01

777 89 6
                                    

"permisi."

Sekelompok para remaja yang sedang asik bermain game langsung mem-pause game nya terlebih dahulu.

"Dia siapa?" Tanya salah satu cowo tersebut.

Sang pemilik rumah menggidikkan bahunya tanda tidak tahu, "nandik, kesini sayang." Dengan segera cowo yang dipanggil nandik itu berdiri dan menghampiri ibunya.

"Tolong bantu belanjaan mama ya, kasian anak manis ini dari supermarket sudah membantu mama." Ujar mama sambil tersenyum.

Tanpa banyak kata nandik mengambil alih semua belanjaan yang berada ditangan cowo yang lebih pendek darinya itu.

"Dia siapa mah?" Tanya nandik selepas menaruh semua barang belanjaan mamah nya didapur.

"Mamah tidak tahu, dia tiba-tiba saja datang dan menolong mamah." Ucapnya sembari meletakkan semua yang ia beli ditempat nya.

"Ajak anak manis itu bergabung dengan mu diruang tengah ya? jangan sampai pulang sebelum mamah datang mengerti?"

Nandik dengan malas mengangguk dan segera kembali keruang tengah.

"Hey lo."

Cowo manis itu mendongak dengan wajah yang sedikit terkejut, "i-iya?" Nandik mengangkat tangan nya memberi gestur supaya cowo tersebut mendekat ke arahnya.

"Lo gabung aja dulu sama kita-kita, gue tau lo cape kan habis bantu nyokap gue bawa barang-barang belanjaannya."

Dengan ragu ia mengikuti langkah cowo jangkung didepannya dan ikut duduk disamping lelaki tersebut.

"Gak usah canggung kayak gitu, anggap aja kita semua itu temen lo." Ucap Marvel yang diangguki lelaki disampingnya yang sedang menghisap rokok nya.

"Oh iya btw nama lo siapa?" Tanya marvel sekali lagi.

"Hersa."

Dahi Marvel mengkerut, "udah itu doang? Lo gapunya nama lengkap atau ngga marga gitu?" Lalu hersa menggeleng.

"Yaudah gue tambahin aja, hersa galio gimana bagus tuh." Ujar jenan agaskar dengan senyuman bulan sabitnya.

"Ngapain lo bawa-bawa marga gue sialan!" Dengus nandika yang mendengar candaan temannya tersebut.

Marvel ikut tertawa melihat tingkah laku temannya itu, hersa hanya bisa tersenyum canggung diantara mereka.

"Waduhh kalian ketawa kok ngga ajak-ajak tante sih hm." Mereka menengok kearah mama nandika yang baru saja meletakkan beberapa makanan ringan dan juga minuman.

"Haha jangan Tante, biasa urusan anak muda." Jawab jenan masih dengan senyum lebarnya.

Nandika yang malas dengan teman-teman nya pun cuman bisa memainkan ponsel genggamannya dan itu menarik perhatian hersa sedari tadi.

"Kenapa dengan wajah jeleknya itu?" Tanya mama nandika dengan heran.

Kedua temannya lantas langsung tertawa terbahak mendengar mama nandika menyebut temannya itu jelek.

"Mama!" Seru nandika tidak terima dikatain jelek oleh mamah nya sendiri.

Sedangkan mamahnya hanya tertawa dan kembali ke dapur, dan tersisa hanya suara tawa para kedua temannya itu.

"Pulang gak lo semua anjing!"

"Wesss santai-santai bro." Jenan meredakan tawanya begitupula marvel.

Hersa tanpa sadar tersenyum melihat tingkah mereka bertiga dan itu menjadi salah fokus bagi nandika yang tidak sengaja melihat nya.

'manis'

Saat sadar ia tengah dilihat pun langsung membuang muka kearah samping agar tidak bersitatap dengan nandika.

nandika berdehem sebentar lalu segera mengusir para sabatnya untuk segera pulang, tapi jangan lupakan makanan ringan yang sudah dibawa kabur oleh jenan beserta marvel.

Nandika menatap kearah hersa dan menjulurkan tangannya, "sekali lagi kenalin, gue nandika aresa galio." hersa langsung menjabat tangan nandika.

"aku hersa, salam kenal nandik."

jantung nandika berdegup kencang, mereka berdua saling menatap dengan hersa yang tersenyum kearah nandika, sedangkan cowo tersebut hanya menatap tanpa ekspresi sama sekali.










↪𝓽𝓸 𝓫𝓮 𝓬𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭↩

A Love (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang