Kini sudah seminggu Sindy meninggalkan Daren dan sahabat–sahabatnya untuk selama-lamanya. Kondisi fisiknya sudah sembuh, ia juga sudah pergi sekolah, namun sikapnya berubah. Daren yang dulu ramah, humoris, dan murah senyum kini selama seminggu ini berubah menjadi sosok yang dingin dan cuek terhadap orang lain.
"Daren!" panggil seorang gadis.
"Apa?" ketus Daren.
"Aku mau kasih kue ke kamu," ucap gadis itu seraya menyerahkan kotak kue kepada Daren.
"Gue nggak makan!" tolak Daren dan langsung pergi meninggalkan gadis itu.
"Maaf ya Kak, mungkin Kak Darennya masih pusing jadi ngomongnya kayak gitu, jangan dimasukkin ke hati ya kak," ucap Icha.
"Nggak pa-pa kok, ini kuenya untuk kamu aja," ucap gadis itu.
"Makasih ya kak," ucap Icha dan langsung berlari menyusul Daren.
****
"Kak Daren!" teriak Icha memanggil Daren di tengah koridor.
"Kenapa?" tanya Daren.
"Kak Daren udah nggak sayang lagi sama Icha," ucap Icha mengembungkan kedua pipinya.
"Icha kenapa ngomong kayak gitu, hemm?" tanya Daren memegang kedua pundak Icha.
"Kak Daren nggak kayak dulu lagi, Kak Daren banyak kacangin Icha sekarang," ucap Icha.
"Adik kaka ngambek nih, maaf ya Cha kalo kaka belakangan ini nyuekin Icha," tutur Daren.
"Icha sayang sama Kak Daren, Icha nggak mau kaka kayak gini, kalo Kak Sindy liat kaka kayak gini pasti dia sedih," ucap Icha.
"Kaka usahain iklasin dia, walaupun berat sih tapi demi kamu kaka usahain," ucap Dare, seraya menarik Icha dalam dekapannya.
"Makasih Kaka, jangan coba bunuh diri lagi, Icha takut," ucap Icha dalam dekapan Daren, sedangkan Daren hanya terkekeh kecil menanggapi ucapan Icha.
Mungkin benar, ia harus ikhlaskan Sindy. Berat, sudah pasti berat untuk mengikhlaskan orang yang kita sayang untuk pergi selama-lamanya. Tapi tidak ada cara lain selain ikhlas bukan.
Cukup lama adik kaka itu berpelukan, tiba–tiba seseorang menarik Icha dari dekapan Daren dan menarik gadis itu kedalam dekapannya.
"Jangan sembarangan peluk–peluk pacar gue!" sewot Aldo.
"Pacar lo itu adik gue kampret!" ucap Daren tak kalah sewot.
"Terserah yang penting lo nggak boleh asal peluk pacar gue!" sentak Aldo dan langsung menarik Icha meninggalkan Daren.
"Dasar posesif," ucap Daren, ia langsung menyusuri koridor menuju ke kelasnya. Namun tiba–tiba di tengah jalan, tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seseorang gadis.
Brak!
Semua buku yang dipegang oleh gadis itu jatuh ke lantai seiring dengan dirinya yang juga jatuh ke lantai.
"Buset, sial banget gue hari ini, udah kena hukum sama Bu Dewi, nabrak setan, bokong gue sakit lagi," ucap gadis yang bertabrakan dengan Daren itu.
"Lo sebut gue setan?" tanya Daren dengan ketus.
"Ohh, lo manusia emang?" tanya gadis itu, yang tak lain adalah Laura.
Daren tak memperdulikan ucapan Laura lagi, ia kembali melanjutkan langkahnya.
"Dasar cowok resek!" teriak Laura seraya melempar salah satu buku yang ia bawa.
Bruk!
Buku itu tepat mengenai pundak Daren, hingga membuat pemuda itu meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Acak"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...