Chapter Eight: Dangerous Woman - 4

347 61 15
                                    

Kembali ke dunia nyata. Hari demi hari dilewati dengan penuh usaha. Satu hari libur terasa tidak berarti, Yerim harus melangkahkan kakinya kembali menuju tempat di mana dia menjadi orang lain. Orang yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Yerim keluar dari kelas sekitar jam sebelas. Sesosok Bomin terlihat di dekat ruang kelasnya ketika dia melangkah. Setelah seminggu tak pernah bertemu, hari ini mereka akan makan siang bersama lagi.

"Sayang,"

Telinga tidak bisa ditutup seperti mata, bukan hanya Yerim tetapi semua orang yang memiliki indera itu bisa mendengar bagaimana Bomin menyapa ketika mereka menghambur keluar kelas. Yerim dalam hati terkejut, namun dia sudah terbiasa untuk mengendalikan diri. Lain halnya dengan Geumran, dia yang berjalan di belakang gadis itu. Otomatis matanya membulat ketika mendengar ucapan romantis itu ditujukan pada sang kawan. Belum lagi dengan orang-orang yang ikut mendengar. Mereka sontak memandang dengan mata sinis.

Yerim mengetahui kalau akibatnya sangat besar ketika dia bergaul dengan mahasiswa hits di kampus. Pantas saja masih banyak gadis berbaris untuk dekat dengan mereka walau sudah tahu hanya akan dipermainkan. Pengaruhnya luar biasa. Dalam sekejap, dia bisa dikenal oleh banyak orang. Label kekasih Choi Bomin akan sangat menguntungkannya.

Senyuman mengembang sejalan dengan aksinya merapatkan tubuh pada si pemuda berkacamata, Yerim menyambut sangat ramah, menyediakan lebih banyak bahan untuk digosipkan oleh kawan sekelasnya. "Kau datang cepat sekali, Oppa. Kelasmu sudah berakhir atau kau sejak awal tidak masuk?"

Bomin menyengir, "jangan khawatirkan aku." Mulus sekali, lengannya melingkar mendekap pinggang Yerim. "Aku datang untukmu. Kita makan siang bersama?"

Yerim mengangguk cepat sangat bersemangat. Dia kemudian menoleh ke arah Geumran, sejak awal tahu kalau kawannya itu juga jadi penonton drama ini. "Kau mau ikut tidak?"

Geumran terkejut bukan main, dia seketika bingung. Ekspresinya tidak terkendali. Yerim mendapati sedikit gemerlap di mana kawannya itu ragu karena Bomin. Si Bomin juga sedang menatapnya dengan mata yang mencurigakan, bagai sengaja mengajak gadis itu untuk mengingat masa lalu.

Yerim merasa sedikit jahat ketika dia mengajak Geumran meskipun dia tahu gadis itu punya masa lalu yang buruk dengan Bomin. Tetapi kemarin dia menyanggupi permintaan membantu yang digadang-gadang oleh Sunghoon. Jadi, seharusnya ini tak masalah.

"Hah?"

Bahkan setelah beberapa detik, dia masih kewalahan.

Yerim terpaksa berpura-pura tidak tahu diri saat ini. "Kau mau ikut atau tidak? Aku akan makan siang dengan Bomin Sunbae. Apa teman-temanmu juga ada di sana?"

Bomin mengangguk.

"Nah, di sana ramai. Kau mau ikut, kan?"

Geumran menyiratkan ancang-ancang penolakan, Yerim seketika sinis. Dia memberikan tatapan penuh arti. Tatapan itu bagai todongan pisau, menawan dia untuk menerima tawaran itu.

"Aku .... "

"Kau mau ikut, kan?"

Sekali lagi, Yerim mengulang pertanyaan yang menawan. Gadis itu melirik kecil, mendapati Bomin menyimpan seringaian yang mencurigakan.

Geumran menghela napas berat, "baiklah."

Yerim seketika bersemangat. "Okay, let's go." Tangannya otomatis melingkar pada lengan Bomin.

Dilihat dari sisi manapun, mereka seperti sepasang kekasih. Tiap pasang mata memperhatikan mereka yang berjalan bergandengan mesra. Bomin terlalu terkenal di fakultas itu, kehadirannya sendiri saja sudah mengundang perhatian. Yerim yang menggandeng lengannya melengkapi publisitas itu lebih total. Dalam waktu dekat, mereka berdua akan jadi bahan perbincangan seluruh mahasiswa di fakultas.

THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang