[18] Peringatan

16 4 0
                                    

It's funny how people

Try to fooling me

Yet i'm the one

Who fooling them

Nia akhirnya bisa bersantai setelah melewati minggu yang berat. Minggu ini cukup berat karena tekanan batinnya semakin tinggi. 

Mulai dari Kia yang mengabaikan panggilannya, koleganya yang terlihat memiliki motif lain, fakta Ivan ternyata mantan pacarnya hingga masalah Cinthia.

Minggunya terlalu padat. Padahal dia tidak terlalu berharap banyak dengan keberadaannya disini. Dan inilah yang dia dapat, tertarik dalam masalah yang pelik.

"Oh ya, aku belum mengecek flashdisk yang kutemui kemarin. Gara-gara masalah kemarin sih." Nia bangkit dari rebahannya diatas sofa dan segera mengambil jaket katun yang dipakainya kemarin.

Seingatnya dia menaruh bungkus kotak dari selotip hitam itu disaku dalam jaketnya. Dia benar-benar lupa soal itu berkat pengakuan Ivan yang malah membuatnya sangat marah. 

Nia tidak mengerti, kenapa Ivan melakukan itu. Tapi dia juga tidak punya waktu saat ini untuk memikirkan hubungan romantis.

Satu-satunya yang perlu dia pikirkan sekarang. Kenapa bang Indra bisa mati dan alasan kenapa dia harus mati? Dugaan Nia itu ada hubungannya dengan pulau ini dan mungkin jawaban yang Nia cari selama ini.

Nia membuka laptopnya lalu menancapkan flashdisk itu. Dia mengeksplor isi dari benda itu tapi tidak ada satu pun yang aneh. 

Hanya tiga foto dan dua video berdurasi sekitar dua puluh menit. Nia mengerutkan dahinya bingung, untuk apa bang Indra menyembunyikan flashdisk ini jika isinya hanya video dan foto-foto yang tidak penting.

Nia mengamati dengan seksama isi dari flashdisk itu. Foto pertama adalah foto batu karang. Foto kedua mawar merah yang sepertinya baru saja mekar, yang ketiga foto pepohonan yang cukup rimbun tapi berdiri dengan teratur.

Nia merasa cukup yakin jika gambar terakhir diambil dari area pemakaman. Habisnya dimana lagi tempat yang memiliki pohon yang rimbun selain area itu. Selanjutnya dia mengecek video yang berdurasi lima menit itu.

Video pertama berisi rekaman amatir Bang Indra yang sepertinya baru pertama kali melakukan inspeksi lapangan. Suara bang Indra sendiri hampir tertutup kerasnya suara angin yang terekam dalam audio.

Hai semuanya, ini video rekaman pertama selama dipulau Biru. Pulaunya cantik tapi jarang dikenal orang banyak, kebetulan gue dapet kesempatan buat kerja disini. Mungkin ini maksudnya liburan rasa kerja. Eh... salah, kerja rasa liburan maksudnya.

Saat ini kita harus mengecek antena yang ada diujung pulau. Memastikan semuanya berfungsi dengan benar. Tapi kita tidak boleh masuk kesana, katanya pamali nanti ada yang marah.

Nia bisa melihat kamera bang Indra menunjuk pada bagian belakang pulau. 'Kelihatannya bang Indra juga tahu soal larangan itu.' Batin Nia masih terus menonton video itu.

Selama lebih dari 10 menit berbicara tentang teknis yang digunakan dan masalah yang terjadi. Tiba-tiba saja bayangan hitam muncul dalam rekaman video bang Indra itu.

Astaga! Itu apaan! Kalian lihat hitam-hitam tadi?!

Hitam-hitam apa? Salah lihat kali.

Iya, kayanya Indra kelamaan kena matahari

Sumpah! Baru saja ada yang lewat. Ada buktinya, rekamannya ada.

Indra! Kau tahu tidak boleh merekam selama berada di lapangan. Hapus rekamannya sekarang.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang