Putri Tidur
Di ruang VIP rumah sakit tampak seorang gadis terbaring seperti putri tidur. Sudah berbulan - bulan mengalami koma. Wajah pucat berbulu mata lentik itu tak meredupkan paras nya yang cantik jelita. Perlahan mata itu terbuka membuat sinar cahaya menyilaukan penglihatannya bersama rintihan membuat Bian segera menghampiri putri bungsunya. Melihat Putrinya sadar Bian pun memeluk erat.
“Freya! Syukurlah Nak! Kamu akhirnya sadar." Bian melepas pelukan.
“Air pah” Bian pun memberikan segelas air yang diminum habis Freya melegakan tenggorokannya yang kering. Freya melihat ke sekeliling sambil memegangi kepalanya yang pusing.
"Tunggu sebentar Papah panggilkan Dokter!"Bian menekan tombol “Nurse Call Bell” Tak lama Dokter dan perawat pun datang.
Beberapa setelah pemeriksaan. Bian termenung memandangi Freya yang tertidur. Digenggam erat tangan Freya. Bian menghela nafas berat mengingat apa yang dikatakan Dokter. Mengetahui keadaan Freya yang tak begitu baik pasca tersadar dari Koma. Hasil menunjukkan bahwa Freya mengalami Amnesia. Ketidakmampuan untuk mengingat peristiwa untuk jangka waktu tertentu. Dari tes Dokter mengatakan ingatan Freya mundur 2 tahun ke masa lalu saat dirinya masih SMP. Sedangkan Freya sudah di SMA kelas XI.
“Pah..” Bian tersadar oleh panggilan Freya yang terbangun berusaha untuk duduk bersandar dibantu Bian. Rasa syukur kini Bian rasakan saat bisa melihat kembali senyuman Freya.
“Apa kata dokter?” Freya memandangi Bian menunggu jawaban. Bian mengelus lembut pundak Freya sambil tersenyum menenangkan.
“Dokter bilang kamu mengalami Amnesia.”
“Amnesia, Pah?! Maksud Papah, aku hilang ingatan? Tapi Pah. Aku merasa baik-baik saja. Aku masih mengenali Papah dan Kak Key juga diriku.” Bian mengambil kalender lalu memberikan pada Freya yang terdiam bingung setelah melihat tahun sudah berganti. Tak ingin percaya jika waktu sudah 2 tahun maju.
“Papah tahu Kamu sekarang bingung. Dokter menjelaskan kondisimu bersifat sementara dan akan segera membaik dengan berjalannya waktu.” Bian berusaha menenangkan Freya yang masih belum memahami apa yang sekarang ia alami.
Freya yang tak ingat apapun hanya diam mendengarkan Bian yang bercerita. Freya dilarikan ke rumah sakit oleh penabrak yang tak sengaja menabrak Freya saat menolong temannya. Freya yang berusaha untuk mengingat pun memegangi kepalanya yang seketika terasa pusing. Bian pun meminta Freya untuk tidak memaksakan untuk mengingat. Bian pun meminta Freya untuk beristirahat.
Hari pun berlalu. Hari ini terakhir Freya di rumah sakit. Kondisi Freya sudah membaik meski belum sepenuhnya pulih. Terkadang Freya masih merasa pusing jika memikirkan sesuatu terlalu keras saat dirinya ingin mengingat sesuatu. Freya menutup novel yang baru setengah ia baca yang ternyata tak menghilangkan rasa bosan tak sabar ingin segera pulang ke rumah. Freya yang haus mengambil sekotak susu coklat di kulkas meminum habis lalu membuangnya ke kotak sampah. Teringat pada ponselnya yang ternyata selama ini ada di laci yang diberitahu Bian tadi sebelum pergi mengurus kepulangannya. Freya membuka laci di dekat ranjang mengambil ponsel miliknya. Perlahan raut muka Freya berubah merasakan keanehan setelah melihat ponselnya.
“Shit!” Spontan Freya melempar ponsel ke ranjang. Berjalan panik bolak balik dengan tangan terlipat di dada. Tak ingat apa saja yang telah ia lakukan dulu. Diraih kembali ponsel itu. Lalu duduk di bersila di atas ranjang. Kembali memeriksa melihat apa saja yang telah ia lupakan. Mata Freya melebar tak percaya jika dirinya bisa melakukan hal menggelikan seperti ini. Entah kesambet apa dirinya. Mendapati jika dirinya mengirim begitu banyak pesan yang tak dibaca satupun oleh kontak yang tersimpan beremoticon love di belakang namanya.
“Wah! Sumpah! Gue ga segila ini buat ngejar cowok. Gue kirim pesan ke siapa ini. Sarkan? Kenal juga ga sama nih orang. Oh iya gue kan lupa." Kini Freya pun beralih ke galeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Bound Hope
Random"Tak Selamanya hidup tentang apa yang kita mau. Kita tidak bisa memaksa apapun diluar kendali kita." Freya menoleh tersenyum kagum pada sosok disampingnnya. ''Tetaplah jadi dirimu sendiri. Harapanku kamu tetaplah menjadi pribadi yang baik." Naseha...