Dr. Philips jadi terpikirkan mengenai pernyataan bawahannya, ini sedikit aneh. Pertumbuhan pohon itu terjadwal, sudah seperti PNS. Lamunan Dr. Philips buyar ketika pintu ruangan miliknya diketuk dari luar, seseorang membuka pintu dan masuk membawa akar dan batang pohon di bungkus plastik.
"Kenapa Dr. Philips hendak memusnahkan pohon bercahaya? Padahal itu bisa jadi pemandangan yang indah bagi warga kota, terutama di saat malam" keluh seseorang yang membawa batang dan akar pohon bercahaya tersebut.
"Kau ingin pohon itu terus tumbuh dan akarnya merusak rumahmu? Sementara itu berapa kali pun kita coba tebang namun dia terus regenerasi. Apa kau lupa? Ketika kita mencoba menebang pohon itu beberapa waktu lalu, pohon itu begitu keras, dan saat mesin penebang pohon menyentuh batangnya, pohon itu seperti melakukan regenerasi terus menerus. Ini untuk kemungkinan buruk, yah ini memang kebisaan lama sulit untuk dihilangkan"
Belakangan Dr. Philips tengah meneliti batang dan akar pohon bercahaya. Ia masih ingat beberapa bulan lalu saat mencoba menebang pohon itu, namun tidak ada hasilnya karena luka yang dialami pohon terus regenerasi sehingga susah untuk ditebang dan jangan lupakan betapa kerasnya batang pohon itu. Dr. Philips belakangan mengambil banyak sample dari akar yang dia potong dan batang dari pohon yang mudah dipotong untuk mencoba berbagai cairan untuk melelehkan dan mencegah regenerasinya. Ya walaupun akar dan batang yang ia ambil sebagai sampel ialah akar dan batang yang sudah terlihat tua sehingga kemampuan regenerasi dan kealotan tak seperti akar dan batang pohon bercahaya yang masih muda. Namun biar begitu, akar dan batang yang ia ambil sebagai sampel masih terlalu kuat, banyak cairan yang sudah ia coba sampai ia melelehkan batuan dan menuangkannya tetap tidak berhasil, akar itu tidak terbakar, lumer ataupun patah sedikitpun. Ia sudah menyerah dengan cairan-cairan yang ada, ia tengah membuat cairan baru dengan mengumpulkan cairan-cairan lain dan mencari formula yang tepat agar akar itu dapat hancur tanpa regenerasi. Dari semua rencana yang ia susun untuk upaya melenyapkan pohon bercahaya yakni A-Z dia baru sampai di rencana J, artinya ia sudah melakukan banyak percobaan dan mengalami banyak kegagalan untuk menguraikan batang dan akar pohon yang ia ambil sebagai sampel.
Dr. Philips membawa akar dan batang pohon bercahaya ke dalam lab percobaan di sebelah ruangan nya. Ini sebenarnya jauh dari kata lab, karena ini hanya ruangan biasa yang ditambahi peralatan lab, yang tidak terlalu lengkap. Pemerintah membangun badan penelitian pohon bercahaya dengan dana yang seadanya, dan tempat yang seadanya yakni gedung negara Cirebon. Asal dikatakan dekat saja gedung ini dijadikan pusat penelitian pohon bercahaya. Dana penelitian sering kali datang terlambat sehingga tim peneliti seringkali menggunakan peralatan dan bahan percobaan yang seadanya. Itu juga yang menghambat penelitian mereka, namun Dr. Philips tidak mempermasalahkan hal itu, masih untung pemerintah mau mendanai penelitian yang tak kunjung arahnya ini. Jika dipikir secara logis pun, pemerintah lebih baik mendanai penelitian mengenai obat-obatan medis, ataupun penelitian yang dapat mendukung pembangunan negara dan teknologi daripada mendukung penelitian yang tidak tentu fungsinya. Oleh sebab itu, Dr. Philips tidak banyak menuntut mengenai dana penelitian.
Dr. Philips membuka pintu lab dan di sana sudah berdiri seorang wanita yang beberapa tahun lalu di bawah bimbingannya dalam memperoleh gelar S2 di IPB "siang Ratna, kita sudah dapat sampel baru" Ratna membetulkan kacamata lab miliknya, di lihat dari matanya ia tak tidur "kau belum tidur juga? Memang kebiasaan mu sejak masa kuliah" Dr. Philips meletakkan akar dan batang pohon bercahaya ke meja yang dipenuhi botol-botol kaca dengan cairan-cairan warna-warni juga beberapa peralatan untuk kepentingan penelitian lainnya.
"Hanya mengikuti kebiasaan buruk Anda, Dr. Philips" Ratna dengan jas lab putihnya bangkit dari kursi dan membetulkan ikat rambutnya yang panjang. Ratna ialah seorang wanita dengan kulit yang bersih dan tubuhnya tidak terlalu tinggi, rambutnya kecoklatan selaras dengan matanya. Ratna kenal dengan Dr. Philips sejak dia menempuh jenjang S1 di IPB. Sekarang ia ditunjuk sebagai bawahan Dr. Philips untuk membantunya dalam meneliti pohon bercahaya.
"Dari semalam kau di sini?" melihat kantung mata, muka kusam dan kepenatan di wajah Ratna membuat Dr. Philips tidak perlu menunggu jawaban dari Ratna.
"Karena sifatnya yang keras, mungkin kita bisa mencobanya dengan larutan asam Dok?"
"Aku sudah mencobanya, larutan asam tidak cocok untuk menguraikannya" Dr. Philips menyanggah batang sepanjang setengah meter dengan diameter sebesar lengan orang dewasa dengan menggunakan dua penyanggah besi "terlebih dahulu kita harus mengenali sifat-sifatnya dan unsur yang membangunnya"
"Doktor, bagaimana kalau kita membakarnya dan didukung karbon dari bensin?"
"Aku juga sudah pernah mencobanya, tidak terlalu efektif. Saat aku membakarnya pada sampel, yang terjadi memang api itu benar-benar membakarnya namun entah kenapa saat batang tersebut mulai gosong, api perlahan padam dan batang pun mulai regenerasi. Dan jika kita membakar pohon bercahaya, kita akan mendapat masalah besar karena api bisa semakin besar dan kemungkinan terburuk adalah kebakaran masal"
"Pohon itu benar-benar aneh" ucap Ratna "kiranya dari mana dia tumbuh, siapa yang menanamnya?"
"Pohon itu memang benar-benar aneh" ulang Dr. Philips, dia benar-benar senang mendapatkan tanggungjawab sebagai kepala peneliti pohon bercahaya, itu adalah rekomendasi dari profesor di IPB. Dr. Philips merasa senang, karena dia adalah orang pertama yang meneliti pohon yang aneh ini dan tidak ada pohon seperti ini di belahan dunia manapun.
Saat Dr. Philips hendak mencampur beberapa cairan untuk disiram pada sampel pohon bercahaya, tiba-tiba pintu lab digedor keras dan belum sempat Dr. Philips berdiri dan membuka pintu orang yang menggedor pintu langsung masuk dengan wajah panik "doktor, akar pohon itu tiba-tiba menjalar!" kini Dr. Philips dan Ratna sama-sama panik hingga mereka berhamburan ke luar gedung yang sudah ramai antara tim peneliti dan orang-orang yang berkunjung. Tidak perlu Dr. Philips diberitahu apa yang terjadi, dia sudah dapat mengetahuinya. Akar dari pohon bercahaya mulai muncul ke permukaan tanah dan perlahan mulai menyebar dan merayap, akar-akar itu bervariasi dari yang sebesar ulat sampai sebesar tiang gawang. Akar-akar merayap itu menjadi tontonan banyak orang, akar-akar yang merayap itu mulai merayap sampai menyentuh pelataran gedung negara yang dicor. Lalu akar itu berhenti merayap dan dari ketinggian sana terdengar sesuatu yang merekah seperti suara batang pisang yang mengeluarkan jantung pisang dari batangnya. Dan jauh di atas sana, sesuatu telah keluar dari batang pohon, sesuatu yang baru pertama kali semua orang lihat, bunga yang masih kuncup. Kuncup bunga itu berwarna putih kekuningan dan hanya satu namun begitu besar, seperti kuncup bunga bangkai namun lebih tidak keriput. Kuncup itu muncul dari batang pohon, hampir sampai di puncak batang namun lebih rendah. Semua orang di bawah menelan ludah menyaksikan pemandangan yang menakjubkan namun juga menyeramkan itu, jalanan seketika berhenti hanya untuk menyaksikan fenomena yang terjadi barusan.
Segera saja topik mengenai pohonbercahaya yang berbunga menjadi topik pembicaraan di mana-mana, media sosialramai oleh berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Sekali lagi banyak orangyang mengaitkan pohon bercahaya dengan berbagai hal dari yang terdengar masukakal sampai yang paling liar. Orang-orang mulai membenarkan dirinya atau lebihtepatnya teorinya mengenai pohon bercahaya tersebut di media sosial.Ramalan-ramalan mengenai akhir dunia dan kepunahan manusia berseliweran entahsiapa yang membuat ramalan itu. Dr. Philips merasa kesal karena dia sepertitertinggal antara perkembangan penelitannya dan perkembangan pohon bercahaya, Dr.Philips merasa setiap ia mengetahui atau memahami mengenai pohon bercahaya,pohon bercahaya akan menunjukkan padanya bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.Namun Dr. Philips tidak menyerah, ia akan terus mengkaji pohon bercahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cirebon dan Pohon Balas Dendam (TAMAT)
RomanceSUDAH TAMAT Satu hari di Kota Cirebon, tumbuh pohon misterius yang dapat tumbuh tinggi sampai mencakar langit dan kala malam dedaunan pohon menyemburkan cahaya kuning yang indah dan menenangkan. Di sisi lain, Gumitir adalah gadis yang selalu dirun...