Saat Anin mengatakan cerah. Entah apa yang terjadi awan-awan mulai berganti warna menjadi gelap. Anin tertawa sambil melihat awan dari jendela. Perlahan-lahan air berjatuhan dari langit. Orang-orang berlarian mencari tempat untuk berlindung. Anin memperhatikan wajah orang-orang. Ada yang senang dengan hujan, ada yang sedih, ada juga yang kebingungan dengan hujan yang tiba-tiba datang.
Saat itu juga bell pintu berbunyi yang pertanda ada orang memasuki toko buku. Anin langsung berdiri, tapi ia terdiam saat berbalik arah.
"Anin?"
Anin bingung, kenapa sepertinya Juna ada dimana-mana. Di sekolah, dan sekarang di tempat kerjanya. Besok entah di mana lagi.
"Jodoh emang gak kemana," ucap Juna sambil melap bajunya yang sedikit basah. "Lo kerja sini?"
"Iya."
Juna lalu menganggukkan kepalanya pelan sambil memperhatikan buku-buku yang tertata dengan rapi. "Lo udah lama kerja di sini?"
"Iya."
"Iya mulu, ntar gua ajak nikah juga iya gak?"
"Gak!"
"Padahal gua baik orangnya," ucap Juna sambil tersenyum.
"Bisa gak sih kalo ngomong gak pake lo gua, padahal pas awal-awal pake aku kamu tuh," ucap Anin yang merasa jika Juna sangat kasar saat berbicara dengannya. Anin tidak terbiasa dengan panggilan begitu.
"Ya udah kalo itu mau kamu. Sekarang aku kalo ngomong sama kamu pake aku kamu. Romantis banget ya kita," ucap Juna sambil tertawa. Senyumannya begitu hangat membuat Anin tidak bisa mengalihkan pandangannya ke lain.
"Kamu mau cari buku apa?"
"Sebenarnya sih lagi gak nyari. Cuma karena hujan aja. Makanya ke sini. Tapi kayaknya ada buku yang harus aku beli."
Juna mengambil handphonenya untuk mengingat-ingat buku apa yang ingin ia beli. "Lupa gua. Eh aku lupa. Gimana kalo kita duduk dulu."
Juna langsung duduk lalu di susul oleh Anin. Anin hanya terdiam sambil memandang hujan yang terus menerus. Hari yang sore sudah seperti malam.
"Kayaknya bakal sampe malam deh, hujannya. Mau aku anterin?"
"Gak perlu."
"Kamu dari jam 2 sampai jam 6 kan? Kerjanya."
Anin langsung melihat ke arah Juna. Bagaimana mungkin ia tau. "Kamu ngikutin aku terus ya!"
"Enggak kok. Aku liat kamu waktu itu. Gak sengaja. Lagian aku memang lagi cari toko buku yang nyaman. Sekarang aku udah nemu. Kayaknya di sini tempatnya."
Anin terdiam dan tak secepat itu percaya dengan kata-kata Juna.
"Ya udah kalo gak percaya. Denger aku bakal ceritain sebuah novel yang menurut aku hampir sama deh kayaknya sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loneliness
Подростковая литератураAnindita atau bisa di panggil Anin.Seorang gadis SMA yang hidup dalam kesendirian. Setiap hari, ia berjalan melalui lorong-lorong sekolah yang sunyi, berusaha menarik diri dari keramaian yang seolah-olah tidak menyadari keberadaannya. Setiap malam...