01.13

153 21 1
                                    

Osamu menatap pantulan wajahnya di cermin, sangat memalukan. Matanya merah dan sembab, begitupun hidungnya. Orang yang melihat pasti akan langsung tau bahwa dirinya habis menangis semalaman.

"Sam, buruan!!" Teriak atsumu dari bawah. Dirinya segera berlari menghampiri keduanya yang sudah siap. Kenma maupun atsumu menyadari mata Osamu yang sembab memilih diam.

"Ayo, buru berangkat." Ajak kenma berjalan lebih dulu.

Kini Osamu berangkat bersama mereka, tidak dengan suna. Bahkan sudah 2 hari dirinya menahan diri untuk tidak menghubungi suna. Ini juga merupakan usul dari atsumu.

"Hari Senin ga boleh telat say, dihukum nanti males gue." Keluh atsumu mengingat bahwa dia sering kali mendapatkan hukuman di Senin pagi.

"Makannya berubah." Usul kenma.

"Bahasa lo Ken.."

Osamu tersenyum mendengar obrolan keduanya. Diapun segera bergabung dengan percakapan absurd tersebut.

______

Sesuai ucapannya saat itu, dia akan mewawancarai beberapa temannya mengenai suna. Orang pertama yang disasarnya adalah kita, orang yang selalu mewanti wanti hubungan dengan suna.

Ketika bel istirahat berbunyi dirinya segera menghampiri bangku kita.

"Kita, bisa ngobrol bentar?" Tanyanya canggung.

Kita menatap Osamu sebentar lalu tersenyum. "Bisa, mau dimana?"

Osamu bernafas lega, membalas senyuman kita dengan senyuman tipisnya. Kita seketika tersihir senyuman itu, membuatnya tak bisa memalingkan pandangan.

"Di kelas aja, gimana?"

Lamunan kita buyar, dia segera mengangguk mengikuti Osamu ke mejanya.

"Eum, ini soal suna, kita." Ucap Osamu setelah beberapa saat terdiam.

Kita tersenyum. "Panggil Shin aja, Sam."

Mata Osamu menggerjap beberapa kali. "O-oke, Shin?"

Kita senyum untuk kesekian kalinya. "Mau nanyain apa?"

Osamu menarik nafas panjang. "Soal suna yang punya simpenan."

Kita terdiam beberapa saat sebelum mengeluarkan suaranya. "Gimana kalau gue ceritain semua dari awal?" Osamu mengangguk.

"Gue bisa tau hal itu karena gue mantan suna-"

"Hah?!"

Kita menghela nafas. "Sttt, gue tau lo bakal kaget sama semua yang bakal gue omongin tapi jangan motong ucapan gue."

"Sorry.."

"Gue pacaran sama suna pas pertengahan kelas 1, dia deketin gue mati Matian makannya gue Nerima dia waktu itu,"

"Awalnya semua lancar lancar aja, kita sering jalan bareng, ngobrol juga masih seneng seneng. Tapi, ga lama udah itu dia jadi sering marah, sering ngebohong, dan yang paling ga bisa gue lupain itu dia maksa berhubungan badan. Gatau gimana yaa gue ujungnya ngelakuin juga," kita terkekeh mentertawakan kebodohannya dulu.

"Beberapa kali kita ngelakuin dan akhirnya ga pernah lagi karena ternyata dia emang suka main. Gue tau itu dari temennya yang ngewanti wanti gue,"

"Awalnya gue juga ga percaya tapi lama kelamaan gue penasaran dan nyari tau, ternyata emang bener." Kita berhenti sejenak, menatap Osamu yang tampak sangat terkejut.

"Gue ngikutin suna suatu waktu dan mergokin dia main sama cewe, udah itu gue marah marah dan putus. Setelah putus semua temen gue nyeritain kebusukan si suna ini, dan gue seneng karena udah mutusin dia."

Reckless | sunaosa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang