#18 (END)

2.3K 218 22
                                    


Anaknya melonjak kaget saat mendengar suara alarm nyaring begitu kencang. Jangan sampai dia melewatkan kelasnya lagi. Hari ini dia ada presentasi penting. Ia begitu cepat langsung mencari handphonenya. Mematikan alarm dan menyadari satu hal. Sejak kapan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Yang ia ingat semalam dia tidur di sofa sehabis menelfon Riwoo. 

Ia masih mengkhawatirkan tentang Taesan. Ia tidak bisa tidur nyenyak memikirkannya semalaman.  Begitu ia keluar kamar, pemandangan yang ia lihat pertama adalah Taesan yang sedang memasak di dapur. Lee Han menghela napasnya lega. Anak itu berjalan cepat menghampirinya. Memeluknya begitu erat.

"Oh, god! Syukurlah..." Ucap Lee Han.

"Hei, kau baik-baik saja?" Taesan mengusap lembut bagian belakang kepalanya. Menenangkannya dengan memberikan kecupan disana.

"Aku takut sekali kau pergi."

"Hmm, maaf. Aku butuh waktu untuk sendiri dulu. Maafkan aku.."

"Kau tidak perlu minta maaf. Ini salahku dari awal. Jangan pernah mengabaikanku lagi, janji?" Lee Han melepaskan pelukannya dan mengacungkan jari kelingkingnya. Taesan menyatukan jari kelingkingnya juga dan tersenyum gemas. 

Berikutnya, dia menyuruh Lee Han untuk segera mandi sembari menunggunya selesai menyiapkan sarapan untuk mereka. Lee Han langsung pergi ke kamar mandi begitu riang. Taesan baru sadar kalau kakinya sudah sembuh sekarang, bahkan sudah bisa melompat kecil.

Setelah selesai dengan acara sarapan, mereka berangkat ke kampus. Rutinitas kembali normal seperti biasa. Taesan akan mengantarnya ke kelas lalu menunggunya sampai dia selesai. Kemudian setelah kelasnya berakhir, mereka makan di kantin bersama-sama. Sebuah rutinitas monoton semua pasangan di kampus. 

"Hannie?" panggilan sayang Taesan untuk Lee Han. Ia mencoba mengalihkan perhatian Lee Han yang dari tadi ada di depan laptop.

"Hmm?"

"Mengerjakan apa? bukannya sudah selesai?"

"Oh ini Yookyung minta file PPT tadi untuk belajar. Aku tinggal mengirimnya saja."

"Kalian sering ada di kelas yang sama?"

"Hanya satu. Jangan khawatir, oke?"

Taesan mengangguk mengerti cukup lega mendengarnya. Mata Taesan berputar memperhatikan suasana disekitarnya yang sepi. Mengingat memang jarang ada yang mengambil kelas di hari jumat. Lalu pandangannya terpaku pada 2 orang yang baru saja memasuki kantin. Berjalan kearah mereka.

Yang dapat ia kenal hanya 1 orang, Sungho. Sedang orang yang sedang jalan bersamanya itu tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"Hello, my friends!"

"Huh? Tumben ke kampus hari jumat?" tanya Lee Han yang seperti sudah hafal.

"Haha, terima kasih berkat seseorang. Aku tidak pulang setelah begadang semalaman." balas Sungho menyindir orang disebelahnya.

"Hyung.." ucap seseorang disebelahnya dengan nada merajuk sedikit.

"Siapa?" tanya Taesan dengan matanya.

"Oh, benar. Hey Lee Han, kau tidak bilang punya adik. Apa kau tidak mengenali adikmu sendiri?"

Lee Han memperhatikan wajah anak disebelah Sungho. Ia tidak ingat punya adik. Apa anak itu salah mengira orang. Lee Han menyipitkan kedua matanya berusaha mengingat.

"Ohh! Han Yujin?" Anak itu mengangguk mengusap bagian belakang lehernya.

"Apa? Kau tidak bilang punya adik? Tapi tunggu marga kalian berbeda?" ucap Taesan masih tidak mengerti situasi yang terjadi.

Our Summer | taeshan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang