CHAPTER 22

1.3K 44 0
                                    

Sinar matahari masuk melalui sela-sela gorden kamar yang membuat tidur seorang gadis terusik. Gadis tersebut bangun dan melirik jam dinding yang ada di dalam kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul lima lewat empatpuluh menit. Ia pun bergegas menuju kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandinya.

Setelah empatpuluh lima menit, Reina ahirnya selesai dengan ritual mandinya, sekarang ia sudah siap dengan seragam sekolah nya. Ia pun turun dan menuju meja makan, namun ia hanya berdiri saja disana. Banyak memori indah yang dulu pernah ia rasakan bersama keluarganya. Sekarang semua itu hanya tinggal kenangan, tidak ada lagi kasih sayang seprti dulu, yang ada hanya kebencian yang harus ia tanggung dari mamanya sendiri.

"Apa gunanya banyak uang, kalau kasih sayang nggak ada sama sekali. Reina nggak butuh uang, Reina cuma butuh papah dan Bang Rangga sekarang," lirih Reina.

Tanpa berniat untuk menyentuh makanan yang ada di atas meja makan tersebut, Reina langsung pergi dan bergegas ke sekolah.

"Hemm, males banget kalo nyetir. Mending naik taksi aja," gumam Reina.

Ahirnya Reina berangkat menggunakan taksi online, sebenarnya ini adalah hari pertama Reina berangkat pagi, sebelum jam tujuh pagi. Apalagi alasannya jika bukan untuk menghindari Farel, karena ia yakin bahwa cowok itu akan datang untuk menjemputnya.

Benar saja, setelah sekitar limabelas menit Reina pergi, mobil Farel baru sampai di depan rumah Reina. Beruntung nya, bertepatan dengan Bi Inah yang ingin keluar.

"Assalamualaikum bi. Apa Reina ada bi?" sapa Farel.

"Waalaikumsalam den, non Reina udah berangkat dari tadi," jawab Bi Inah.

Farel nampak sedikit kecewa. "Yaudah kalau begitu saya pamit ya bi," pamit Farel.

Farel langsung mengendarai mobilnya menuju sekolahnya. Ia berniat meminta maaf kepada Reina.

Beberapa menit kemudian, Farel sudah sampai di parkiran SMA Tunas Bangsa. Ia pun segera memarkirkan mobilnya. Ia berniat akan menemui Reina ke kelasnya, ia yakin bahwa gadis tersebut sedang berada di kelasnya. Namun panggilan dari guru olahraga nya menghentikan niatnya.

"Farel, kamu ikut bapak sekarang. Bapak mau ngomong masalah pertandingan yang akan datang," ucap Pak Jihad~guruh olahraga.

Karena memang Farel menjabat sebagai kapten basket SMA Tunas Bangsa.

"Baik pak," jawab Farel.

Ahirnya Farel mengurungkan niatnya menemui Reina dan menemui guru olahraga nya itu.

****

Sudah beberapa jam siswa SMA Tunas  Bangsa bergelut dengan mata pelajaran. Mereka dapat bernapas legakarena bel istirahat sudah berbunyi. Semuanya berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka, tdak terkecuali Siwa kelas Reina.

"Na, ke kantin yuk," ajak Alisa.

"Kalian berdua aja, gue mau di kelas aja. Kepala gue pusing, gue mau istirahat disini aja," tolak Reina.

"Yaudah kita ke UKS aja, gimana?" tawar Pisty.

"Nggak usah, gue mau disini aja," ucap Reina.

"Lo mau nitip apa, nanti kita beliin," kata Alisa.

"Nggak usah, gue nggak mau apa-apa," tolak Reina.

"Yaudah, kalau gitu kita ke kanti ya. Nanti kalau ada apa–apa langsung telpon aja," ucap Pisty.

"Iya."

Ahirnya Pisty dan Alisa pergi ke kantin hanya berdua. Sesampainya disana mereka langsung bergabung dengan meja Farel dan kawan-kawan karena disana juga sudah ada Icha.

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang