TO BE; 09

609 90 10
                                    

09; Kebodohan Pria Kim 21 Tahun

chapter nine; start

Jeongwoo menulikan telinganya rapat-rapat. Pria Kim yang merupakan teman sekamarnya ini begitu berisik ternyata.

Bayangkan saja, sejak semalam Jeongwoo menarik Junkyu untuk kembali ke kamar hingga matahari samar-samar sudah terlihat di ufuk timur, pria berusia 21 tahun itu terus berusaha menyakinkan Jeongwoo atas apa yang ia lihat semalam.

Ada api di salah satu ruangan gedung utama YG High School katanya. Jika memang terjadi, tak menutup kemungkinan bahwa gedung besar itu pasti sudah hangus sekarang. Sudah gila agaknya Tuan Kim Junkyu ini.

"Bang, udah... Gue ngantuk woi. Lo tau nggak sih ngantuk? Nih, mata gue udah 5 Watt dan suara Lo berisik banget!" gerutu Jeongwoo dari balik selimutnya.

Jujur saja, Jeongwoo sudah berusaha untuk tidur dari semalam. Namun suara Junkyu yang mendadak terdengar nyaring itu tak berhenti mengoceh seperti bayi.

"Gue beneran liat tuh api disana, cil! Gue yakin banget, warnanya merah terus gerak kayak api pada umumnya!" kekeuh Junkyu tak mempedulikan Jeongwoo yang mengantuk. Yang terpenting ia harus membuat Jeongwoo percaya padanya dan menjadikan pemuda itu berada dipihaknya!

Sedikit menguntungkan jika Junkyu memiliki orang dalam sebagai tongkat berjalannya.

"Tidur bang, Lo kurang istirahat sampe ngehalu kayak gitu. Kalo beneran ada api, tuh gedung pasti udah hangus sekarang." balas Jeongwoo dengan suara seraknya.

"Sumpah deh, cil! Gue masih waras buat nggak ngehalu dengan meng-goblok-kan diri sendiri!" ujar Junkyu penuh antusias.

"Tapi elunya udah goblok, bang." balas Jeongwoo setengah sadar, mendadak kepalanya terasa pusing akibat kekurangan tidur.

Pemuda Park itu menjadi heran, apakah Junkyu sama sekali tidak lelah mengoceh semalaman? Jeongwoo yang hanya pihak mendengar saja sudah ingin mati rasanya.

"Kurang ajar Lo."

Jeongwoo membuka sebelah matanya sekilas, "Buktinya Lo udah nunggak 3 kali 'kan?"

"Ya nggak salah sih, tapi salah! Nggak bener juga, tapi nggak salah juga! Ah kok jadi gue yang pusing?" balas Junkyu ingin membela diri namun berakhir dengan kebingungan.

"Nah udah pusing, tidur gih. 3 jam lagi udah harus sarapan terus sekolah!" ujar Jeongwoo menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.

"Serius deh, cil! Tuh sekolah pasti ada apa-apanya! Padahal semalem ada api, tapi sekarang masih berdiri aja tuh bangunan! Gue jadi makin yakin kalo ada sesuatu disana! Lo percaya 'kan, cil?" cerocos Junkyu untuk yang kesekian kalinya.

Jeongwoo menyibak selimutnya dan berteriak histeris seraya menjambak rambutnya, "Gue mau tidur aja kenapa susah banget, ya tuhan! Gue punya salah apa sih?!"

"Beneran! Gue nggak bohong, suer!" ujar Junkyu menghiraukan teriakan Jeongwoo.

Jeongwoo segera bangkit dari kasurnya, berjalan sempoyongan ke arah Junkyu dengan penuh kemalasan. Junkyu seketika merasa panik melihat Jeongwoo berjalan ke arahnya pun segera bergerak mundur.

"Lo mau ngapain?! Heh, gue cowok janc*k!" teriak Junkyu disaat kedua tangannya dipegang erat oleh Jeongwoo hingga ia terbaring di atas ranjang.

Junkyu sudah terbaring dengan Jeongwoo yang masih setia berada di atas tubuh pria Kim itu. Jeongwoo tersenyum senang, "Tidur."

Jakun Junkyu bergerak naik turun, tanpa ia sadari ia mengangguk pelan sebagai balasan suruhan Jeongwoo.

Setelahnya Jeongwoo segera bangun, mengacak rambut Junkyu sekilas, "Anjing pintar..."

TO BETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang