PROLOG

31 1 0
                                    

~Happy Reading~

Udara malam ini cukup dingin, awan-awan menyelimuti indahnya langit. Seperti malam-malam kemarin, di bawah cahaya rembulan yang samar-samar ia masih menanti kembalinya sosok yang paling berarti dalam hidupnya.

Sudah dua tahun ia lalui tanpa sosok itu. Sejak saat itu pula, senyumnya selalu palsu. Hidupnya seolah tidak berarti lagi. Tidak ada penyemangat untuk menjalani hidup. Hari-harinya hambar.

Flashback on
"Lo mau ninggalin gue? Mana janji lo?! Anj*ng!!" Marah seorang laki-laki pada seseorang di depannya.

"_ _ _ _" Tidak ada jawaban.

"Jawab! Mana janji lo?!" Bentaknya saat tidak mendapatkan jawaban dari gadis manis di depannya.

Gadis itu diam, ia hanya bisa menunduk tanpa bisa berucap sepatah katapun. Bibir manisnya seolah terkunci, mati-matian ia menahan agar bulir air matanya tidak jatuh di depan lelaki tercintanya. Tidak ada yang bisa ia jelaskan. Tidak, bukan tidak ada. Melainkan, ia bingung harus memulai dari mana.

Tapi ia bisa apa, air matanya meluncur begitu saja tanpa persetujuan. Kini wajah cantik itu sudah banjir air mata setelah kalimat yang paling ia benci keluar dari bibir kekasihnya.

"KITA PUTUS" dua kata yang tak terduga akhirnya terlontar dari bibir manis lelakinya.
Menyakitkan? Sudah pasti.
Flashback off

Segini dulu ya :)
Jangan lupa untuk vote & komen. Terimakasih:)
#15/6/23

PESAWAT KERTAS UNTUK BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang