Sungai Han.
Joshua rupanya membawa Eunki pergi ke salah satu spot yang memang sudah sangat umum diketahui.
Joshua pun sempat cengengesan dan meminta maaf karena ia juga baru pindah ke negara itu sehingga belum banyak mengetahui spot-spot menarik di sana.
Sungai Han di waktu semalam itu memang sudah tergolong sepi. Hanya ada segelintir orang yang duduk di bangku-bangku yang disediakan, namun di salah satu anak tangga seperti yang mereka berdua lakukan.
Sembari matanya mengedar ke hamparan pemandangan indah di sudut kota Seoul tersebut, Eunki sesekali mendapati dirinya melirik ke arah pemuda yang duduk tepat di samping kirinya.
Entah mengapa Eunki sama sekali tidak keberatan untuk mengikutinya, walau ini sudah kesekian kalinya ia datang ke tempat itu.
Walaupun awalnya tidak terlalu menyukai lelaki yang nampak sok tahu dan sok bisa itu, Eunki perlahan mulai menyadari kalau dirinya mulai merasa nyaman berada di dekat Joshua.
"Mau?"
Lamunan Eunki terpaksa buyar saat menangkap pemuda di sampingnya menyodorkan sekaleng cola ke arahnya.
Manik Eunki yang semula menikmati ketenangan riak sungai, kini beralih menatap paras Joshua yang membingkai senyum di bibir plumnya.
"Perutku masih full," Eunki menggeleng sambil dengan segera mengalihkan tatapannya kembali ke depan, menolak untuk beradu pandang lebih lama.
"Baiklah,"
Joshua pada akhirnya membuka dan meminum sendiri minuman yang dibawanya. Ia meneguknya sekali, sebelum kembali membuka mulutnya.
"Sejak pindah ke Korea, aku cukup sering datang ke tempat ini, terutama di saat aku merasa sedih dan kesepian,"
Eunki tahu kalau Joshua sengaja berbicara begitu untuk memecah kesunyian diantara mereka, jadi kejam rasanya kalau ia tidak menghargai usaha sang lelaki.
"Aku kira orang sok tahu sepertimu tidak bisa merasa sedih," akhirnya respon berupa sindiran yang keluar dari mulutnya.
Bukannya tersinggung atau marah, sebuah tawa renyah keluar dari mulut Joshua. "Tentu saja. Aku juga manusia biasa."
Jeda kembali tercipta diantara dua insan yang duduk berdampingan dan manik mereka kompak bergantian melihat lampu-lampu yang menerangi, ataupun menatap langit kota yang dipenuhi bintang.
Hingga lagi-lagi Joshua menjadi orang yang memecahnya.
"Soo-Ah nuna benar. Kau hanya mau bicara saat kau ingin saja, Eunki," ujarnya sembari mencuri pandang ke gadis disebelahnya.
"A-Apa? Benarkah dia bilang begitu?" Mata Eunki mengerjap-ngerjap tak percaya, dan fokusnya kini mau tak mau beralih ke Joshua yang menganggukkan kepala.
"Dia bilang kau juga punya kebiasaan menyanyi dengan suara keras, dimana pun kapan pun,"
"Astaga... Unnie itu benar-benar-" Eunki memijat keningnya yang berkedut. "Aku tidak menyangka dia akan bercerita sejauh itu padamu."
Tawa renyah kembali keluar dari mulut Joshua. Ia bahkan tak merasakan lagi sakit pada luka di ujung bibirnya yang bahkan belum mengering.
"Tidak masalah. Aku juga suka menyanyi sambil bermain gitar. Lain kali, kita bisa jamming bersama!" Ucapnya semangat.
Tanpa disangka, kedua ujung bibir Eunki tertarik ke atas, membentuk senyuman. "Apalagi yang unnie katakan tentangku?"
Joshua nampak berpikir sejenak sebelum ia terkekeh. "Dia juga bilang kalau kau mabuk, kau suka mencium orang di sampingmu. Jadi, dia sangat melarangmu untuk minum dengan sembarang orang karena mereka bisa salah paham."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mutual Feeling [Joshua | Seungcheol]
FanfictionJoshua Hong, seorang mahasiswa pindahan, merasakan jatuh cinta pandangan pertama pada gadis yang telah lebih dulu melabuhkan hati pada seorang mahasiswa populer, Choi Seungcheol