Do you remember happy together?
I do, don't you?Lagu berjudul I miss you, I'm sorry milik Gracie Abrams terputar dengan volume mendekati penuh di kamar milik si Scorpio bernama Giselle. Si Pemilik kamar menidurkan dirinya di atas sofa, menikmati lagu yang entah telah diputar berapa puluh kali hari ini.
Semenjak putus dengan kekasihㅡ kini sudah menjadi mantan kekasihnya satu bulan yang lalu, keseharian Giselle seakan berubah menjadi seratus delapan puluh derajat. Rasanya, seperti ada kepingan yang hilang dari hidupnya. Ia tahu dimana kepingan itu berada, namun rasanya tidak mungkin untuk mengambil kepingan itu kembali.
Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, lalu muncul perempuan berambut pirang dengan masker yang menutupi wajahnya. Mengingat hari yang sudah hampir menjelang malam, si Pirang berjalan menuju speaker milik Giselle berada, lalu menyentuh tombol off agar lagu tersebut berhenti terhubung ke speaker.
Giselle yang tak terima langsung bangun dari sesi tidurannya dengan lesu, benar-benar seperti manusia yang kehilangan semangat hidup. Memang benar juga sih, Giselle sedang kehilangan semangat hidupnya saat ini.
"Kok dimatiin, sih?" kata Giselle meskipun lagunya kini terdengar dari ponsel bukan lagi dari speaker.
Si Pirang hanya mendecak sambil berdiri di depan Giselle, "Eh sumpah ya, lo kalo sadar udah muter itu lagu hampir empat puluh kali ada kali ya? Mana udah seminggu lo nyetel lagu ini. Bayangin empat puluh dikali tujuh hari? Gue sampe ikut hafal sama liriknya."
"Ya namanya juga orang galau, Som. Lo kalo putus juga pasti bakalan galau, kan?"
"Ya iya galau, tapi nggak ngajak-ngajak juga galaunya! Lagian lo yang mutusin, kok malah elo yang galau berkepanjangan." si Pirang atau yang bernama Somi itu duduk di samping Giselle, "Lo liat aja deh, Karina udah deket sama cewek lain, udah move on kayaknya dia. Masa elo yang mutusin malah jadi yang lebih galau? Move on dong! Salah lo sendiri mutusin Karina."
Perkataan Somi malah membuat Giselle semakin menyesali perbuatannya satu bulan yang lalu. Saat itu di tengah hujan deras, di apartment milik Karina, serta pecahan piring di lantai yang tidak sengaja tersenggol oleh Karina.
Tidak hanya satu kali atau dua kali mereka bertengkar, Giselle dibuat pusing sendiri. Tidak ada lagi yang terpikirkan di otaknya selain kata "Kalo gini terus mending kita putus.". Giselle kemudian meneggelamkan wajahnya pada bantal sofa, "Som, gimana dong?"
Somi mengangkat bahu, ia kemudian berdiri berniat meninggalkan Giselle kembali sendirian di kamarnya, "Gue nggak tau masalah kalian apa sampai bisa putus gini, apalagi kalian udah kenal hampir sepuluh tahun ada kali ya? terus pacaran juga udah dua tahun. Kata gue mending lo ngobrol lagi sama Karina. Yang tadi gue bercanda doang, nggak mungkin Karina secepet itu move on sama orang yang udah bareng sama dia hampir sepuluh tahun." Somi membuka pintu kamar Giselle, "Jangan setel musik pake speaker lagi, yang nempatin unit ini bukan cuman lo sendiri."
Setelah Somi meninggalkan kamarnya, Giselle menundukkan kepalanya hingga menyentuh dengkul. Rambutnya yang sengaja diwarnai merah menutupi seluruh wajahnya. Somi menyuruhnya untuk menghubungi Karina, sedangkan Karina saja memblokir nomor dan semua akun SNS Giselle?
Tiba-tiba terpikirkan dalam otak Giselle, haruskah ia menghubungi Jeno atau kembaran Karina? Tapi sepertinya itu bukan ide bagus, yang ada ia akan disapa oleh tatapan tajam dari Jeno, bukan lagi senyum dengan eyesmile. Atau, haruskah ia menghubungi Yeji alias teman dekatnya Karina selama di kampus.
Kini Giselle sudah berada di roomchat milik Yeji, dengan rentetan kalimat yang menanyakan bagaimana kabar Karina, apakah dia makan dengan baik, lalu di akhir kalimat ia meminta Yeji untuk menyampaikan pada Karina agar membuka blokir nomornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Miss You, I'm Sorry
Teen Fictionkariselle ( karina & giselle ) Setelah putus dari Karina, Giselle merasakan hidupnya menjadi banyak berubah. Ia merasa ada kepingan puzzle yang hilang dari dalam hidupnya, dan ia juga tahu dimana kepingan itu berada. Namun pertanyaannya, memangnya...