WARNING! 4.7k words, threesome, blowjob, rimming, humilation, explicit content. Please be wise reader. Bagi yang tidak suka atau tidak kuat, dipersilahkan keluar. Terima kasih.
3 bulan sudah hyungseok menganggur setelah dipecat dari pekerjaan terakhirnya. Selama 3 bulan ini juga, hyungseok terus mencari pekerjaan baru. Ke sana ke mari membawa lamaran, namun tak ada satupun yang menerimanya.
Lelah dan putus asa, hyungseok rasakan sekarang. Tabungannya semakin menipis dari hari ke hari. Mie instan adalah teman hidupnya sekarang. Tanpa mie instan, ia tidak tahu harus makan apa yang bisa mengenyangkan namun murah. Listrik pun sudah lama diputuskan karena tidak kunjung ia bayar. Tinggal menunggu saja sampai pemilik kontrakan datang dan mengusirnya karena sudah menunggak 3 bulan.
Kebutuhan sehari hari sudah bersusah payah ia hematkan agar cukup sampai waktu dimana ia mendapatkan pekerjaan. Dan, sebuah kabar tidak mengenakkan datang padanya di saat kesulitannya ini.
"Mama dirawat di rumah sakit?"
Kabar bahwa ibunya dirawat di rumah sakit karena penyakit yang selama ini dideritanya kambuh. Hati hyungseok sakit mendengarnya. Ingin rasanya segera menemui ibunya, berada di sisi ibunya dan merawatnya hingga sembuh. Namun, ibunya malah melarangnya dan menyuruhnya untuk fokus bekerja saja.
'Tapi mama, aku sudah dipecat!' batin hyungseok menjerit, ibunya berpikir ia masih bekerja padahal kenyataannya tidak.
"Iya, mama"
Berat bagi hyungseok mengatakan bahwa ia sudah tidak memiliki pekerjaan. Ia takut kondisi ibunya memburuk karena memikirkannya.
Air mata menggenang di pelupuk mata hyungseok. Sedih memikirkan hidupnya yang bagaikan beban ini.
"Ayo hyungseok, ayo mencari pekerjaan!"
Mengusap kasar air matanya, hyungseok menyambar hoodienya dan dengan segera memakainya. Keluar dari kontrakannya, hyungseok bertekad mencari pekerjaan. Tidak ada waktu untuk menangis dan menyesali takdir, bertahan hidup lebih penting sekarang.
Tetapi, di tengah jalan, hyungseok malah melihat seorang laki laki tengah dipalak oleh gerombolan preman. Awalnya hendak diabaikan, karena itu bukan urusannya. Namun sialnya, hyungseok yang memang memiliki sifat dasar orang baik tidak bisa mengabaikan itu
Segera, hyungseok berlari menuju laki laki itu. Menerjang para preman, melawan mereka yang berjumlah 5 orang sendirian. Hyungseok dengan mudahnya membuat mereka berlima lari tunggang langgang setelah sebelumnya memberi tinjuan maut.
"Anda tidak apa apa?" tanya hyungseok pada si laki laki
"Iya, saya tidak apa apa. Terima kasih banyak! Anda berjasa menyelamatkan hidup saya,"
Laki laki tersebut membungkuk berkali kali pada hyungseok yang merasa tak enak. Dilihatnya, laki laki tersebut memiliki umur yang tak jauh beda darinya.