BULANRADIT
"RADITTTT!! KENAPA MAKANAN GUE LO HABISIN?!" Radit terkiki geli saat melihat sahabatnya memarahinya dengan wajah merah.
"Radit! Bubur ayam gue kenapa Lo habisin sih?!"
"Aku laper banget lan," jawab Radit membuat Bulan mendengus.
"Idih aku-aku!"
"Terus apa dong? Sayang? Atau ayang?"
"Raditt!! " Teriak Bulan penuh emosi dan dibalas tawa menggelegar oleh Radit.
"Radit---?! lo ngeselin banget sih anjirr!" Bulan menggulung lengan bajunya dan menatap Radit dengan tatapan nyalang.
Radit menatap Bulan bingung," mau ngapain lo nyet?"
Bulan menatap Radit penuh emosi dengan tangan terkepal. Radit bergidik ngeri lalu beranjak dari duduknya, Radit berlari ke ruang tamu dengan tatapan matanya yang menyorot Bulan dengan ngeri.
"Radit ... ,sini Lo! Gue cekik leher Lo sekarang juga di sini!" Pekik Bulan sambil berlari mengejar Radit.
"Huaaaa! Tante Bulan mau cekik leher Radit huaaa!" Teriak Radit dengan suara ketakutannya yang dibuat-buat, lalu dia tertawa.
"DASAR MONYET!!" Pekik Radit lalu menyulurkan lidahnya pada Bulan.
Bulan berjalan semakin dekat ke arah Radit yang tersudut dipojok ruang tamu. Bulan tersenyum smirk. Radit semakin mundur namun tidak bisa karena punggungnya sudah benar-benar mepet.
"Mau kemana lagi Lo hah?" Bulan berjalan semakin mendekati Radit hingga jarak yang tersisa semakin tipis.
Tak lama suara langkah kaki wanita paruh baya yang baru keluar dari arah dapur. Membuat Radit langsung menoleh ke arah wanita paruh baya itu dengan ekspresi wajah yang tidak bisa diartikan.
"Aduhh!" Radit menoyor jidat Bulan dengan tidak berdosanya membuat kepala Bulan terhuyung kebelakang.
Radit menyenggol bahu Bulan lalu ia berlari ke wanita paruh baya itu langsung menyembunyikan tubuhnya di belakang wanita itu, kemudian memunculkan kembali setengah kepalanya.
"Radit, kamu kenapa sembunyi di belakang Tante?," tanya bunda Anna heran.
"Radit mau sembunyi tante, biar nggak jadi dicekik sama Bulan." Ucap Radit yang masih sembunyi dibelakang tubuh Anna.
"Fitnah Lo anjir!"
"Lah emang kenyataan kok , Lo bilang gitu tadi kalau Lo mau cekik leher gue,"
"Kayaknya Lo perlu gue cepet-cepet mutilasi ya, dit. Biar cepet Lo ketemu kembaran Lo ke akhirat," final Bulan yang sudah sangat tertekan.
"TANTE, RADIT NGGAK MAU MATI DULUU!!" teriak Radit histeris dan memeluk pinggang Anna. "Tante Bulan serem banget .... "
Anna hanya bisa menghela napas panjang melihat pertengkaran mereka berdua. Ia memijat pelipisnya kesal dengan kelakuan anaknya dan anak sahabatnya yang sangat membuat Anna terus menerus bersabar dengan sifat kekanakan Radit dan Bulan.
••
Haii, terimakasih sudah mampir ke cerita aku yaaa. Spam next untuk upload selanjutnya ➡️
Tandai kalau ada typo ya teman-teman, jangan lupa vote juga.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya....
Follow Instagram:
wattpad.wulan
raditrevangga.al
bulanaudreyniadohaii cantik, mau nggak gue panggil sayang? Atau ayang?
- radit revangga aleandropose gimana pun gue tetep cantik
- bulan audreynia donia
KAMU SEDANG MEMBACA
BULANRADIT [REVISI]
Teen FictionSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW DULU YA ••• Bulan Audreynia Donia dan Radit Revangga Aleandro tumbuh dewasa bersama. Ya, mereka sudah bersahabat sejak mereka berdua umur 8 tahun dan keluarga mereka pun sudah dekat layaknya saudara. Akan tetapi seiring ber...