Sepanjang perjalanan pulang Yoona tak henti memikirkan ucapan Ares. Jika menurut Ares dia salah menilai Yoongi dengan mengira Yoongi akan melepasnya begitu saja. Lantas apakah itu artinya, Yoongi mulai peduli padanya?
"Kalau kau menatapku seperti itu karena Ares mengatakan sesuatu itu artinya kau terlalu banyak berharap"
Mulut pedasnya ini langsung mematahkan semua harapan Yoona dan mengembalikannya ke kehidupan nyata. Memang sangat tidak mungkin. Tapi rasa penasarannya yang masih sangat besar membuat Yoona ingin memastikan hal itu sekali lagi pada Jungkook. Apakah hal itu mungkin terjadi.
"Mungkin saja. Sekejam apapun Yoongi hyung, dia tidak segila mantan kekasihmu itu. Tapi ucapannya memang ada benarnya. Jangan terlalu berharap padanya. Kau tahu kan kenapa dia sangat membencimu? Selama yang dia lihat darimu adalah bayang-bayang gadis itu, kau tidak boleh mengharapkan apapun darinya. Aku yakin kau mengerti maksudku."
Mendengar jawaban itu raut wajah Yoona berubah sedikit masam.
"Yoona. Apa pria kejam memang tipe pria yang kau suka? Ada banyak pria baik yang juga tertarik padamu, tapi sepertinya kau tidak bisa melihatnya."
"Kau pikir aku yang kotor ini pantas untuk seseorang? Aku bahkan tidak berani menginginkan siapapun. Aku hanya berharap, setidaknya jika tetap berada disisinya aku tidak akan kembali ke tempat yang gelap itu dan bisa hidup normal seperti gadis biasa lainnya."
"Apa kau bercanda? Kau berada di antara Jin Ho Gyeong dan Min Yoongi, tapi kau berharap bisa hidup seperti gadis biasa. Sangat tidak mungkin." Gumam Jungkook mendengar jawaban Yoona.
Beberapa pekan berlalu dan hampir setiap malam Yoona menghabiskan waktunya di ruang kerja Yoongi. Dan tentu saja bersama sang tuan. Sembari menunggu Ares mendapatkan penerjemah untuk mereka, tentu saja Yoona masih harus membantu mereka selama proses kontrak kerja sama.
Sampai suatu hari Ares datang membawa kabar baik dan juga kabar buruk bagi Yoona. Ares datang bersama penerjemah baru mereka.
Sejak mengetahui Yoongi meminta Ares mencarikan penerjemah untuk mereka, Yoona merasa tidak akan dibutuhkan lagi. Jika nilainya berkurang dimata Yoongi maka Yoongi pasti bisa membuangnya kapanpun.
Meski sebenarnya ada alasan lain yang membuat Yoongi memutuskan untuk tidak lagi melibatkan Yoona dalam bisnisnya, yang belum bisa dikatakan pada siapapun saat ini.
Dan kabar baiknya, Ares berhasil mendapatkan dokumen resmi milik Yoona sekaligus mengurus kepindahannya ke Korea. Sesuai permintaan Yoongi, Ares memasukkan semua dokumen itu ke dalam map hitam dan tidak membahas dokumen ini di hadapan Yoona. Dia tidak ingin Yoona tahu.
Setelah memberikan semua dokumen itu pada Yoongi, Ares kembali memberikan tawaran yang sama pada Yoona untuk ikut bersamanya kembali ke Italia. Ares bahkan berusaha meyakinkan Yoona kalau Yoona akan lebih aman dan tenang di Italia bersamanya.
"Katakan padanya, gadis ini tidak termasuk dalam transaksi bisnis kita. Jadi jangan coba-coba membawanya." Sahut Yoongi sebelum Yoona sempat menjawabnya.
Mendengar itu Ares tersenyum menatap Yoona. "Jika kau sudah berkata seperti itu mana mungkin aku berani menyentuhnya. Tapi kapanpun kau datang aku akan dengan senang hati menyambutmu."
Tatapan dan ucapannya seolah berusaha mengatakan pada Yoona, kalau yang dia ucapkan saat itu benar. Yoona salah menilai Yoongi.
Setelah Ares pergi, Yoongi terus menegaskan pada Yoona untuk menutup mulutnya rapat-rapat pada siapapun yang menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan Ares.
Di tengah semua penjelasan panjang Yoongi itu, Yoona justru tidak fokus mendengarkan apa yang Yoongi katakan. Dia terus memikirkan jawaban Yoongi pada Ares dan ucapan Ares sebelumnya.
"Kau ini mendengarkanku atau tidak?!" Ucap Yoongi sedikit meninggikan suaranya.
"Hmm, dengar." Jawab Yoona menggunakan bahasa informal dan masih dengan tatapan kosongnya.
"Apa aku tidak salah dengar?!"
"Bukankah seharusnya aku yang mengatakan itu?" Jawab Yoona tanpa ragu.
"Ucapanmu pada Ares tadi, apa aku tidak salah dengar? Atau aku hanya salah memahaminya? Memangnya kenapa kalau Ares membawaku? Kau mengatakan seperti itu seolah-olah kau peduli padaku. Apa aku salah?"
"Hm. Kau salah. Kenapa kau besar kepala sekali? Kau pikir aku membiarkanmu disini karena aku peduli padamu? Apa aku pernah mengatakan seperti itu?
Sepertinya kau lupa. Kau sendiri yang datang kemari dan membuatku terlibat dengan masalah yang tidak ku inginkan.
Baiklah, kau ingin tahu yang sebenarnya bukan? Aku membiarkanmu tetap berada disini karena aku yakin suatu saat kau akan sangat berguna.
Selama Jin Ho Gyeong masih sangat menginginkanmu itu artinya aku bisa menukarmu dengan apapun yang ku mau.
Apa yang kau harapkan dariku? Sudah ku katakan jangan terlalu berharap padaku, tapi kau tetap memilih itu. Jadi jangan menyalahkanku."
Yoona tertawa kecil mendengar ocehan Yoongi itu.
"Kau benar. Sejak awal seharusnya aku tetap percaya kalau kau bukan orang seperti itu. Aku hampir saja lupa kalau kau juga brengsek."
Yoongi menghentikan langkah Yoona dan menyudutkannya ke dinding.
Dengan cengkraman tangannya di dagu Yoona, sekali lagi Yoongi menegaskan posisi Yoona di hidupnya dan apa yang harus dia lakukan. Yang pada akhirnya, membuat Yoona merasa kalau secara tidak langsung sebenarnya dia sudah menjadi sandera Yoongi.
"Kemana Yoona? Kenapa aku tidak melihatnya dimana-mana?" Tanya Jungkook pada Yoongi.
"Kau pikir aku pengasuhnya?!"
"Tentu saja bukan, kau kan penjaganya. Bodyguard" Jawab Jungkook menggoda Yoongi.
Setelah perdebatannya dengan Yoongi malam itu Yoona sengaja menyembunyikan dirinya dan meminta pada kepala pelayan Nam untuk memberinya tugas yang bisa dia kerjakan di basement saja.
"Sudah berulang kali ku katakan jangan menaruh harapan padanya tapi kau tetap melakukannya" Ucap Jungkook saat akhirnya menemukan Yoona melamun di tepi kolam yang ada di dalam taman rahasia itu.
"Kenapa kau sampai sekesal ini? Jangan bilang kau menyukainya?" Sambung Jungkook.
Yoona jelas yakin dia kesal bukan karena dia mulai menyukai Yoongi, melainkan karena merasa hidupnya yang baru saja dia nikmati ini akan terancam. Tapi mengatakan hal itu secara terang-terangan kepada mereka juga akan terlihat seperti Yoona sedang memanfaatkan mereka.
Entah bagaimana cara yang tepat bagi Yoona untuk menjelaskan itu semua tanpa membuat mereka menganggapnya sama seperti Choi Yewon. Dan diantara semua kekhawatiran itu, ada satu hal lagi yang belum sempat dia sampaikan kepada mereka.
--- Pesan Teks ---
Unknown :
Ku dengar dia sudah tidak membutuhkanmu lagi,
Pulanglah, aku akan dengan senang hati menyambutmu---
Seribu persen Yoona yakin pengirim pesan ini tidak lain adalah Jin Ho Gyeong. Yoona sudah menerima pesan dari nomor yang sama beberapa hari belakangan. Dan dia tidak sekalipun mengatakannya pada siapapun.
Melihat tangan Yoona bergetar setelah menerima pesan masuk di ponselnya, Jungkook merebutnya dan membaca semua isi pesannya.
"Kenapa kau tidak memberitahuku soal ini? Apa hyung tahu?" Tanya Jungkook dan Yoona hanya menggeleng.
Saat Jungkook hendak membawa pergi ponsel Yoona, Yoona menghalanginya. Dia sangat tahu apa yang akan Jungkook lakukan. Karena itu dia menghentikannya.
"Bukankah semuanya sudah jelas? Jangan bilang kau tidak menyadarinya?" Ucap Yoona dengan tatapan kosongnya.
"Seperti yang dia tulis di pesan itu. Kurasa tidak lama lagi aku benar-benar akan kembali ke tempat asalku. Karena dia sudah tidak membutuhkanku"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possesion of Yoona Lee (Part 2)
Fiksi PenggemarBerhasil terlepas dari genggaman Jin Ho Gyeong bukan berarti Jin Ho Gyeong akan dengan mudah melepaskannya. Hidupnya tidak akan tenang sampai seseorang benar- benar berhasil mematahkan kepemilikan Jin Ho Gyeong atas hidupnya. Tapi sejak awal pertemu...