WARNING! 3.6K words, male lactation, mention of mpreg, dry humping, thigh job, lokal dirty words. Chapter ini mengandung kata kata kotor, umpatan dan bahasa non baku yang mungkin tidak cocok bagi sebagian pembaca. Silahkan tinggalkan cerita ini sesegera mungkin jika tidak cocok. Terima kasih.
Tengah malam, disaat semua orang tertidur lelap, seorang laki laki masih terjaga dengan seorang bayi berumur 5 bulan digendongannya menangis tanpa henti.
Janghyun, nama sang laki laki yang tengah mencoba menidurkan bayinya──yena, yang sejak tadi menangis hingga membuat serim dan wonseok ikut terjaga, membantu janghyun walau hasilnya sama saja. Yena masih tetap menangis.
Semua cara sudah janghyun coba, mulai memberi susu, dinyanyikan lagu, diayun ayunkan pelan, diganti popok. Namun tetap saja yena menangis, membuat janghyun sedih dan merasa gagal menjadi ayah yang baik.
Kesampingkan lelah dan kantuknya, janghyun terus berusaha tenangkan yena "yena sayang, bobok ya bobok"
Serim dan wonseok tidak tega melihat janghyun yang kantung matanya kentara sekali. Sudah lelah bekerja di siang hari, malamnya pun tidak bisa beristirahat karena harus mengurus yena. Mereka berdua ingin membantu, tapi rasanya malah menambah beban janghyun saja.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, tiga pasang mata di dalam kamar langsung menoleh ke arah pelaku pembuka pintu yang terlihat terkejut dan malu.
"Oh, sorry, tadi gue denger suara bayi nangis. Makanya gue nyoba cari sumber suaranya,"
"Sorry, seok, kalo bikin lo gak nyaman. Yena lagi rewel dikit," janghyun tersenyum tidak enak pada hyungseok yang terbangun akibat tangisan yena. Padahal ia yang mengajak hyungseok untuk menginap, tapi malah jadi runyam begini.
"Gapapa, hyun" dekati janghyun, hyungseok tatap yena yang masih betah menangis "boleh gue coba tenangin yena?"
"(Lo) bisa?" tanya wonseok dan langsung disikut serim ditambah lirikan tajam. Bukannya kenapa, tapi sepengelihatan wonseok, hyungseok tidak memiliki tampang yang bisa menenangkan bayi.
"Boleh,"
Kini, yena berpindah ke hyungseok. Diayun ayunkannya pelan dan ditepuk tepuknya yena agar tenang.
Perlahan, tangis yena mereda. Bayi 5 bulan itu tatap hyungseok dengan mata bulatnya yang berbinar, tangan mungilnya terulur, sentuh dagu hyungseok.
Janghyun dan serim yang melihatnya lega, akhirnya yena tenang. Sedangkan wonseok malah tidak percaya. Ternyata hyungseok berhasil menenangkan yena.
"Gemes bangeeet," biarkan yena genggam jari telunjuknya, hyungseok berusaha setengah mati untuk tidak mencium pipi gembil yena. Bayi didekapannya ini terlalu imut untuk tidak dicium kalau saja tidak ingat kalau janghyun bisa membunuhnya karena main cium sembarangan.