze. Daripada ia terdiam disana hanya untuk merenungi kesalahan masa lalunya, ada baiknya ia membersihkan kamar yang sudah tidak dihuni itu. Mainan-mainan milik Blaze akan ia sumbangkan ke panti asuhan.

Toh, sekarang sudah tidak ada pemiliknya. Kalau dulu mainan ini bisa saja jatuh hak miliknya pada Ice. Tapi mereka sama sekali tak mengizinkannya. Padahal Ice juga tidak ada niat secuil pun untuk memilikinya.

Sepulang dari pemakaman Ice, memang mereka sengaja mengunci pintu agar tidak ada warga yang datang dan memberi belasungkawa. Mereka masih belum siap akan kenyataan itu. Mereka perlu menenangkan diri sejenak. Bohong sekali alasan mereka untuk pergi dari makam dan mempersiapkan acara yasin tahlil. Padahal mereka hanya tidak kuat bertahan disana.

Mereka merasa tak pantas ikut menjejakkan kaki di area peristirahatan terakhir putrinya. Memang mereka menolak kenyataan bahwa Ice juga perlahan tewas karena ulah mereka. Tapi memang itulah faktanya. Fakta pahit yang harus mereka telan bulat-bulat.

Sruk!

Ada kertas yang terjatuh dari laci meja belajar milik Blaze. Mrs Flare memungutnya, ia membaca kertas itu secara seksama. Itu adalah sebuah kertas panduan cara penggunaan. Yang ditujukan pada suatu boneka.

Boneka itu adalah bonek paus biru milik Ice. Sejak kapan sebuah boneka diberi panduan penggunaan? Seingat Mrs Flare di boneka hanya sebatas izin dari pemerintah dan cara pencucian yang benar. Tak ingin semakin penasaran Mrs Flare mencermati petunjuk itu.

Aha! Disini dituliskan bahwa dalam boneka ini diselipkan suatu perekam suara. Perekam itu akan otomatis merekam suara disekitarnya begitu ditekan bagian tertentu. Pantas saja Ice selalu membawanya kemana-mana pikir Mrs Flare.

Namun, jika petunjuk ini benar demikian. Artinya boneka itu masih menyimpan suara milik anaknya. Entah kenapa, tapi Mrs Flare sangat penasaran terhadap apa yang direkam oleh Ice.

Sesegera mungkin beliau menuju kamar Ice. Beliau membuka pintu kamar itu. Disana terlihat boneka paus yang setia menanti pemiliknya pulang ke rumah. Sayangnya kali ini paus itu harus berpisah dengan pemiliknya.

Mrs Flare duduk di ranjang Ice. Beliau mengambil paus itu. Mengikuti instruksi dari kertas panduan yang ada di tangannya.

"Wah! Terimakasih banyak, Kak! Akan Ice jaga boneka ini baik-baik!"

Satu suara terdengar. Suara itu membuat Mrs Flare terenyuh. Suara serak penuh kebahagiaan itu, adalah milik putrinya. Beliau bahkan sudah tidak pernah mendengarkan ungkapan kebahagian milik Ice.

Mrs Flare menekan kembali rekaman tersebut. Beliau masih ingin mendengar apa yang Ice rekam di dalam sini.

"..."

Suara-suara aneh keluar dari dalam sana. Mungkin saat itu Ice tidak sengaja menekan bagian perekam itu. Namun, mengingat Ice bukanlah anak ceroboh seperti Blaze, ia tak mungkin melakukannya sampai berulangkali. Kecuali memang Ice tidak tahu fungsi boneka ini yang sebenarnya.

Ini masih dugaan saja, tapi fakta bahwa Ice tidak mengetahui fungsi boneka ini dapat diperkuat dari segala hal. Satu, petunjuk ini tersimpan di kamar Blaze. Ice sudah jarang bermain ke sana semenjak kakaknya masuk SMP. Katanya ia takut tidak sengaja merusak tugas yang Blaze buat dengan susah payah.

Dua, Blaze adalah tipe orang yang selalu mengembalikan barang kepada pemiliknya. Andaikata petunjuk ini jatuh dan ini milik Ice. Ia pasti akan segera mengembalikannya.

Tiga, mereka selalu keluar dengan membawa boneka ini. Katanya untuk di cuci rutin. Tapi faktanya boneka Ice yang lain tidak pernah mendapatkan treatment sampai seperti ini. Ditambah lagi kemungkinan perawatan ini untuk ganti baterai dan semacamnya. Tapi setiap kali mereka keluar yang inisiatif keluar selalu Blaze, bukan Ice. Jika Ice tahu boneka itu spesial, ia tak akan seteledor itu melupakan jadwalnya.

❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang