29. Bertemu Sendu

1.4K 330 43
                                    

Sehari sebelum ulang tahunnya, Nakhala kembali memergoki Syamil yang mengikutinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehari sebelum ulang tahunnya, Nakhala kembali memergoki Syamil yang mengikutinya. Laki-laki yang notabenenya adalah ayahnya itu kedapatan tengah mengikutinya membeli makanan Toyib di salah satu pet shop dekat sekolah. Nakhala yang waktu itu memang belum dijemput salah satu ayahnya malah berbalik dan menemui Syamil. Syamil jelas terkejut.

"Om ikutin Kala ya?" tanya dengan tampang polosnya.

Syamil jelas terdiam terpaku sangking terkejutnya. Laki-laki itu langsung saja berubah menjadi gugup seketika. Apalagi Nakhala dengan beraninya langsung bertanya padanya.

"Aah itu Om kebetulan lewat sini. Dan ngeliat Kala terus mau sapa eh Kalanya udah nyadar duluan." ucap Syamil mengelak. Tangannya mengusap-usap belakang lehernya.

Nakhala mengangguk-anggukkan kepalanya. Jelas Nakhala tahu bahwa itu adalah kebohongan.

"Ooh kebetulannya hampir tiap hari ya?"

Syamil lagi-lagi terkejut, dirinya kira, selama ini Nakhala tak pernah menyadari keberadaan dirinya.

"Om kalau mau ada perlu sama Kala, Kala ada waktu kok." anak itu melihat jam tangan yang melingkar di lengan putihnya. "Kala ada waktu sepuluh menit sebelum dijemput Yayah." ucap anak itu.

Syamil tentu tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, namun belum lagi dia menjawab, Nakhala sudah berjalan melewatinya. Membuat dirinya mengerutkan dahinya bingung.

"Kala kemaren baru dari Soto Mas Bro di seberang sana. Om mau coba?" tawar anak itu. Syamil langsung saja mengangguk.

Nakhala tersenyum dan berjalan duluan. Tangan kanannya menenteng kresek berlogo kucing sedangkan tangan kirinya dimasukkan ke dalam saku celananya. Anak itu tampak dingin dari terakhir kali mereka bertemu. Syamil merasa takut sekarang. Namun dirinya sudah mempersiapkan diri untuk hal-hal buruk yang akan terjadi nanti.

Termasuk penolakan dari Nakhala. Karena Syamil tahu dirinya pantas mendapatkan itu. Dan Nakhala berhak marah dan benci pada dirinya.

"Om mau pesen yang mana?" tanya Nakhala membolak-balik halaman buku menu di depannya.

"Eum Om ikut Kala aja." jawab Syamil.

Nakhala menatap Syamil sebentar lalu kembali pada buku menu di depannya. Bahkan belum satu menit mereka duduk saling berhadapan, tapi Syamil merasa jantungnya akan berhenti berdetak sebentar lagi. Apalagi saat Nakhala menatapnya begitu dingin. Jujur Syamil sedikit takut. Apalagi sampai pesanan mereka datang, Nakhala tak lagi mau mengeluarkan kata-kata. Syamil 'pun tak memiliki keberanian sedikitpun.

Memang dirinya adalah pecundang.

"Oh iya, Om mau ada perlu apa sama Kala?" tanya Nakhala tepat setelah pramusaji mengantarkan makanan mereka.

Syamil yang hendak menyuapkan kuah soto pada mulutnya langsung memberhentikan kegiatannya. Tapi Nakhala malah dengan santainya menambah jeruk nipis pada kuah sotonya.

Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang