MAS ANSA - 01

3 1 0
                                    

Minggu, 14 Agustus 2022

Hari ini perayaan hari kemerdekaan di wilayahku. Kenapa tidak di tanggal 17? Karena di tanggal 17 bukan hari minggu dan kebanyakan panitia tidak libur. Jadi ditetapkan di tanggal 14 perayaan hari kemerdekaan meliputi jalan sehat dan lomba-lomba, malam 17 atau lebih tepatnya tanggal 16 malam diadakan acara tirakatan, dan di tanggal 20 baru puncak acara berupa pagelaran pentas seni.

Oh iya aku Ninda Alina Pratista, biasa dipanggil Ninda. 19 tahun dan masih kuliah semester 1 jurusan keperawatan. Gak ada yang istimewa dari aku sih. Ya seperti anak muda pada umumnya.

Hari ini aku agak ribet karena lagi-lagi aku jadi bendahara. Sebenernya gak akan terlalu ribet kalau ketuanya kompeten. Aku dan anak-anak panitia lain agak kesal sama ketuanya karena sangat-sangat tidak kompeten. Bahkan disetiap persiapan kemarin dia tidak datang. Huh mau gimana lagi sudah terlanjur.

Okay fokus, lupakan soal ketua yang menyebalkan. Pagi ini kita mulai dengan jalan sehat. Barisan paling depan ada mobil bak terbuka yang sudah dihiasi dan membawa sound system. Di belakangnnya ada barisan ibu-ibu yang besok akan ikut lomba gerak jalan tingkat kelurahan. Dan yang barisan selanjutnya ada warga dari segala usia.

Semua berjalan lancar walaupun tadi agak terkendala dengan anak konsumsi yang gak tau kunci rumah tempat konsum di letakkan. Tapi itu sudah teratasi. Tugasku tinggal ngikutin jalan dan ikut eksis di handphone orang-orang. Kalau cape jalan ya tinggal bonceng panitia yang pake motor. Enak sekali kan tugasku.

Nanti di belokan terakhir akan dibagiakan konsumsi dan penyobekan kupon undian untuk hari ini. Dan aku juga ikut membantu anak-anak konsum tadi. Pokoknya kalau ada panitia yang longgar harus saling tolong-menolong. Itulah prinsipnya.

Jalan sehat sudah selesai waktunya kita panitia untuk menyiapkan lomba. Sebagian ibu-ibu ada yang kebelakang untuk membuat makan siang, dan yang lainnya ada yang menyempatkan pulang dulu, dan ada juga yang menunggu. Lomba yang awal-awal ini mema g diperuntukkan untuk anak-anak terlebih dahulu. Sembari menunggu persiapan biar gak bosan Sebagian ada yang membagikan dorprize.

Sebagian di meja administrasi dan yang lainnya menyebar di lapangan. Sebenernya kepanitiaan ini gak terlalu banyak orang karena memang anak muda di wilayahku memang tinggal sedikit. Banyak yang sudah menikah muda. Bahkan yang perempuan tidak genap 10 orang.

Beberapa sudah siap dan aku meminta yang lain untuk siap-siap dan memulai acaranya. Aku memeriksa peralatan untuk lomba yang lainnya, hanya kurang balon.

"Ada yang tau balonnya ada di mana gak?" tanyaku pada anak-anak yang ada di meja administrasi.

"Habis buat ngehias kemarin," jawab Rahma.

"Okay thank you."

Aku kembali masuk dan melihat ada Mas Ansa di dalam sedang bermain handphone, "Mas, ayok beli balon."

"Ayok, ke mana?" tanya Mas Ansa sambil berdiri dan menaruh handphonennya di dalam saku celana trainingnya.

"Ke toko mainan deket SD depan itu lho."

"Yok."

Kita keluar lewat pintu samping. "Pake motornya siapa?" tanya Mas Ansa.

"Itu aja yang ada kuncinya, asal bawa aja ayok." Ya memang sudah menjadi kebiasaan di sini jika sedang ada acara kita bisa asal memakai motor yang kuncinya sengaja ditinggal di motor. Tidak perlu izin, karena jika izin kita akan membuang waktu untuk mencari pemiliknya. Toh jika kuncinya ditinggal itu berarti pemiliknya mengizinkan untuk siapapun itu memakai motornya.

Kita berangkat dan sepanjang jalan kita bercanda. Dia orangnya ternyata humoris banget. Entah kemana saja aku gak pernah notice tetanggaku yang satu ini. Selama ini aku hanya kenal nama aja sumpah, gak pernah ngobrol sama Mas satu ini.

Entah kenapa hari ini Mas Ansa seolah berada di sekitarku terus. Karena setiap aku minta tolong pasti yang berada di sampingku Mas Ansa. Bahkan saat makan siang tadi dia berada di dekatku.

Saat makan siang aku duduk dengan lima temanku yang lain di tikar yang Sebagian besar terisi alat-alat untuk lomba dan Mas Ansa ada di sebelahku. Menu makan siang kita hari ini adalah soto. Soto panas dipadukan dengan sambal dan gorengan. Tapi sayangnya aku sariawan di 3 tempat jadi tidak bisa menikmati makanan berkuah itu dengan nikmat.

Aku lihat Mas Ansa sudah selesai makan dan makanan di mangkukku seperti belum berkurang sedikitpun. "Ayok buruan dihabisin," ucap Mas Ansa. Entah aku saja yang kegeeran atau memang suara Mas Ansa memang bernada lembut sekali. "Sariawan, bantuin ngabisin," ucapku. Kirain bakalan ditolak eh Mas Ansa beneran bantuin aku makan dong. Dia ambil sendok dimangkuknya dan makan yang ada di mangkukku. Speechlees beneran aku.

"Ini udah tak bantuin banyak, buruan dihabisin," ucap Mas Ansa dan aku hanya manggut-manggut saja. Karena emang se-speechlees itu. Untung aja gak dicie-ciein sama yang lain.

Dan setelah istirahat makan siang acara berlanjut dan aku ikut di lapangan. Dan lagi-lagi yang sering aku maintain tolong Mas Ansa. Dia terus yang ada di sekitarku dan aku juga gak tau kenapa. Jam setengah 2 lomba-lomba sudah selesai tinggal panjat pinang untuk bapak-bapak dan pemuda.

Kalau kalian pikir aku akan mendukung mas Ansa. Oh tentu tidak, karena Mas Ansa sudah pulang karena jam 2 dia harus berangkat kerja. Selanjutnya korban yang aku mintain tolong yang berada di sekitar ku. Seperti biasanya. Eh Bay tolong, Ma tolong, pokoknya yang berada di sekitarku dan terlihat free.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MAS ANSAWhere stories live. Discover now