illustration of Roma
----------------------------------------
Suasana ramai dan padat mengisi tempat yang penuh dengan hiburan dan kesenangan. Di sinilah Ann sekarang, terjebak di tengah keramaian orang-orang bersama Nao dan kucingnya di sebuah tempat wahana bermain.
"Aku mau pulang..." gumam Ann lesu.
"Heh, jangan, kan sekalian udah siap jalan," ucap Nao semangat mengikuti kucingnya yang berjalan dengan herness.
Ann hanya menghela napas pasrah, setelan baju yang biasanya ia gunakan untuk ke kafe sekarang basah karena keringat. Ann melepas jaket cokelat yang ia pakai dan membawanya di tangan. Bukan tanpa alasan ia keluar menggunakan pakaian kafe. Ia lupa jika hari itu adalah hari libur dan Nao yang datang ke apartemen tanpa kabar langsung menyeretnya ke tempat ini.
"Semangat dikit dong, masa gitu di ajakin main," senggol Nao cemberut melihat Ann lesu.
"Aku nggak ada prepare buat ketempat ramai, panas..." keluh Ann sambil mengibaskan kerah bajunya.
Nao yang melihat buliran keringat Ann hanya diam cemberut. Tak lama ia melihat ada sebuah toko es krim besar dan ramai. Tanpa pikir panjang, ia langsung menyeret Ann ke sana dan memesan 2 es krim vanilla.
"Nih kutraktir, biar adem," ucap Nao menyerahkan es krim dengan pemaksaan.
Mau tak mau Ann menerimanya setelah berterima kasih lalu memakan es krimnya. Hawa dingin dari es krim itu lumayan membantu mendinginkan badannya yang terbakar.
"Btw, hidup jadi warga sipil itu enak juga, ya. Nggak perlu takut buat ke mana aja dan nggak perlu waswas kena tangkap," ucap Nao dengan senyuman kecil memandangi banyaknya orang yang berlalu lalang.
Ann diam sesaat, ia ingat hal ini adalah impian Nao sejak dulu dan kini Nao benar benar mendapatkan impiannya. "Iya," balas Ann singkat.
"Tapi jadi warga sipil juga ada tantangannya, harus jaga diri jaga mulut, semuanya sepadan," sambung Nao lagi. Tiba-tiba Nao mendekat dan merendahkan suaranya.
"Eh, kamu nggak kepikiran mau nyari pacar gitu? Kan banyak tuh di kafe yang minta nomormu."
Ann hanya diam mendengarnya. Ia langsung teringat dengan pria bernama Alva itu. Buru buru ia menyingkirkan sosok itu dari pikirannya. "Nggak, kamu?"
Nao cemberut melihat reaksi Ann. "Hhhh... Kalau ditanya, ada sih cewe yang sering ketemu di kantor. Aku lumayan tertarik sama dia, orangnya pembawaannya tenang, baik, dan perhatian gitu," ujar Nao dengan senyuman kecil. Ann yang mendengar itu hanya terdiam tak tahu harus berbicara apa.
"Aku sebenernya pengan ngajak dia jalan hari ini tapi dia udah jalan keluar duluan," sambung Nao lesu.
"Oh, poor Nao... Jadi aku itu plan B, ya?"
"Heheh, tapi kan tetep jalan-jalan," balas Nao tersenyum canggung. Ann hanya menghela napas kasar mendengar itu. Ternyata ia hanyalah tumbal untuk Nao agar tidak keluar sendiri.
"Lagian kalau kamu suka ya tinggal bilang, kan?"
"Heh, ada yang namanya proses, masa iya aku tiba-tiba dateng bilang suka dan ngajak pacaran? Iya kalau langsung diterima, aku masih waras untuk tetap menjaga harga diriku. Aku juga sambil ngeliat liat dia nyaman atau nggak," balas Nao cemberut.
Ann hanya diam mendengar penjelasan temannya yang sedang kasmaran pada pandangan pertama. Baru kali ini dia melihat temannya membicarakan hal ini. Apalagi dengan konsep seperti itu.
"Btw, aku penasaran sama cincinmu. Kukira itu dari pacarmu, biasanya orang pendiam gitu tiba-tiba lamaran terus tahu-tahu nikah," celetuk Nao dengan lancarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Enigma [TERBIT]
RomanceAnn, seorang pembunuh bayaran yang beralih profesi menjadi barista, tetapi diam diam ia bekerja lagi dengan seorang Enigma berbahaya bernama Alva Edison, kerjasama yang dibangun secara sepihak ini membuatnya harus memutar otak untuk menolak setiap m...