9. Butterfly Letter

9K 649 5
                                    

illustration of Sofiee

----------------------------------------

Tempat yang cukup ramai tapi juga tenang. Cahaya yang remang dan penuh dengan aroma alkohol, di sudut ruangan itu ada sosok pemuda yang sudah terkapar mabuk di pangkuan seorang gadis.

"Nao~" panggil gadis itu yang masih bersamanya sejak tadi.

Mereka datang ke tempat ini karena terjebak hujan dan masih berada di sana hingga malam tiba. Jemari gadis itu mengusap surai Nao yang tidur di pangkuannya. Sambil menyesap alkohol, ia tersenyum manis.

Nao yang tidak memiliki toleransi dengan alkohol langsung mabuk berat hingga membuatnya membual beberapa kali.

"Mhh, Sofiee..." panggil Nao pada gadis itu saat merasakan sentuhan di kepalanya. Gadis yang bernama Sofiee itu tersenyum memandang wajah Nao yang memerah sempurna.

"Ada apa?" tanya Sofiee dengan suara lembutnya, Nao tersenyum sesaat lalu memegang tangan gadis itu dan menempelkan di pipinya.

"Aku... Suka padamu, kamu mau jadi pacarku?"

Gadis itu tersenyum sesaat, lalu kembali mengusap kepala Nao. "Aku pikirkan dulu, ya," balas Sofiee sambil meminum alkoholnya lagi. Nao yang mendengar itu memasang wajah cemberut lalu memalingkan wajahnya merajuk.

"Tuh kan Ann, kubilang juga apa," ucapnya kecewa. Ia masih terus membual kesal dan membuat gadis itu tersenyum dengan kata-kata polosnya.

"Ahhh... Aku pengen pulang, Ann mana... Kamu nggak diganggu, kan? Bilang ke aku kalau enigma itu ganggu kamu lagi, ntar kugeplak kepalanya," ucap Nao dengan penuh emosional sambil mengepalkan tangannya. Ia berusaha bangun tapi tangan gadis itu kembali menarik kepala Nao membaringkan ke pangkuannya.

Tangan gadis itu merayap mengusap rambut dan wajah Nao. "Sayang..." rayu sang gadis yang kini menatap Nao intens. Terpanggil seperti itu membuatnya menatap tak percaya.

"Sofiee?"

Seketika kecupan lembut mendarat di keningnya, membuat Nao menutup wajahnya malu. "Aku sayang Nao~ Aku nanya nanya boleh, Sayang?" tanya Sofiee dengan suara lembutnya. Nao yang mendengar itu semakin menutup wajahnya rapat, bahkan punggung tangannya juga ikut memerah.

"B-boleh boleh... Aku informan terpercaya lohh," ucap Nao membanggakan dirinya.

Senyuman kecil terbingkai jelas di bibir gadis bernama Sofiee itu. Matanya menatap Nao seperti menemukan mangsa yang sudah ia cari selama ini. Gadis itu menyesap alkohol di gelasnya. Ia mencium pemuda di pangkuannya sampai alkohol yang ada di dalam mulutnya ditenggak habis. Setelah itu, jemari lentiknya mengusap lembut cairan alkohol yang menetes keluar dari bibir Nao.

"Kamu tahu enigma itu ada di mana, Sayang?"

---

"Rexer itu... Yang memberimu misi untuk membunuhku," ucap Alva sambil memandang jalan sepi di depannya.

Ann diam sesaat. Ia tak pernah mendengar jika bosnya dulu memiliki keterkaitan dengan kelompok yang bernama Rexer. Ia juga yakin Nao tak pernah berbicara ataupun menyebutkan nama Rexer sebelumnya.

"Mereka komplotan yang ingin membangun AI kembali," sambung Alva lalu menjalankan mobilnya lagi.

"Bukannya kamu pemimpin AI?" tanya Ann penasaran, ia masih ingat dengan jelas Alva pernah memberikan kartu AI padanya.

"Bukan."

"lalu kartu itu?" tanya Ann lagi memastikan.

"Itu hanya tes untukmu, awalnya kukira kamu bagian dari Rexer tapi ternyata bukan. Misimu untuk membunuhku itu adalah senjata utama mereka yang 'tersembunyi' agar tidak bisa aku prediksi. Mereka sengaja melibatkan orang luar.

I'm not Enigma [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang