Waktu berlalu dengan cepat, banyak hal yang telah terjadi dalam dua tahun terakhir.
Dino dan orang-orang suruhannya sudah di jebloskan ke dalam penjara, begitu pula dengan Nando yang berhasil di tangkap dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara sesuai dengan pasal 338 kuhp kategori kejahatan percobaan pembunuhan.
Kini hubungan Rain dan Zion semakin harmonis setiap harinya.
Keduanya bahkan telah mengantongi restu dari orang tua Zion.
Bukan hal mudah tentunya untuk membuat kedua orang tua Zion pada akhirnya menyetujui hubungan mereka.
Khususnya ayah Zion yang sangat menentang hubungan mereka sejak awal.
Namun, kini beliau hanya bisa merestui hubungan keduanya, ia mengalah demi putranya.
Setelah semua yang terjadi, Zion pun segera melamar Rain.
Dan satu minggu kemudian, mereka pun melangsungkan pernikahan yang hanya di hadiri oleh orang-orang terdekat mereka termasuk Ario dan Gama yang juga turut hadir pada acara itu.
---
Zion membawa Rain ke villa pribadi miliknya untuk berbulan madu disana.
Di tempat tidur, tubuh keduanya menempel erat, Zion mencium bibir Rain hingga membuat pemuda itu terengah-engah.
Lalu ciuman itu turun hingga ke puting, "Puting lo makin bengkak."
Jari telunjuknya bermain-main di atas puting yang tampak lebih menonjol dari biasanya. Kemudian Zion menyedot puting itu hingga membuat Rain mendesah nikmat.
"Ahh...itu semua karena ulah lo!" Ucap Rain di tengah-tengah desahannya.
Zion hanya terkekeh kecil, kemudian ia mulai mengangkat tubuh Rain menuju jendela besar yang mengarah ke pantai.
Ia menekan punggung Rain ke kaca jendela, kedua tangannya menahan lalu membuka kedua paha pemuda itu, benar-benar memperlihatkan lubang cabul yang ada di bawah sana.
Rain yang merasa tubuhnya di angkat sontak langsung mengalungkan tangannya ke leher Zion. Punggungnya menempel ke kaca yang dingin membuatnya sedikit menggigil.
Walaupun tidak ada siapapun di villa ini selain mereka berdua. Tapi Rain masih ketakutan, ia merasa sedang di awasi oleh seluruh dunia.
"Z-zion ahh..jangan disini..."
Zion seolah tuli, ia malah dengan sengaja langsung mendorong masuk penisnya ke dalam lubang basah itu.
"Ughhhh..." Rain terengah-engah, dan tanpa sadar mengangkat lehernya, perasaan akrab dan kepuasan karena di masukan oleh penis besar membuatnya segera melupakan segala ketakutannya.
Setelah di setubuhi selama beberapa tahun, lubang Rain telah lama terbiasa dengan ukuran penis Zion.
Di malam pertama mereka, Zion menggempur Rain habis-habisan.
Hingga suara Rain benar-benar serak karena terus berteriak sepanjang malam.
---
Begitu fajar menyingsing, Zion merasakan orang di pelukannya berjuang untuk bangun.
Ia sedikit membuka matanya, hanya untuk melihat Rain yang terburu-buru berjalan kearah kamar mandi.
"Hoekk..."
Zion yang mendengar itu langsung menyusul dengan wajah panik.
"Rain, lo gapapa?" Zion bertanya sembari memijat tengkuk pemuda itu.
Rain menggeleng, namun ia terus memuntahkan cairan bening.
Melihat itu, dahi Zion sedikit berkerut. "Mau ke rumah sakit?"
Rain menggeleng kembali, "Gw mau makan aja."
"Tapi gw maunya makan masakan buatan lo." lanjutnya dengan tatapan memohon.
Menghadapi tatapan seperti itu, mana mungkin Zion bisa menolak, akhirnya ia segera berjalan ke arah dapur di ikuti oleh Rain yang mengekor di belakangnya.
---
Rain duduk anteng, menunggu Zion selesai memasak.
Tak berselang lama, akhirnya Zion pun datang dan meletakkan satu piring berisi telur dadar yang sedikit gosong dengan irisan keju di atas meja.
"Haha gosong part dua." Tawa Rain pecah seketika.
Zion yang mendengar itu sedikit malu, ayolah ia yang tidak bisa memasak malah di suruh masak, jadi telurnya gosong seperti dulu.
"Yaudah kalo gamau, mending buat gw aja."
Ketika Zion hendak mengambil kembali piring itu, Rain langsung mencegahnya.
"Ehh..jangan! kata siapa gw gamau? gw mau ko, makasih Zion udah cape-cape masakin ini buat gw."
Setelah itu Rain memakan makanannya dengan lahap, seolah-olah belum pernah makan selama bertahun-tahun.
Zion yang melihat itu sedikit mengangkat sudut mulutnya. "Urwell, makan pelan-pelan sayang."
Tangannya terulur mengelus rambut lembut milik Rain.
Mendengar panggilan sayang yang keluar dari mulut Zion membuat pipinya memerah seketika.
Walaupun Zion memang sering memanggilnya dengan panggilan itu, tapi tetap saja ia akan tersipu malu ketika mendengar nya.
"Iya." Jawab Rain di tengah kunyahannya.
Namun tiba-tiba saja Rain berhenti makan, lalu berlari kearah wastafel di dapur.
"Hoekk..."
Rain memuntahkan semua makannya, membuat Zion kembali memijat tengkuk pemuda itu.
"Hari ini pokoknya kita harus ke rumah sakit, gw takut lo kenapa-napa."
Rain hanya mengangguk kecil.
---
Akhirnya setelah bersiap-siap, mereka berdua pun pergi menuju rumah sakit.
Jarak villa dari rumah sakit lumayan jauh, jadi Rain yang tak sanggup menahan kantuknya akhirnya tertidur.
Sesampai nya disana, Zion segera membangunkan Rain yang tengah tertidur.
"Bangun sayang, udah nyampe." Tangan Zion terulur untuk mengelus pipi Rain, namun pemuda itu belum juga bangun.
Suara Zion kembali terdengar, "Rain bangun, atau mau gw cium sampe lo bangun?"
Rain merasakan benda asing yang mencoba masuk kedalam mulutnya, sontak saja matanya langsung terbuka.
"Zion!" Pekik Rain.
"Akhirnya lo bangun juga."
Zion memundurkan kepalanya, kemudian keluar dari mobil dan membantu membukakan pintu untuk Rain.
"Ayo."
Mereka berdua pun berjalan masuk kedalam rumah sakit, tangan Zion memeluk pinggang Rain. Membuat pemuda itu sedikit malu karena Zion melakukan itu di depan umum.
"Sekarang kita udah sah, lo gausah malu."
---
Nih buat yang minta Extra Part, maap ye telat up😌🗿
Thanks banyak-banyak buat yang udah baca/vote/komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Transmigrasi Zion
DiversosBanyak adegan dewasa🔞🔞 -- Zion, 21 tahun. Meninggal karena kecelakaan tunggal. Kemudian, ia terikat dengan sebuah sistem yang mengharuskannya menyelesaikan sebuah misi di berbagai dunia. alur diluar nalar, ga ada logika, up sesuka hati