Lambang POV
Malam ini aku berada di sebuah cafe kecil di sudut kota. Suasana temaram seperti ini membuatku sedikit limbung. Kandungan Anindya sudah memasuki usia 9 bulan, cepat atau lambat aku akan menjadi seorang Ayah. Aku tak sabar ingin menggendong anak pertamaku dan mungkin juga akan menjadi anak terakhirku.
Aku mulai terbiasa dengan kehidupanku yang sepi seperti ini, tak ada yang spesial lagi. Aku sudah mencoba melupakan dia, dia yang selalu mencintaiku dengan sabar. Tapi sampai saat ini pun, kenangan tentang dirinya tak pernah hilang sedikitpun.
Tiba-tiba pelayan datang mendekat ke mejaku. "Selamat malam Mas, mau pesan apa?". "Saya pesan steak sama kentang goreng. Minumnya chocolava sama air mineral ya Mas" jawabku. Pelayan itu mencacat semua pesananku dan kembali ke dapur cafe. Sebenarnya aku tak terlalu lapar, tapi aku juga tak mau dibilang cuma numpang nongkrong.
Cafe Pantai, seperti namanya cafe ini memang berada di tepi pantai. Pantai yang dulu pernah aku kunjungi bersama Sandy. Hhhhhmmmm nama itu tersebut lagi. Kami menyukai suasana cafe ini. Pelayannya ramah dan mereka tak pernah menatap curiga pada tamu-tamunya, jadi setiap kali kencan aku dan Sandy lebih memilih tempat ini.
senyumanmu masih belum terkenang
hadir selalu seakan tak mau hilang dariku dariku
takkan mudah ku bisa melupakan
segalanya yang telah terjadi
di antara kau dan aku, di antara kita berdua
Lagu yang mewakili isi hatiku saat ini terdengar sangat menyedihkan. Lelaki yang dulu bisa tatap di depanku dan lelaki yang tangannya selalu bisa ku genggam seakan dia adalah milikku selamanya, kini tak ada lagi.
kini tak ada terdengar kabar dari dirimu
kini kau telah menghilang jauh dari diriku
semua tinggal cerita antara kau dan aku
namun satu yang perlu engkau tahu
api cintaku padamu tak pernah padam, tak pernah padam
Lagi-lagi lirik lagu ini seakan bisa membaca pikiranku dan membeberkan isi hatiku pada semua pengunjungnya yang kulihat sangat menikmati setiap alunannya. Sial.
Bahkan tak terasa sudah 9 bulan Sandy pergi tanpa ada kabar. Apakah dia sudah melupakan semua tentangku? Apakah dia tak sedikitpun memikirkan aku? Ya Tuhan, rasa sesak apa yang menyerang hati hamba. Aku tahu ini semua karma, tapi tidakkah bisa aku berteman dengan Sandy lagi? Walaupun hatiku masih sangat mencintainya.
takkan mudah ku bisa melupakan
segalanya yang telah terjadi
di antara kau dan aku, di antara kita berdua
Air mataku mulai membasahi kelopaknya, aku menahannya dengan usapan jari-jariku agar ia tak menetes. Lalu, aku membuang pandanganku ke arah ombak yang berkejaran di tepi pantai. Namun bayangan Sandy kembali terlintas dipikiranku seperti adegan film yang kusukai dan tak pernah bosan ku tonton. Aku teringat waktu kita main kejar-kejaran dan tertawa bersama. Kenapa sekarang keadaan berubah sangat drastis? Damn it, aku hanya bisa mengepalkan tanganku.
kini tak ada terdengar kabar dari dirimu
kini kau telah menghilang jauh dari diriku
semua tinggal cerita antara kau dan aku
namun satu yang perlu engkau tahu
api cintaku padamu tak pernah padam
api cintaku padamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni Cinta, Sandyakala
FanfictionCerita kedua ini adalah lanjutan dari Aksara Cinta Mada, namun di cerita ini Saya fokuskan pada kisah cinta Sandyakala Bagas Prakoso. Masih dengan konten yang sama yak, jadi bagi Homophobic tolong jangan cerca cerita ini, tapi kalau mau baca juga y...