Hari sudah berganti menjadi pagi, Reina dan Farel baru tiba di parkiran sekolah disusul oleh sahabat–sahabat mereka, kecuali Daren, ntah kemana pemuda itu.
"Mata kamu kenapa Cha?" tanya Reina ketika melihat mata gadis itu yang memiliki lekungan hitam dibawahnya.
"Icha harus ulangan hari ini, jadi dari semalam Icha belajar sampai jam dua," jawab Icha.
"Hah! Kamu bilang sama kaka tadi cuma sampai jam duabelas, brarti kamu bohongin kaka tadi?" tukas Aldo.
"Maaf kak, kalo Icha jujur nanti kaka marah," ucap Icha.
"Ada-ada aja sih lu Cha, ngapain sih belajar sampai jam segitu," ucap Farel.
"Gue tau, dia pasti nonton drakor dulu nih, apalagi drama si Unwoo lagi tayang sekarang, iya kan cha?" ujar Alisa.
"Hehe, Kak Alisa tau aja," ucap Icha.
"Oohh jadi karena itu, yaudah mulai sekarang nggak usah dengerin kaka lagi, urus aja si Uno itu," kesal Aldo dan langsung pergi meninggalkan mereka.
"Woi Aldo Kampret, Unwoo lah bukan Uno!" teriak Reina.
"Yah Kak Aldo ngambek lagi, yaudah Icha pamit kejar Kak Aldo dulu," ucap Icha, dan pergi menyusul Aldo.
"Yaudah ayo ke kelas," ajak Farel.
Sebelum mereka berjalan, sebuah mobil memasuki area sekolah mereka. Pengemudi dan penumpang mobil itu turun.
"What! Apa–apaan ini?" kaget Pisty.
"Gila si jalang mainnya," timpal Alisa.
Penumpang mobil itu berjalan menuju mereka, sedangkan si pengemudi yang tidak lain adalah kepala sekolah SMA Tunas Bangsa pergi menuju ruangannya.
"Hi Farel, sahabat lama," ucap orang itu seraya tersenyum manis ke arah Farel.
"Jijik gue lihat lo!" tukas Farel.
"Punya nyawa banyak ternyata lo," sinis Reina menatap orang itu.
"Seorang Arasya nggak mungkin mati gitu aja," ucap orang itu yang tak lain adalah Arasya.
"Ngapain si Na buang waktu buat ngomong sama jalang kayak dia," ucap Pisty.
"Emang dasar jalang, kepala sekolah juga diempat sama dia," timpal Alisa.
Arsya tersenyum remeh ke arah mereka. "Gue nggak kayak kalian, bodoh!" ejek Arsya.
"Bodoh kok ngomong bodoh," tukas Alam.
"Ck, untung ganteng lo, tapi daripada sama Alisa mending sama gue aja," ucap Arasya.
"Mending gue sama kambing daripada sama lo," sentak Alam dan pergi dari sana dengan menarik tangan Alisa.
"Nanti juga ngemis sama gue," ucap Arasya dengan sombong nya.
"Ahh ya Farel, lo nggak mau sapa sahabat lama lo ini?" ucap Arsya seraya ingin menyentuh wajah Farel, namun terlebih dulu ditahan Reina.
"Jangan pernah pake tangan kotor lo itu buat sentuh pacar gue!" Reina mengehempas tangan Arasya dengan kasar.
"Ups, lupa kalo ada pawangnya, tapi nggak lama lagi pawangnya akan lenyap," ucap Arsya tersenyum kemenangan.
"Lo salah pilih lawan, lo belum liat gimana Reina yang sebenarnya," tukas Reina.
"Nggak usah ladenin dia sayang, ayo ke kelas," ucap Farel menarik tangan Reina meninggalkan Arsya diikuti oleh Risky dan Pisty.
"Nggak lama lagi lo akan jadi milik gue Farel," desis Arasya dan pergi dari parkiran.
*****
Sesampainya di kelas, Reina langsung duduk di kursinya dan mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang.
Via telpon
["Dia balik lagi, jadi lo juga harus bakik,"] ucap Reina kepada seseorang di seberang.
"Ck, tuh manusia bikin onar lagi? Tapi gue masih nyaman kayak gini, entar lah gue balik."
["Ok gue tunggu lo, tapi jangan lama-lama, awas aja kesenemgan lo di sananya."]
"Iya-iya, bawel banget lu."
Setelah mengucapkan kalimat itu, orang di seberang sana langsung mematikan sambungan telpon dengan sepihak.
"Dasar nggak ada akhlak!" umpat Reina.
*****
Di lain tempat, tepatnya di sebuah pantai. Daren, cowok itu dengan tatapan kosong berjalan ke arah laut, entah apa yang akan dia lakukan.
"Gue capek Sin, gue capek pura-pura lagi baik-baik aja padahal nggak. Gue mau susul lo Sin," ucap Daren, seraya melangkah menuju ke laut.
Seorang cewek cantik yang mengawasi tindakan Daren sedari tadi langsung berlari ke arah Daren dan menarik cowok itu ke tepi pantai.
Plak!
"Lo gila ya, lo bosan hidup? Kalo lo mau mati seenggaknya kasih kek ginjal atau hati lo ke orang di luar sana yang membutuhkan, daripada bunuh diri nggak jelas kayak gini," omel cewek itu.
Daren menatap cewek itu, sedetik kemudian ia langsung memeluk tubuh gadis itu dengan erat.
"Ehh, ngapain lo main peluk orang sembarangan, lepas ihh" kesal cewek itu.
"Gue kange sama lo, jangan pernah ninggalin gue lagi hiks," isak Daren.
"Lah kok lo nangis sih?" tanya cewek itu.
Daren mengurai pelukannya. "Lo nggak benar–benar meninggalkan, iya gue yakin lo nggak akan ninggalin gue," ucap Daren.
"Kan yang mau bunuh diri itu lo Jamblang," kesal gadis itu.
"Terserah lo mau ngomong apa, yang penting nggak benar–benar ninggalin aku," ucap Daren kembali memeluk cewek itu.
"Gimana gue ninggalin lo kalo gue nggak kenal sama lo," ucap cewek itu melepas pelukan Daren.
"Lo nggak kenal gue Sin, gue Daren. Jangan buat gue makin gila Sindy!" teriak Daren.
"Gue bukan Sindy, gue Sinta," ucap gadis itu.
"Nggak, lo itu Sindy bukan Sinta. Lo Sindy gue," ucap Daren.
"Gini aja deh, mending lo ceritain ke gue gimana kisah lo dan Sindy lo itu," ucap cewek yang mengakui namanya sebagai Sinta itu.
Daren menceritakan semua kisahnya dengan Sindy. Mulai dari bagaimana ia pernah mengkhianati Sindy sampai bagaimana Sindy meninggalkan dirinya.
"Wiih cerita lo lumayan juga," ucap cewek itu.
"Please jangan giniin gue, udah cukup lo nyiksa gue selama beberapa hari ini," lirih Daren.
"Emang gue nyiksa lo gimana? Kita aja baru ketemu," ucap cewek itu.
"Udalah gue mau pulang, ribet ladenin lo tau nggak," sambung Sinta dan pergi meninggalkan Daren, namun tangan gadis itu terlebih dahulu dicekal Daren.
"Gue anter ya, please. Gue nggak mau sampai lo kenapa napa di jalan," mohon Daren.
"Yaudah ayo, tapi lo jangan macam-macam sama gue, gue plintes lo," ucap Sinta.
"Tenang aja, gue nggak mungkin macam-macam sama orang yang gue sayang," tutur Daren.
"Serah lu Jamblang," ucap Sinta.
Daren langsung menarik pergelangan tangan gadis itu menuju motornya. Sedangkan Sinta, gadis itu hanya menurut dan mengikuti langkah Daren.
Next
#Acc_min
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
عشوائي"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...