[24] Rasa Sakit Yang Tak Pernah Usai

74 42 215
                                    

Dilarang plagiat.
Plagiat, adalah tindakan kriminal. Dampak negatif, anda bisa viral, malu dan mendapatkan dosa.

Tetap berkarya, meski sepi.
Menerima krisar dan penandaan typo.

"Kalau rasa sakit bisa ditukar tambah, aku sudah bisa beli saham dan menjadi rich aunty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalau rasa sakit bisa ditukar tambah, aku sudah bisa beli saham dan menjadi rich aunty."—Rega.

...

Azriel membantu Rega menyiapkan makanan untuk Razka. Kala dirinya hendak memasuki ruang rawat Razka, ia berpapasan pula dengan Rega yang datang bersama Aulia dan Prina.

Keduanya—Azriel dan Rega— menyiapkan makanan dalam diam. Semua protesan yang sudah direncanakan Rega pada Azriel musnah begitu saja ketika maniknya melihat sosok Azriel. Ia teringat akan paras rupawan Hafiz, cara berbicaranya pun mirip dengan Hafiz ketika pria itu sedang serius.

Anak ini, apa dia adiknya Hafiz? Eh, tapi nama belakangnya nggak ada 'kan. Apa jangan-jangan... Anak hafiz dari hubungan terlarang?! Berchandya! Lama-lama aku jadi gila.

Azriel, "Aku taruh ini di meja ya, Kak Rega."

"Eh? Hah? Oh, iya, taru saja, siapa tahu Rainda dan temanku mau makan buah."

Tawa canggung keluar dari bibir Rega, membuat Azriel menyunggingkan senyum kecil. Benar-benar, deep voice-nya pun hampir mirip. Copy paste-nya Hafiz ini mah, batin Rega tak habis pikir.


...


"Adik kamu jadi pulang hari ini, Re?" tanya Prian yang hanya dijawab anggukan oleh Rega. Gadis itu sibuk dengan kamera di tangannya. Mencoba untuk mengatur fokus kamera.

"Berarti kamu nggak ikut gladi buat konser?"

"Ikut. Ada teman-temannya Razka yang nganterin dia pulang."

"Baru kali ini kamu percayain orang lain buat jaga Razka."

Rega pun tidak tahu. Kala dirinya melihat sosok Azriel dan Rainda yang merawat Razka kemarin, hatinya terselimuti oleh rasa hangat. Terlebih lagi, adiknya tampak senang saat berinteraksi dengan mereka. Menandakan bahwa keduanya bisa dipercaya.

Lagipula akan ada Bi Ira dan sang kakak yang menunggu mereka di rumah, jadi Rega tidak khawatir jika teman-temannya ikut mengantar Razka pulang.

Bulu kuduk Rega tiba-tiba meremang. Ia melirik Prian yang sedang menopang dagu sembari tersenyum mencurigakan. "Apa? Kamu kenapa?" tanya Rega dengan kening mengkerut.

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang