Bom Waktu (2)

21 7 0
                                    

Perasaan Gumitir menjadi jauh lebih baik, ia mandi dan berganti pakaian. Ia mengenakan kaos putih bergambar karakter Spongebob dengan kardigan ungu di bawahnya ia mengenakan rok hitam dengan rumbai di bawahnya, ia juga membawa tas hitam selempang. Ia menatap cermin yang memantulkan bayangan dirinya, memutar-mutar tubuhnya dan menarik ke dalam perutnya dengan menahan napas dan karena tidak kuat segera ia mengambil napas dan menggelembunglah perutnya. Dia hanya menarik napas pelan, dia janji dia sudah berdamai dan lebih mencintai dirinya sendiri apa adanya. Namun tetap saja, dibandingkan dengan remaja lain yang memiliki badan bagus, berkulit cerah dan selalu mengenakan pakaian yang hits, ia selalu merasa minder. Bahkan pakaian yang sekarang ia kenakan adalah pakaian orang sakit menurut ibunya, ibunya pernah mengatakan demikian.

Gumitir membawa uang yang cukup, ini adalah tabungan sebulan terakhir dari hasil memotong uang jajan yang ia punya walaupun tak setiap hari dia bisa menahan karena makanan di kantin selalu berhasil menggoda dirinya. Namun biar begitu, setidaknya dengan uang yang dia punya ia akan membeli beberapa novel untuk ia baca sebulan ke depan dan ia juga harus membeli persediaan camilan untuk menemani dia dalam menyelami dunia yang dibuat oleh pengarang. Gumitir memesan ojek online dan tak butuh waktu lama ia segera meluncur menuju toko buku yang berada di jalan Cipto Mangunkusumo.

Masuk ke dalam toko buku di lantai tiga dengan udara pendingin ruangan dan musik yang mendayung pelan menambah kenyamanan pengunjung juga aroma buku-buku yang masih baru menyeruak ke dalam rongga hidung Gumitir, bau yang paling ia sukai selain bau makanan. Pengunjung hari itu tidak terlalu ramai, ada sekelompok anak muda yang mencari rekomendasi buku dari dosen mereka, ada pula pemuda yang tengah mencari buku untuk lulus ke dalam instansi tertentu dan terlihat sangat fokus dalam memilih buku mana yang akan ia beli. Ada juga anak-anak yang mencari buku dengan gambar paling menarik perhatiannya, ditemani dengan orangtuanya yang juga sekalian mencari buku yang menarik untuk dibaca. Penjaga toko buku yang ramah melayani pengunjung yang mencari buku namun tak kunjung ketemu, ataupun mengarahkan rak buku mana yang tengah di cari juga memberikan gambaran mengenai buku jika diminta.

"Kalau aku beli buku ini, di ujian nanti pasti dapat seratus?" ucap seorang anak remaja sekolah pada penjaga yang tengah berkeliling.

"Tidak, namun jika kamu membeli buku ini akan diajarkan mengenai cara untuk menjawab soal-soal yang ada di ujian. Dengan begitu kamu mungkin bisa mendapat nilai yang memuaskan" seorang penjaga wanita dengan kerudung hitam menjelaskan dengan sabar. Adik yang bertanya tadi hanya mengangguk-angguk entah paham atau tidak.

Di dalam toko buku yang tidak pernah terlalu ramai ini Gumitir langsung mencari ke bagian best seller dan mendapati buku-buku yang sudah menjadi incaran beberapa minggu terakhir. Gumitir mengambil buku yang masih terbungkus plastik, ia memperhatikan cover bukunya yang dominan berwarna kuning dengan garis-garis hitam yang melintang di sana-sini. Gumitir membaliknya dan mendapati sinopsis dari novel yang ia pegang, sebenarnya dia sudah tahu novel ini akan menceritakan tentang apa, dia sudah melihat review novelnya di internet. Banyak yang mengatakan novel ini bagus, cerita yang disuguhkan segar dan gaya penceritaan yang tidak membuat bosan. Penulis pendatang baru, yang Gumitir tahu penulis dari buku yang sedang ia pegang ialah penulis yang baru lulus kuliah beberapa waktu lalu. Gumitir sudah kenal dengan tulisannya karena penulis dari buku yang ia pegang beberapa kali menjadi pemenang dalam berbagai lomba menulis novel nasional di Instagram.

Gumitir lalu berjalan melihat-lihat buku-buku yang lain, alunan musik yang pelan menambah kenyamanan untuk berkeliling rak buku. Gumitir berjalan ke rak novel dan sudah berjejer novel-novel dari penulis-penulis yang ia suka dan sudah membaca hampir semuanya. Gumitir mengambil salah satu buku dengan cover buku yang cenderung gelap dengan warna ungu gelap dan corak hitam dan judul buku yang berwarna hitam.

"Kegelapan yang Menyilaukan? Ah, itu judul yang bagus" Gumitir benar-benar terkejut ada orang lain di sampingnya, terlebih dia diajak bicara "buku itu memang sedang banyak diperbincangkan, penulis Indonesia berhasil membawa unsur baru, unsur psikologi yang dibawa oleh sang pengarang begitu kentara dengan balutan komedi yang cukup segar" Gumitir hanya bengong, sadar dia diajak bicara dia hanya mengangguk dan meninggalkan cowok yang tiba-tiba menceritakan buku yang ia pegang.

Cirebon dan Pohon Balas Dendam (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang