🛬(23) Flight & Galau🛫

31 3 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

"Selamat pagi Captain Prastha!" sapa Andy begitu Prastha turun dari mobil. 

"Pagi Captain Andy!" ujar Prastha dengan ramah, ia langsung menuju briefing office untuk mengajukan flight plan hari ini ke ATS (Air Traffic Service) agar data penerbangan semua bisa disetujui oleh pihak ATC (Air Traffic Controller).

Masih ada waktu 3 jam lagi untuk melakukan flight dan Prastha memilih sarapan dulu bersama Andy di kantin bandara. Prastha memilih teh hangat karena ia tidak menyukai kopi. 

"Long-Haul flight lagi akhirnya," kata Andy sambil menyesap ice coffee

"Iya, Dy. Semoga aja cuacanya mendukung deh," ucap Prastha yang dianggukki Andy, "aamiin."

"Eh, berapa hari lagi nih lo nikah?" kata Andy tiba-tiba. 

Prastha berfikir sejenak, "seminggu lagi, emang kenapa?"

"Flight kita kan seminggu, Pras," kata Andy.

Prastha baru ingat dan ia tiba-tiba khawatir, “gue baru inget, Dy," ucap Prastha yang sedikit panik. 

"Lo gak mungkin batalin flight ini lho, Pras," kata Andy mengingatkan. 

"Iya juga sih. Duh, gue lupa banget sumpah!" keluh Prastha. 

"Kalau pernikahan lo diundur sementara gimana?" saran Andy.

Prastha menggeleng cepat, "gak bisa! Semuanya udah hampir selesai 99%. Gue sepihak gak mungkin ngundurin tanggal yang udah disepakati gitu aja. Pernikahan gue juga dibantu sama bang Kevin, gue gak enak," tutur Prastha. Baru kali ini Andy melihat wajah Prastha yang sangat panik. Biasanya ia terlihat tenang dan santai. 

Kenapa bisa lupa Ya Allah? Jangan sampai saya menghancurkan pernikahan saya sendiri karena urusan pekerjaan

oOo

"Panas banget sumpah!" keluh Kanaya mengusap keringatnya.

"Yaudah yuk, duduk disitu. Haus gue nih," ujar Laras. Mereka pun langsung duduk berteduh dibawah pohon. 

"Gue minta dong, Ras," ujar Kanaya meminta air minum Laras, lalu menyusul Mia ikut bergabung sambil membawa makanan. 

"Iiii lo kok gak bareng sama gue kalau mau jajan sih!?" omel Kanaya begitu Mia datang. 

"Lo kan tadi lagi di tes, yaudah gue jajan duluan," ujar Mia. 

"Bukannya nungguin gue lo!" decak Kanaya, "minta dong gue!"

"Culametan!" ledek Mia. 

"Biarin dong!" kata Kanaya dengan bodo amat menyomot makanan Mia. 

"Oh iya gue mau cerita!" seru Mia. 

"Apa?"

"Waktu abis pulang dari rumah Caca, gue kan ke supermarket sama si Naya. Gue ketemu sama cowok ganteng banget di sana," tutur Mia. 

"Siapa?" kata Laras. 

"Pokoknya dia ganteng banget terus ramah deh pokoknya, gue jadi kebayang-bayang terus sama dia," kata Mia.

"Inget lo punya Aldi, gimana sih!?" ujar Laras mengingatkan Mia.

"Gue tau!" kata Mia, "lo liat kan dia yang kemarin itu?" ujar Mia pada Kanaya. 

Dia calon suami gue Mia! Pake nanya lagi sama calon istrinya sendiri!

"Liat kok, lagian biasa aja!" ujar Kanaya. 

"Dih, buka mata hati lo, Nay. Ganteng banget anjir dia!" tutur Mia dengan menggebu-gebu. 

"Mata hati lo yang harus dibuka! Gue bilangin lo ke si Aldi!" ancam Kanaya. 

"Jangan dong, gue cuman sebatas mengagumi dia aja! Gak salah kan?" kata Mia. 

Yang salah lo malah mengagumi calon suami gue! 
Eh, kok gue cemburu sih!? Bodo amat kali lah!

"Ya nggak sih, bebas lo mau mengagumi siapa aja, bila perlu satpam sekolah lo kagumin!" jawab Laras. 

"Sialan lo! Ya tertentu lah orangnya!" protes Mia. Kanaya dan Laras langsung tertawa.

•••••

Kanaya senang sekali akhirnya ia bisa di antar Gio, setelah ia selalu beralasan segala macam menghindari Gio karena selalu diantar jemput Prastha. 

Kelas Kanaya sudah bubar duluan dan ia langsung ke kelas Gio, "seneng banget gue bisa bebas tanpa si om genit!" 

Kanaya melihat kelas Gio sudah bubar, ia pun mencoba masuk ke dalam kelas tapi sudah tidak ada orang. 

"Yah, masa dia pulang duluan sih!?" dumel Kanaya, "coba gue telepon aja deh!"

Panggilan pertama Kanaya tidak di jawab, panggilan kedua sedang berada di luar area. Kanaya mendesah kecewa dan terpaksa ia harus pulang naik taxi.

"Loh? Belum pulang Nay?" kata Gita, teman sekelas Kanaya. 

Kanaya menggeleng, "mau kok, Git," tapi Kanaya melihat kancing baju seragam Gita terkancing tidak benar.

"Lo juga belum pulang?" tanya Kanaya. 

"Gue abis dari toilet, mau kok ini," jawab Gita yang membuat Kanaya mengangguk ragu. 

"Gita, maaf banget gue bukannya lancang tapi kancing baju lo," bisik Kanaya pada Gita. 

Gita pun panik ketika melihat bajunya seragamnya, "oh ya ampun! Tadi gue jatuh terus baju gue kena paku, dan akhirnya gue kancing asal, untung lo bilang, Nay," kata Gita yang terlihat tanggung malu. 

"Iya Git, lain kali hati-hati ya. Bahaya kalau ketahuan orang, untung cuman ketahuan sama gue," ujar Kanaya meskipun ia agak janggal dengan ucapan Gita, "yaudah gue pulang duluan ya, Git." Kanaya pun akhirnya pergi.

Kanaya pun langsung naik taxi untuk pulang, Kanaya merasa Gita bohong padanya, "kok gue curiga ya sama Gita?"

Kanaya menatap hp nya berharap ada balasan dari Gio, namun tidak ada. Kanaya mendesah kecewa sambil memandangi jalan raya. 

Selesai membayar taxi, Kanaya langsung masuk rumah dengan wajah lesu. 

"Eh, kamu udah pulang?" kata nenek Sari begitu melihat Kanaya melewati ruang TV. Kanaya pun menghampiri nenek Sari dan salam. 

"Tadi naik apa pulangnya?" 

"Naik taxi nek," ujar Kanaya. 

"Cucu nenek kok gak semangat gitu? Sakit?" tanya nenek Sari yang melihat ekspresi wajah Kanaya. 

"Galau gak di jemput calon suami nek," timpal mama Rita yang datang sambil membawa cake marmer yang masih hangat. 

"Mama apaan sih!? Nggak kok biasa aja!" elak Kanaya. 

"Mukanya tuh bohong, keliatan sama mama nih," kata mama Rita menunjuk wajah Kanaya. 

"Naya capek di sekolah, bukan galau!"

"Capek disekolah apa capek kangen sama Prastha?" ledek mama Rita menggoda Kanaya. 

Ya allah ... gue punya emak gini amat sih!? Bikin kesel anaknya terus! 

"Gak tau ah!" rengek Kanaya. Sebelum ia naik ke atas, Kanaya mencomot kue di piring. 

"Kamu belum cuci tangan, Naya!" sentak mama Rita. 

"Naya laper mah, maaf ya!"















Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨

Terima kasih 🤗✨

🛬Tbc🛫

Thank You Mas Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang