Mimpi yang Menjadi Angan

3 1 0
                                    

Teriakan-teriakan supporter yang mengema di seluruh stadion sedang meneriakkan nama-nama pemain dan calon pemenang yang akan memenangkan lomba skate pada siang hari ini.

"diberitahukan kepada saudara Syabilillah harap segera mempersiapkan diri untuk memasuki area perlombaan!.", Terdengar suara bariton menggema di seluruh stadion.

Terlihat seorang anak kecil laki-laki sedang tergesa-gesa berlari digandeng ibunya dengan satu pelatih yang setia mengikuti di belakangnya sambil memberi intruksi-intruksi kepada anak kecil itu. "Ayo mas Sabil itu udah dipanggil, cepetan bismillah dulu yaa.. minta doa sama Allah biar menang, semangat nanti kalo menang ibu bawa mas Sabil ke Candi Borobudur!.", Ucap sang ibu anak kecil itu yang menyemangati sambil menggandeng tangan anaknya menuju mulut area perlombaan.

Anak kecil yang bernama Sabil itu mempersiapkan diri dan mulai masuk ke area perlombaan. Langkah kecilnya mulai menuju ke arah depan juri untuk mulai memberi salam dan menyapa para penonton. Setelah bersiap, lagu "Into the Iland" mulai dimainkan dan Sabil mulai bergerak memutari area perlombaan dengan melakukan gerakan-gerakan yang sudah dia pelajari jauh-jauh hari. Gerakan kakinya yang sangat cepat mulai mengitari area tanpa takut jatuh dan terpeleset. Dia mulai menari nari, sampai pada puncak lagu Sabil mulai melakukan gerakan-gerakan utama dengan tarian yang indah dan penuh semangat. Gerakan double maupun triple axel pun sukses dia lakukan walaupun ada beberapa kali hampir terjatuh. Sampai pada penghujung lagu teriakan dari sang ibu, pelatih dan para penonton tak henti-henti berseru dengan kencang. Lagu "Into the Iland" pun berakhir dan Sabil sudah berada di tengah lapangan membungkukkan badan 90° dengan satu tangan kanan ia letakkan menyilang di dada bagian kiri tanda mengakhiri. Teriakan semakin gemuruh pun terjadi pada saat Sabil mulai melambaikan tangan pada juri dan penonton...

Next day~

"Sabil cape banget, boleh istirahat sebentar bu?" Ucap Sabil sambil terduduk dipinggir anak tangga candi Borobudur dengan meraih air minum dari tangan ibunya.
"Ini udah mulai nyampe puncak, kurang dikit lagi masa mas Sabil nyerah?, Ucap sang Ibu sambil terkekeh melihat kelakuan anaknya. Alhamdulillah Sabil menduduki juara 2 di perlombaan kemarin, sehingga sesuai janji ibunya dia akan akan mengajak Sabil untuk liburan. Hampir 6 bulan persiapan lomba ini dan di ikuti kegiatan sekolahnya yang padat akhirnya Sabil bisa liburan seperti anak-anak pada umumnya.

"Ibu dari tadi juga, istirahat terus, sambil ngeluh ke Sabil buat motong tangganya biar cepet sampe puncak.", Ucap Sabil memberi protes ke Ibunya yang di tanggapi gelak tawa.

"Ibu emang udah tua kali mas, makanya harus banyak istirahat. Mas Sabil kalo udah seumuran ibu juga bakal gini hahaa". Sambil mengikuti anaknya terduduk di pinggir anak tangga.

"Abis ini kita ke jalan ke Malioboro habis itu kita pulang ke rumah kakek ya mas". Seru Ibunya yang ditanggapi anggukan oleh Sabil.

Ibunya dan Sabil memang sudah 2 tahun terakhir hidup berdua dikarenakan ayahnya meninggal karena kecelakaan pesawat pada saat perjalanan kerja. Ibunya Sabil yang merupkan seorang PNS di bidang kesehatan yang lumayan sibuk rela menyempatkan waktunya untuk anak semata wayangnya meraih mimpi, dan menemani anaknya dalam masa-masa tumbuh kembangnya. Hari ini mereka pergi ke rumah kakek Sabil di Jogja untuk berlibur.

4 tahun kemudian~
Seiring berjalannya waktu mimpi Sabil untuk menjadi figur skater berubah pada saat kakeknya yang berada di Jogja sakit. Kakeknya berpesan kepada Sabil untuk masuk ke pesantren teman kakeknya. Disana Sabil bisa belajar banyak keran sekolah pesantren disana sangat modern bahkan tergolong tingkat international. Ibu Sabil pun mulai menyetujui perkataan kakek Sabil, namun meminta persetujuan dari Sabil mengenai keputusannya bersekolah SMAI mana.

"Mas Sabil kalo mau masuk ke pesantren ibu mendukung banget loo, tapi kalo mau di sekolah biasa juga gapapa terserah Mas Sabil. Tapi, kalo di pesantren kegiatannya banyak dan kemungkinan Mas Sabil gabisa jadi figure skater.", Kata Ibu Sabil mencoba menjelaskan.

"Bismillah Sabil mau bu masuk pesantren"., Jawaban Sabil dengan senyum yang sulit dijelaskan.

FOOTPRINT FROM THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang