Chapter 34 : Reception or...trap {3}

19 2 0
                                    

   Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!

Happy reading guys!!

****

    Gerant meneguk ludah kasar, walau dia kadang memang kurang ajar pada Alan yang merupakan atasannya itu tapi tetap saja Gerant takut tidak untuk semua keadaan tapi hanya keadaan ya yang seperti ada rahasia atau lainnya.

      Gerant sekarang ingat kalau Alan mengatakan dia tak ingin memberitahukan Felicia tentang tanggal spesial nya dan juga cara ekstrim untuk membuatnya tenang. Katanya terlalu bruntal tapi Gerant malah lancar mengatakan hal itu ditambah sebuah kejutan, Felicia tau!

      Dia benar-benar takut dengan tatapan dingin Alan saat ini dan sialnya Alan menghianatinya. Bagaimana Felicia tau kalau bukan Alan yang memberitahukan?!

     "Gerant, a-"

     "Rancangan Arlo memang gak pernah ngecewain. Cocok sama Mas," ucap Felicia memotong ucapan Alan.

     Alan mengerutkan dahinya memandang curiga Felicia yang berdiri didepannya dan merapikan pakaiannya dan juga dasi yang dia kenakan. Ya Alan akui warna itu lumayan cocok dengannya, warna gelap tapi tetap saja Alan lebih suka dengan warna hitam.

     "Kalian ngomongin apa?" tanya Alan sambil memeluk pinggang Felicia dan tidak peduli dengan sekitarnya.

     "Brengsek," umpat Kevin dengan suara yang amat kecil, hanya tim PF yang mendengarnya.

      Tanpa sadar mereka membatinkan hal yang sama, umpatan untuk Alan. Mereka mengutuk Alan atas adegan yang membuat mereka panas tersebut, ya hanya Alan, Felicia pengecualian bagi mereka.

      "Sial, gue kangen Ayang," gumam Gerant kesal.

     "Yang punya, kami yang gak punya gimana?" bisik Sia dengan lesu sambil memeluk Eisha, dan Gwen di sebelahnya yang juga berekspresi sama. Lain dengan mereka lain pula dengan Puri dan Rycca yang malah termangu, mereka baper!

    "Jodoh kapan nyamperin gue sih," gerutu Puri.

     "Fiks, Sel, setelah ini kita cari jodoh," bisik Lutfi pada Edsel yang mengangguk semangat.

     "Edan," gumam Arya dan Kevin bersamaan.

     "Mas nyaman gak makainya?" tanya Felicia sambil mendongak menatap mata Alan yang lebih tinggi darinya itu.

     "Nyaman, bajunya pas, kenapa? Katanya cocok sama Mas terus kamu kok cemberut gitu?" tanya Alan heran dengan tampang istrinya itu.

      "Gak ada, mastiin doang," jawab Felicia sambil memeluk Alan berbeda dari Alan yang cuek dengan sekitar, Felicia malah lupa kalau ada anggota tim mereka disana.

     'Awas aja kalau ada yang dekatin laki gue nanti, gue gorok lehernya. Lagian kenapa ganteng gini sih? Bajunya pas lagi, kelihatan banget badan atletis nya,' dumel Felicia dalam hati.

    Alan terkekeh melihat tingkah Felicia yang seperti itu, namun dia tersentak saat mendengar nada dingin penuh ancaman dari istrinya itu.

     "Awas kalau ngelirik cewek lain, kita gugat cerai."

     "Apa? Kok gitu?"
   
     "Apanya?! Mas ada niat mau dekatin cewek lain nanti?!" galak Felicia sambil melepas pelukannya dan memandang tajam suaminya itu yang tampak sekali kentaranya. Alan merasa ngeri.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang