Bagian 1

12 1 0
                                    

"Teng teng.. Teng teng..." bel tanda masuk sekolah berbunyi. Semua siswa dan siswi SMA Tunas Bangsa sudah berkumpul di lapangan sekolah untuk melaksanakan upacara pagi

"Yah upacara lagi, panas banget. Mana gue belum sarapan" ucap Aira sembari mengibas-ngibaskan tangan ke wajahnya.

"Gila lo ra, lo bisa pingsan kalau lo nggak sarapan. Mending nggak usah ikut upacara deh" ucap Naya, sahabat dekatnya.

"Gak usah Nay, gue kuat kok. Insya Allah" ucap Aira

"Halah, kuat-kuat dari hongkong. Lo nggak inget waktu lo pingsan pas upacara terus berakhir dengan dirawat di rumah sakit karena magh lo kambuh?" ucap Naya

"Dih itu mah pas gue kelas 10, sekarang gue kan kelas 12. Udah lama banget gilaa. Udahlah gausah berisik, liat tuh ketos udah ngeliatin kita terus" ucap Aira sembari memberi kode mata kepada Naya.

Lirikan mata tajam itu seolah memberi kode kedua siswi tersebut supaya diam. Tak berapa lama, upacara pun dimulai dengan sangat khidmat. 1 jam berlalu, matahari sudah mulai meninggi, hari pun sudah mulai terik. Aira merasa kepalanya sudah terasa sangat pusing, matanya berkubang-kunang, dan tak lama kemudian "brugh" ia jatuh tepat di samping Naya dan Alhamdulillah nya Naya bisa menangkap Aira sebelum ia jatuh ke tanah.

Sekarang Aira susah berada di UKS sekolah bersama dengan Naya. Aura pingsan selama kurang lebih 30 menit, dan tak lama kemudian Aira pun tersadar.

"Eugh, Naya kepala gue pusing banget" ucap Aira sembari memegangi kepalanya.

"Tuhkan, ngeyel sih lo kalo dibilangin. Kepala batu, udah dibilangin gausah ikut upacara" ucap Naya bak seorang ibu yang sedang mengomeli anaknya.

"Ih Naya, udah tau sahabatnya sakit, malah diomelin" ucap Aira

"Emang lo sahabat gue? Sorry gue gapunya sahabat tukang ngeyel kayak lo" ucap Naya

"Ih Naya jahat, mending kita ke kelas aja yuk Nay. Ini jamnya pak Farhan loh" ucap Aira mengalihkan topik. Pak Farhan adalah guru matematika muda yang tampan dan disukai oleh banyak siswi-siswi.

"Gila kali lo, orang masih sakit juga" ucap Naya

"Enggak Nay, yakin deh. Gue udah gapapa" ucap Aira meyakinkan

"Huh, yaudahlah terserah lo" ucap Naya dan membantu Aira untuk berdiri
  
                              -----------

Sesampainya di depan kelas, kelas mereka terdengar sangat ricuh. Seperti tidak ada guru di dalam kelas tersebut. Karena penasaran Aira dan Naya bergegas memasuki ruang kelas mereka.

"Assalamualaikum" ucap Naya dan Aira serempak.

"Waalaikumussalam" jawab semua teman-temannya

"Ini jamkos? Pak Farhan gak masuk?" ucap Naya

"Enggak, soalnya kan semua guru lagi pada rapat" ucap Dira, salah satu teman sekelas Naya dan Aira

"Yahhh, padahal kan gue mau ketemu sama pak Farhan yang ganteng, lucu, baby face" ucap Aira lesu.

"Alay" ucap salah seorang murid laki-laki yang tengah menengok ke arah Aira kemudian kembali membenamkan kepalanya ke meja. Ia adalah Zaidan, seorang ketua OSIS dan ketua kelas XII IPA 1.

"Apa sih, sirik lo. Dasar Abraham, raja gajah" ucap Aira sinis

"Gue Zaidan Abrisam, bukan Abraham" ucap Zaidan cuek

"Yeee... Ya suka-suka gue lah, sifat lo tuh nyebelin kaya raja Abraham" ucap Aira

"Udah-udah, itu ada Bu Risa mau masuk" ucap Reza melerai keduanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aira & ZaidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang