6. Rut?

289 44 12
                                    

Di belakang counter tempatnya bekerja, Jungwoo masih berdiri dengan siaga. Jam digital menunjukkan angka sembilan belas dan empat tiga. Lelaki itu menghela napas, kurang dua jam lebih untuk dia bisa pulang.

Si beta kebetulan mendapat bagian menutup kafe hari ini. Sebetulnya tidak ada masalah, karena besok adalah akhir pekan. Otomatis tidak ada jadwal kuliah. Namun menunggu sampai jam tutup sangat membosankan, apalagi pelanggan sedang sepi.

Hanya ada dua meja yang terisi saat ini. Wajar, karena saat menjelang libur banyak mahasiswa yang biasa menyambangi kafe untuk sekedar mengerjakan tugas akan pulang ke kampung halaman masing-masing. Ditambah jam-jam itu sudah lewat rush hour pulang kerja.

Huh, Jungwoo super duper bosan. Dia melirik handphone sekedar untuk melihat pesan. Tapi notifikasinya kosong. Beginilah nasib seorang yang jomblo. Walaupun begitu Jungwoo tidak protes. Hubungan asmara hanya akan menyulitkan hidupnya yang sudah runyam ini.

Si beta jadi terbayang beberapa hubungannya yang sudah lalu. Dia hanya memiliki dua mantan semasa di bangku sekolah. Pertama adalah cewek omega yang menyatakan cinta ke Jungwoo pada saat tahun terakhir SMP. Hubungan mereka bertahan hanya 5 bulan dan putus setelah mantannya tahu dia adalah seorang omega. Dan tentu saja dapat langsung mengengetahui bahwa Jungwoo bukan mate-nya.

Mantan keduanya adalah seorang beta yang dikenalnya sedari awal masuk SMA. Jungwoo merasa nyaman didekatnya dan mengetahui cewek itu adalah seorang beta membuat dia memantapkan hati untuk memulai hubungan lebih dari sekedar teman. Mereka pasangan yang serasi namun sayang setelah 2 tahun berjalan hubungan itu harus kandas.

Tidak ada alasan yang jelas, mantannya itu hanya merasa hubungan mereka sudah tidak dapat diselamatkan. Jungwoo sampai sekarang masih tidak mengerti. Mantannya bilang mereka masih bisa jadi teman seperti sedia kala, namun perasaan jungwoo yang masih kuat membuatnya tidak bisa kembali dekat dan mereka berakhir seperti orang asing.

Diantara dua hubungan yang pernah ia jalani, hubungannya terakhir paling memberi kesan yang dalam. Bagaimana tidak, hubungan itu berjalan lumayan lama dan beta itu benar-benar menyayangi sang mantan. Buktinya sampai saat ini dia belum memulai hubungan baru.

Selain karena belum bertemu orang yang tepat, Jungwoo masih menata hati. Bukan karena dia masih memiliki rasa terhadap mantannya, dia hanya butuh jeda yang lebih panjang dan masih nyaman dengan keadannya yang tidak memiliki ikatan.

Lamunan Jungwoo terpecah ketika handphone didepannya berdering. Huh? Hanya nomor tidak dikenal. Jungwoo agak enggan mengangkat panggilan itu. Dia sedang tidak mood ditawari asuransi ataupun diberi kabar bahwa anaknya (yang tidak ada eksistensinya) masuk kantor polisi.

Deringnya berhenti, tidak masalah. Jika ada telpon kedua berarti itu penting. Benar saja nomor yang sama menelponnya lagi. Kali ini Jungwoo menekan tombol hijau.

"Halo, benar ini nomer kak jungwoo?" Penelpon itu mengawali.

"Iya betul, ini siapa ya?" Jawab si beta.

"Malam kak, aku Renjun. Maaf banget telpon jam segini tapi ini urgent banget. Kak jae tadi sore nunjukin tanda-tanda pre-rut. Siklusnya dimulai malam ini atau besok paling lambat. Aku minta tolong kakak buat nemenin dia. Kakak nanti langsung ke apartmen kak jae aja, nanti aku kasih alamat dan password pintunya. Dia tinggal sendiri jadi jangan khawatir ganggu siapapun. Bisa kan kak?" Orang di sebrang merengek.

Jungwoo diam sejenak memproses informasi yang Renjun katakan.

"Eum, gimana ya Renjun..." Si beta itu masih ragu.

Jungwoo takut. Dia tidak menyangka rut Jaehyun akan datang secepat ini. Si beta itu bahkan tidak sempat riset karena menyangka masalah ini masih jauh ia hadapi.

BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang