CHAPTER 2

50 31 1
                                    

Hay!
Ketemu lagi!

SELAMAT MEMBACA!
***

  Di sebuah ruangan bernuansa putih nan hening terdapat seorang gadis tengah terbaring tak berdaya bak Putri tidur yang enggan membuka mata, pergerakan tangan nya mengubah garis bentuk objek tipis nan lembut juga hangat yang ia tindih.

"ssshh," ringisnya sembari memegangi kepalanya yang tampak kesakitan

Bau obat-obatan menyeruak masuk ke dalam Indra penciuman nya juga cahaya lampu menelisik masuk ke dalam indra penglihatannya, itu sangat menganggu.

Gadis itu menatap sekelilingnya,
"Gak masuk akal,"ucap nya samar-samar.

Ceklek

Gadis itu lantas menoleh ke sumber suara tepat nya pada pintu.

Seorang yang baru saja masuk terperanjat kaget lalu berlari kecil ke arahnya, brangkar.

"Sayang khia kamu udah sadar nak?"

Fira atau yang di sebut khia itu mematung
Saat merasakan tubuhnya di peluk oleh seorang yang kira-kira sudah berkepala lima.
Jujur ia sedikit tersentak tidak ada yang pernah memeluknya sebagimana di peluk oleh seorang ibu dan nenek, hanya rana yang dengan suka cita memeluknya ahh ia jadi teringat Rana.

"Khia kamu denger Oma kan sayang, kamu tahu oma sangat khawatir pada mu cucuku," ucap nya melerai pelukannya

Oma?

Cantik!

"I-iya fir ah maksud aku khia denger kok o-ma." Fira hampir saja menangis bagaimana tidak ia tidak pernah memanggil oma nya sendiri dengan sebutan oma mendengar suara nya saja omanya sudah tak sudih, dan sekarang ia mempunyai nenek yang boleh ia panggil Oma.

Paruh bayah itu sedikit bingung dengan tingkah aneh khia namun segera di tepis
"Syukurlah kalau begitu."

"Gimana keadaan kamu nak?"tanyanya khawatir

Nak

"Udah enakan Oma."

Ah sekarang ia harus terbiasa dengan panggilan khia itu begitu pun author nya jadi kita panggil fira dengan sebutan khia ajah yang reader.

"Bagian mana yang sakit sayang?"

"Di kepala khia ajah oma yang sakit."

"Sebentar oma akan panggil kan dokter kamu istirahat lah," ucap oma nya melangkah pergi

Selang beberapa detik omanya datang dengan seseorang dokter muda.

Dokter itu melangkah mendekat ke arah brangkar yang ia tempati.

Akhia dengan susah payah meneguk Saliva nya melihat ketampanan makhluk di depannya ini.

Sang dokter terkekeh "gimana keadaan kamu akhia naletta? aku pikir kita tidak akan bertemu lagi,"ucap nya sangat sopan dan formal sembari mengecek denyut nadi akhia.

Akhia mengerenyitkan alis nya "maksud nya?"

"Kamu lupa? seseorang yang sudah terkontaminasi oleh racun sulit untuk bertahan, apalagi racun yang ada di tubuh mu adalah sianida berdosis tinggi. tapi waw ini sungguh mengejutkan kamu berhasil mengalahkan racun itu."

"Racun?" ujar akhia samar-samar.

Jadi pemilik tubuh ini di racuni ?

Dokter itu mengerenyitkan alis nya,"kamu tidak mungkin amnesia, kamu lupa? Kamu di racuni dan semua ini ulah si brengsek itu abang-abang mu, entah apa yang ada dipikirannya," Terlihat mata nya memerah menahan amarah juga tangan yang terkepal.

49 DAYS TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang