Keledai 250 Riyal -- @LaughInJail

142 13 2
                                    

Entah Yusron menganggap keledai tua itu apalagi. Mereka sangatlah dekat bagaikan saudara. Kemanapun Yusron pergi, keledainya pun pasti menemani. Dan darimanapun Yusron pergi, dia selalu menceritakan pengalamannya pada keledai kesayangannya itu.

Hingga tiba suatu hari. Selepas pulang mengaji, seperti biasa Yusron langsung menghampiri keledainya yang ada di perkarangan rumah.

"Khimar, kata-kata Ustadz tadi masih terngiang di pikiranku."Cerita Yusron, Khimar adalah nama keledainya.

"Dia bilang, jika Tuhan sudah menyayangi kita, maka apapun yang kita inginkan pasti akan dikabulkan oleh Tuhan,"Lanjut nya"danapabila kita ingin disayang Tuhan, maka kita harus berbuat baik karena Tuhan suka kepada perbuatan baik."Khimar hanya menjawab dengan suaranya yang jelek dan menyiksa telinga. Yusron menganggap suara itu sebagai tanda bahwa Khimar mengerti apa yang ia ceritakan.

"Yusron!" Suara Abi Yusron memanggil dari dalam rumah, dengan segera Yusron pun menghampirinya.

"Ada apa Bi?" Tanya Yusron setelah sampai di hadapan Abinya.

"Begini nak, sepertinya uang Abi tinggal sedikit. Bahkan sepertinya hanya cukup untuk makan kita dalam dua hari saja. Jadi, bisakah Yusron membantu Abi?" Abi Yusron bertanya dengan serius.

"Tentu Bi."

"Maukah kau menjual Khimar? Dia sudah tua dan tidak bermanfaat lagi untuk kita nak. Dia tidak bisa menghasilkan susu karena dia pejantan, dia juga tidak bisa membawa beban berat, kalaupun disembelih dagingnya juga pasti sangat alot. Jadi lebih baik kita menjualnya saja." Mendengar ini hati Yusron terguncang. Dia berpikir bahwa dia tidak mungkin menjual sahabatnya sendiri. Tapi bagaimanapun dia juga menyayangi kedua orang tuanya. Lalu, tanpa rasa ragu dia menerima perintah ayahnya.

"Bagus, juallah Khimar besok di pasar! Di sana akan ada orang yang mau membelinya."

Keesokan harinya Yusron sudah berpakaian rapi. Dia siap untuk menjual Khimar di pasar. Sebelum itu dia berpamitan dulu kepada Umminya.

"Ingat kata Abimu Yusron,"Kata Ummi Yusron."harga keledai saat ini di pasaran 1000 Riyal. Tapi karena kondisi Khimar tidak begitu baik, jual dia dengan harga 500 Riyal. Jika pembeli menawar, hentikanlah diharga 250 Riyal, mengerti?"

"Mengerti Ummi."Jawab Yusron.

"Bagus. Ini sebuah roti, sebotol air, dan 1 Riyal untuk bekalmu. Cukup?"

"Lebih dari cukup Ummi."

"Anak baik. Kemarilah." Lalu Ummi Yusron mencium keningnya. "Berhati-hatilah. Ummi janji akan mengganti keledaimu jika Ummi sudah mendapatkan uang lagi."Yusron menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan rumah.

Sekitar 2 jam Yusron melewati padang pasir dan sampailah ia di pasar. Sesampainya di sana dia langsung berteriak menawarkan keledai tuanya. "Keledaikeledai! Murah murah, hanya 500 Riyal!" begitulah yang ia ucapkan, tapi tidak ada satupun orang yang memperhatikannya.

Akhirnya ia menawarkan Khimar ke kios-kios.

"Tuan, mau beli keledai?" Tawarnya pada penjual kios buah-buahan.

"Keledai?Bagaimana keadaannya?" tanya penjual buah. Yusron berpikir jika dia jujur maka penjual itu akan menolaknya. Sebaliknya, jika dia berbohong maka ia akan diterima, tapi dia juga akan berdosa. Maka akhirnya Yusron lebih memilih jujur.

"Keadaannya sangat buruk tuan. Usianya sudah tua jadi dia mudah lelah, dia tidak bisa menghasilkan susu karena dia pejantan, dia juga hanya bisa mengangkat beban seberat 1 karung gandum saja."

"Lalu, untuk apa kau tawarkan padaku? Cepat pergi dari sini!" Usir pedagang itu dengan nada kesal. Yusron merasa sedih. Tapi dia merasa lega, setidaknya dia tidak berdosa.

Setelah itu Yusron menawarkannya ke pedagang-pedagang lain. Dia pun mendapatkan respon yang sama dengan sebelumnya. Hal ini tidak membuat Yusron sedih. Dia terus berusaha dan pantang menyerah.

Hingga akhirnya ia menemukan seseorang yang mau membeli keledainya.

"Jadi, berapa harganya?" Tanya sang pembeli.

"500 Riyal tuan."

"Ah, terlalu mahal! 200 Riyal, bagaimana?"

"250Riyalmaka tuan boleh mengambilnya." Sang pembeli pun menyetujui ini dan mengambil Khimar.

"Tuan, tolong rawat dia baik-baik. Dia bahkan kuanggap seperti sahabatku sendiri."

"Iya iya!"Jawab pembeli itu acuh. Setelah itu dia memanggil istrinya dan berkata "Cepat ambilkan tiga karung gandum!"

Istrinya pun melakukan apa yang diperintahkan suaminya. Setelah itu, tiga karung gandum itu diletakkan sang pembeli ke atas punggung Khimar dan membuat Khimar menjerit karena keberatan.

"Maaf tuan. Bukannya saya sudah bilang keledai ini hanya mampu mengangkut 1 karung gandum.Tapi kenapa tuan memberikannya 3 karung?"Tanya Yusron tidak tega.

"Bukankah aku sudah membeli keledai ini, jadi terserah mau aku apakan."

"Kalau begitu aku akan mengembalikan uang tuan dan tolong kembalikan keledai saya!"

"Enak saja, tidak! Keledai ini sudah menjadi milikku."

Lalu Yusron memiliki sebuah ide. "Akan kutambahkan dengan uang yang kumiliki, jadi semuanya 251 Riyal. Bagaimana?" Walaupun hanya sedikit, pembeli merasa bahwa dia akan untung jika dia menerimanya. Akhirnya dia mengembalikan Khimar kembali dan menerima uang Yusron.

Yusron pun kembali menjual khimar. Tapi tetap saja sama seperti sebelumnya, ia selalu gagal.

Hari pun mulai gelap, Yusron memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. Disana ia mengeluarkan roti bekal dari ibunya. Ketika ia hendak makan, khimar mengeluarkan suaranya lagi tanda ia kelaparan. Yusron pun dengan ikhlas memberikan semua rotinya walaupun ia juga merasa lapar.

Lalu datang seorang pria tampan bersorban menghampiri nya.

"Nak, kenapa kau duduk di sini? apa kau tidak punya rumah?"

"Tidak tuan, aku hanya beristirahat setelah seharian menjual keledaiku ini."

"Menjual keledai ini? memang ingin kau jual berapa?"

"500 riyal tuan."

"Oh begitu ya. Baiklah, aku akan membelinya. Ini uang nya". Kata pria itu sambil memberikan 5000 riyal dan 7 bungkus roti.

"Tuan, ini..."

"Sudah ambil saja. Anggap saja amal."

"Terima kasih banyak tuan. Ini keledainya, tolong rawat dia dengan baik ya tuan."

"Aku bahkan akan menyayanginya melebihi dirimu."

Setelah itu pria itu pergi dan Yusron pun kembali pulang. Yusron memilih jalan menaiki bukit untuk kembali ke rumah. Sesampainya di atas bukit, Yusron mulai lapar kembali dan ia membuka roti pemberian pria tadi. Ternyata di setiap bungkus roti terdapat tulisan.

Di roti pertama tertulis "Untuk kejujuran."

Roti kedua "Untuk keikhlasan."

Roti ketiga "Untuk ketabahan."

Roti keempat "Untuk menerima perintah tanpa ragu."

Roti kelima "Untuk pengorbanan."

Roti keenam "Untuk Usaha."

Dan yang ketujuh "Untuk isyarat menengok ke belakang."

Yusron menengok ke belakang, dan yang ia lihat adalah Khimar dan pria tadi yang terbang ke atas dan akhirnya menghilang. Yusron terkesima. Dia akhirnya mengetahui bahwa pria itu adalah malaikat utusan Tuhan. Dan dia akhirnya juga mengetahui, bahwa Tuhan menyayanginya.

FF[1] - JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang