enam

10.2K 556 9
                                    

6. permen kapas (2)

____________________________________

Seperti perkataannya tadi saat di rumah, dua kaka beradik itu kini sedang membeli permen kapas, tepatnya di taman kota.

Ramai orang yang berkunjung di sana, sehingga banyak juga orang yang membuka usaha kecil seperti menjual jajanan kaki lima.

"Ini dek."

Renaya yang awalnya melihat sekitarnya menoleh sembari menyambut permen kapas yang di berikan penjualnya.

"Berapa, mang?" Tanyanya.

"Lima ribu aja, neng" Renaya mengangguk, dia memberikan uang berwarna biru pemberian Elvin.

"Kembaliannya ambil aja." ucap Renaya.

Penjual permen kapas itu menggeleng menolak.

"Kembaliannya banyak banget Neng".dia berniat mengembalikan tapi Rena menolak.

"Engga papa, Mang."

Mau tidak mau penjual permen kapas itu sangat berterima kasih pada Renaya.

Lima puluh ribu adalah pemasukan- nya setiap hari, tapi sepertinya malam ini dia akan mendapat penghasilan lebih banyak.

Renaya yang sudah membeli itu menggandeng tangan Elvin menuju kursi yang masih kosong.

Gadis itu sibuk mencomot permen kapasnya dengan tenang tanpa menghiraukan wajah Elvin yang masam

"Na, makan di rumah aja ngapa si? udah malem ini." Renaya menoleh pada Elvin.

"Bentar doang, mending nungguin gue sambil ikut makan nih permen kapas" Elvin yang mendengar tawaran Renaya mendelik.

"Bangke lo!" ucapnya memaki.

Rena hanya menggendikan bahu acuh saja. "Manis banget anjir, kaya gue." ucap Rena memuji permennya sembari terselip kenarsisan.

Rena mencubit permen kapasnya lalu mengarahkan ke mulut Elvin.

"Cobain deh, enak tau ka." Tawar- nya yang mendapat gelengan ribut dari Elvin.

"Gak!, gue gak suka manis." tolaknya.

Renaya melototkan matanya, tetap kekeh pada pendiriannya.

"Cobain gak?!" Elvin pasrah, dia membuka mulutnya merasakan sebuah kapas meleleh saat terkena air liurnya.

"Sarap lu bagian mana sih yang konslet? gak biasanya lu secerewet ini" ucap Elvin sedikit jengkel pada Renaya.

"Ngawur, lo aja yang gak tau gue gimana." sahut Renaya.

"Gimana gue mau tau, kalo lo ngebatasi diri sama keluarga sendiri."

Oke, Renaya terdiam. Dia tidak tau bagaimana sifat Renaya asli.

Jadinya dia menjadi dirinya sendiri di tubuh orang lain. Lagian, apakah sifatnya terlalu berlebihan?

"Maaf, gue gak bermaksud begitu.." Renaya menyesali perkataannya barusan.

Elvin hanya menghela nafas panjang. "Udah lupain, gue udah maafin sikap lo yang dulu." ucapnya.

Elvin melirik pada jam yang melingkar di pergelangan tangan- nya, dia bangkit dari duduk saat sadar jika hari semakin malam.

"Udah selesai?" pertanyaan Elvin di balas anggukan oleh Renaya.

Bahkan gadis itu juga sudah berdiri di sebelah Elvin. "Kita pulang, nanti di marahin papa" ucapnya.

Renaya tidak menolak. Seperti tadi, dia menggandeng tangan Elvin seakan sangat takut jika di tinggalkan oleh pemuda itu.

"Mama meninggal karna apa si ka?"

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang