Chapter 22

3.2K 312 66
                                    

Ceklek. .

Pintu kamar mandi itu dibuka, Boy hendak keluar tapi belum selangkah dari kamar mandi itu, dia langsung dicegah dan diseret balik ke meja makan oleh Hali.

Tentu saja Boy akan memberontak, melawan Hali.

Tapi apa boleh buat, tenaga mau pun kekuatan Hali lebih besar. ᕦ⁠(⁠ò⁠_⁠ó⁠ˇ⁠)⁠ᕤ

"Mau ke mana kau? Makan aja belum habis!" lama-lama habis juga kesabaran Hali.

"Gak gak! Ada yang penting sekarang daripada makan!"

Dan. . . Hali berhasil membawa Boboiboy kembali ke meja makan. ᕙ⁠(⁠ ⁠~⁠ ‿⁠ ~⁠ ⁠)⁠ᕗ

"Makan dulu adikk! Itu perut gak kosong apa? Dari semalam kau makan angin aja gak keroncongan kah itu?!" kata Taufan.

"AAA MASA BODO! Aku perlu mastiin sesuatu dulu!"

"Kalau gitu biar kakak yang mastiin, biar adik makan dulu okay?" kata Duri mengajukan diri untuk memenuhi keinginan adiknya itu.

"Emang kau bisa dipercaya? Hanya aku sendiri yang bisa mastiin. . !"

"Kalau gitu makan dulu yang cepet! Tinggal satu piring itu saja yang belum kucuci loh." ಥ⁠‿⁠ಥ

"Enggak, aku dah kenyang. Dah adios!" kata Boy hendak beranjak dari kursinya.

"Apa maksudmu adios adios? Aku gak akan membiarkanmu lepas kek waktu itu!" kata Hali yang mulai naik angin, mencegah Boy berdiri dari duduknya itu.

"Gah! Lepasss!"

"Makan habis dulu baru kulepas!"

"Tidakkkk! Emang kalian siapanya aku suruh aku habisin makananku huh?!"

"Kita itu kakakmu!" geram Hali.

"Kakak dari Hong Kong?!"

"ENGGAK, TAPI KAKAK DARI MALAYSIA!" jawabnya gak kalah kuat dari suara Boboiboy.

(⁠٥⁠↼⁠_⁠↼⁠)

Gak nyangka Hali bisa jawab begitu juga. Mungkin dia mulai gila karena kelakuan Boboiboy. (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ

"Aku mau ke kantor polisi dulu bentar!"

JDER!!

"Eh dik! Jangan laporin kita dulu please please please–" rengek Duri.

"IYA! Ntar kita kasih apa pun deh yang kamu mau, jangan laporin please–!" Taufan mengikuti kedramatisan Duri.

Gedebuk! debuk!

"Kalian napa sih. . ." urat kesabaran Gempa sepertinya akan putus. Lihatlah, alis beserta dahinya sudah mulai menekuk! (⁠ʘ⁠言⁠ʘ⁠╬⁠)

'Jangan uji kesabaranku bisa gak?' kesal Gempa.

Gempa menepuk-nepuk kedua tangannya bekas memukul kakak adiknya yang gila tadi. Huff. . sabar. .

"Mau ke mana pun itu kamu, entah ke kantor polisi kek, ke KemenPPPA kek, ke mana-mana pun itu, mohon habiskan makananmu dulu."

"Ha. . aa. . aduh. . betul itu, isi perut dulu. . nanti aku temani kamu keluar kalau kamu ingin sekali keluar." ujar Taufan mengusap tempat ia dipukul Gempa seraya mencari kesempatan.

Ceh, bisa-bisanya. . . (⁠눈⁠‸⁠눈⁠)

Nahh, semuanya diam menunggu jawaban Boboiboy.

Kira-kira, apa yang akan dikatakannya?

Boboiboy diam. Tidak mungkin dia jelaskan hal itu kan? Sudah jelas mereka akan mengira dia gila.

Ah sial.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang