04 #Bonus Track!

975 83 21
                                    

H-2 | Friends with my ex-girlfriend?


"Ekhm, flora kan ya?"


Ya—itu Muthe yang menyapa Flora.

Mendengar suara yang sudah di tunggu tunggu, Flora segera berbalik badan menghadap asal suara. Senyumannya langsung terukir sempurna dari sudut ke sudut bibir. Yang malah membuat Muthe takut—lebih tepat nya merasa kesal.

"Dateng nih, duduk sini sebelah gua.
Mau pesen minum dulu ga? Tenang di traktir." Sapa sekaligus tawaran dari Flora.

Biasanya Muthe akan tergiur dengan kata traktir namun yang ini—Muthe merasa enggan dan memilih untuk menolak, "Engga usah repot repot kok flora." Katanya

"Mau interview masa lalu gua kan, ya kali ga ditemani secangkir teh manis, semanis lo hehe"

Eh
Jijik
Mau nya apa sih ni orang

Muthe sebaik mungkin menahan mimik wajah judes, dipikiran nya sama sekali tak bisa menebak maksud Flora.

"Dih gombal?"

2 kata itu lolos begitu saja dari mulut yang sedari tadi menahan tak bersuara, namun nihil—sifat judes terlalu dominan.

Pandangan Muthe melihat gelagat tertawa Flora, menyebalkan pikir nya.

"Hahaha santai aja kali, emang kalau salting suka judes gitu ya?"

"Hah? Eng-engga, ga salting ye
Norak banget sok tau"

Segara mengelak, mengelak dengan nada terbata bata. Dan. Pipi yang lamban memerah?
Muthe tidak menyadari itu.

Di pihak Flora dia memilih diam melihat lawan bicara nya seperti itu, diam saja tak bersuara, bukan berarti diam untuk berulah. Bibir Flora tersenyum menyamping—senyuman bangga. Lengan kiri nya ditaruh di atas meja untuk menompang kepala.

Percaya saja, kini mereka berdua saling bertatap tatapan. Flora duluan yang mengunci dan Muthe yang terkunci.

Kenapa bisa? Entah lah

Cantik cantik nyebelin

"Gua secantik itu kah sampe lo natep nya dalem gitu" Flora bersuara.

Lamunan Muthe buyar langsung saat Flora melambai lambaikan tangan di depan muka nya. Muthe menyadari satu kalimat yang tadi spontan muncul dibatin nya. Ya—kata cantik itu untuk si mantan Jessi.

Memang kok Flora Cantik, Muthe berani mengakui nya.
Itu hal wajar, memuji, bukan berarti suka. Tolong cabut kultur sakit itu.

"Ini udah kedua kali nya Lo sok tau,
Udah deh, jadi males,
ga jadi gua kepo tentang masa lalu lo sama Jessi"

Mulut dan kata hati nya itu memang tak bisa berkompromi. Tapi perkataan ingin pergi adalah benar, Muthe beranjak dari tempat duduk nya, namun tangan Flora segera meraih tangan nya dan menarik untuk duduk kembali.

"Apasih gua mau pu-"

"Ya elah gitu aja ngambek,
Masa pertemuan kita gini doang,
Ga usah boong deh, masih kepo kan sebenernya...."

"Ga, gua bisa nanya Jessi"

"Bisa sih, tapi jawabannya bakal kebohongan semua banyak yang di reka reka. Mending gua, full jujur hehe"

"Jessi ga suka boong kok orang nya,
Udah ah mau pulang"

"Yakin?"

Pertanyaan sederhana seperti itu membuat Muthe terdiam. Seketika ragu mempercayai kejujuran Jessi—tak bermaksud untuk berkhianat. Tapi sekarang Muthe sedang berbicara dengan masa lalu Jessi, yang mana masuk logika jika Flora tahu hal hal yang masih Muthe belum ketahui.

[✓] 1. Rahasia || JesMuthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang