CHAPTER 15

1.6K 59 0
                                    

Farel hanya diam mematung mencerna semua ucapan Reina, ia sama sekali tak bergeming.

"Yaudah gue pergi, dan tenang aja nanti gue yang akan suruh Laura kesini, lo nggak usah keluar karena masih sakit, jadi lebih baik lo istirahat," ucap Reina ntah sejak kapan air matanya mulai mengalir. Ia pun berniat berlalu pergi, namun pergelangan tangannya langsung dicekal oleh Farel.

Sedetik kemudian, Farel langsung menarik Reina kedalam dekapannya. Reina, tidak menolak dan juga tidak membalasnya. Ia hanya diam dalam dekapan Farel.

"Gue nggak akan biarin lo pergi setelah lo udah ngakuin perasaan lo," ucap Farel, yang masih setia memeluk Reina.

"Maksud lo, lo mau gue lihat kemesraan lo sama Laura? Lo mau balas dendam karena pas lo udah cinta sama gue, gue nggak balas cinta lo," cerocos Reina.

Farel mengurai pelukannya, dan mencium kening Reina singkat, dan kedua tangannya ia letakkan di kedua bahu Reina.

Cup!

"Ya nggak mungkin lah gue mau sama si Laura, kalo lo udah cinta sama gue. Walaupun lo belum cinta sama gue, gue bakal perjuangin lo, Rei," terang Reina.

"Trus semua ini apaan? Lo nyuekin gue, lo disini dirawat sama tuh mak lampir, trus tadi..... Gue nggak ngerti sama sekali," ucap Reina.

Farel menarik Reina dan mengajak gadis tersebut untuk duduk.

"Sebenarnya semua ini rencana si Risky. Masalah gue nyuekin lo dan si Laura itu juga bagian dari rencana," terang Farel.

"Rencana dengan tujuan apa?" bingung Reina yang masih tidak mengerti.

"Agar gue tau perasaan lo ke gue. Dan ternyata tebakan si Risky emang benar," kekeh Farel.

"Ternyata gue dijebak, Ihh lo nyebelin!" Reina memukul Farel dengan bantal sofa yang ada disampingnya.

"Awws! Ampun sayang, gue nggak akan ngulangin lagi," mohon Farel, tapi Reina tidak menghiraukan nya. Ia tetap melampiaskan kekesalannya terhadap Farel.

"Rei gue kan lagi sakit, masa lo mau tambah lagi sih," ucap Farel.

Reina langsung menghentikan aksinya. Ia menatap Farel.

"Sory gue lupa, abisnya si lo nyebelin," ucap Reina.

"Rei," panggil Farel.

"Kenapa? Ada yang sakit ya, aduh gue benar–benar minta maaf deh Rel," ucap Reina seraya menampakkan muka bersalah nya.

"Lo mau jadi pacar gue?"

"Lo udah tau jawabannya kenapa masih ditanya, sih."

"Gue mau lo jawab langsung."

"Mmm, gue mau jadi pacar lo,"

Farel kembali mendekap Reina dalam pelukannya, dan Reina pun tidak keberatan membalasnya.

"Sekarang lo istirahat, ok," ucap Reina seraya mbantu Farel menuju kamarnya.

"Sekarang lo tidur!" titah Reina, dan berniat keluar namun pergelangan tangannya dicekal oleh Farel.

"Mau kemana? Lo jangan pergi," ucap Farel.

"Gue nggak akan kemana-mana, gue cuma mau masak sebentar. Lo pasti belum makan, kan," ucap Reina dan diangguki oleh Farel.

Reina segera bergegas menuju dapur, ya walaupun ia agak risih dengan keadaan apartemen Farel yang sudah seperti kapal pecah.

"Astaaga,  baru sehari aja pemiliknya sakit, nih apartemen udah kayak gini. Nggak kebayang kalo si Farel sakitnya sebulan, bisa ancur nih apartemen," gumam Reina.

Ahirnya ia pun bergegas untuk memasak bubur untuk Farel. Jangan salah, urusan masak memasak Reina ahlinya, karena ia selalu membantu bi Inah saat memasak.

Setelah cukup lama bergulat dengan alat dapur, ahirnya Reina selesai dengan buburnya. Ia pun menghidangkannya kedalam mangkuk, tidak lupa ia juga membawa segelas air dan obat untuk Farel.

*******

"Rel, lo makan dulu. Trus lo istirahat, ya," ucap Reina seraya membantu Farel untuk duduk bersandar di kepala ranjang.

"Tapi lo suapin gue, baru gue mau makan," ucap Farel.

"Iya iya, gue suapin," ucap Reina.

Reina pun menyuapi Farel dengan dengan telaten hingga bubur itu tandas. Setelah itu ia memberikan obat untuk Farel.

"Sekarang lo tidur ya," ucap Reina lembut, Farel hanya mengangguk, ia pun mulai memejamkan kedua matanya.

Setelah Farel tertidur, Reina kembali ke dapur dan mulai membersihkan semua piring kotor disana. Setelah itu, ia kembali membersihkan apartemen Farel yang sudah benar–benar berantakan.

Satu jam sudah Reina membereskan apartemen Farel, ia pun langsung merebahkan dirinya di sofa panjang yang ada di sana. Mungkin karena terlalu lelah ia pun tertidur di atas sofa.

********
Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Farel bangkit dari tempat tidurnya, ia sudah merasa baikan karena sudah cukup istirahat dan obat yang diberikan Reina.

Ia pun mencari keberadaan Reina, namun ia tak menemukan gadis tersebut di kamarnya. Ahirnya ia pun mencari Reina ke dapur, namun disaana juga tidak ada.

"Rei!" panggil Farel.

"Lo dimana sih, Rei. Jangan buat gue khawatir deh," ucap Farel.

Farel masih tetap mancari keberadaan Reina, namun saat ia sampai di ruang tamu. Ia melihat Reina ya sudah terlelap di sofa.

"Capek banget, ya. Sampai ketiduran di sofa kayak gini," ucap Farel seraya mengangkat tubuh Reina ala bridel styel.

Ia pun membawa Reina ke kamarnya dan membaringkan gadis tersebut ke king size nya.

Cup!

Farel mencium kening Reina singkat.

"Maaf ya udah bikin lo repot seharian ini. Udah jagain gue, beresin apartemen gue lagi. Gue janji nggak akan pernah nyakitin lo, Rei," ucap Farel dan kembali memberi kecupan di kening Reina.

Setelah itu ia langsung mengambil pakaian nya di lemari dan bergegas menyelesaikan ritual mandinya.

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang