Hii.... apa kabar, gengs?
Aku publish lagi My Ocean, ada yg masih inget dan nungguin gak? wkwk
Longer version of Pawang in "Moment"
Ditunggu vomment-nya ya🙌
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎◇▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Part 1
📚
Ayrin
Banyak yang bilang aku gadis yang beruntung karena selalu masuk dalam peringkat tiga besar di sekolah. Aku bersekolah di sebuah SMA negeri nomor satu di kotaku. Saat di bangku sekolah menengah pertama aku berhasil memenangkan lomba tingkat nasional sehingga dengan mudah diterima di SMA itu. Karena termasuk siswi berprestasi, aku mendapatkan beasiswa penuh di sekolah itu. Aku bersyukur karena setidaknya sedikit meringankan beban ibuku yang harus membiayai sekolahku dan adikku.
Kenapa ibuku harus membiayai kami? Itu karena orang tuaku bercerai. Saat itu aku duduk di tahun kedua sekolah menengah pertama sementara adikku baru berusia delapan tahun. Aku tidak bisa menolak keputusan orang tuaku untuk berpisah karena aku melihat sendiri bagaimana ibuku sering dimarahi oleh Ayahku. Ibu sebenarnya sudah terbiasa dengan sifat pemarah Ayahku. Namun hari itu aku melihat Ayah memukul Ibuku. Banyak yang mengatakan bahwa cinta pertama seorang perempuan adalah ayahnya, tapi itu tidak berlaku untukku. Mungkin itu berlaku beberapa tahun silam ketika aku belum paham masalah orang dewasa. Namun, semakin aku bertambah umur, aku mengetahui bahwa Ayah sering memarahi Ibu tanpa alasan yang jelas.
Ibuku yang sudah tidak kuat menghadapi Ayahku, akhirnya memilih untuk bercerai. Setelah perdebatan yang cukup alot, akhirnya mereka resmi bercerai dan aku bersyukur karena aku dan adikku bisa ikut Ibu. Sejak saat itu, aku bertekad bahwa aku harus menjadi siswi yang berprestasi agar bisa mendapatkan beasiswa dan meringankan beban ibuku karena setelah berpisah, mantan suami Ibuku itu melupakan tanggung jawabnya kepada kami.
▪︎▪︎▪︎◇▪︎▪︎▪︎
Memasuki tahun kedua di sekolah menengah atas, aku sekelas dengan Oseano, laki-laki yang sempat mencuri perhatianku. Sebenarnya kami beberapa kali bertukar sapa karena tahun sebelumnya, kelas kami bersebelahan. Saat tahun pertama, ada seleksi untuk olimpiade, aku pun ditunjuk oleh wali kelasku agar ikut serta. Ternyata, Ose juga mengikuti seleksi itu. Kami hanya saling menyapa singkat. Namun, baru di tahun ajaran baru ini kami terlibat percakapan lumayan panjang.
Oseano adalah siswa yang berprestasi dan ia sering mengikuti lomba baik di bidang akademis maupun di bidang seni. Prestasinya jauh lebih banyak dibandingkan diriku. Berbeda denganku yang hanya mengandalkan belajar sendiri dan les tambahan dari guru di sekolah, Oseano juga mengikuti berbagai les. Aku sempat iri dengannya karena ia terlahir dari keluarga kaya. Tapi, meskipun begitu, Ose adalah teman yang baik dan rendah hati. Ia selalu berbagi materi yang ia peroleh dari tempat lesnya kepada teman-teman termasuk kepadaku. Aku menolaknya berkali-kali, namun ia bersikeras bahwa ilmu harus dibagi, tidak boleh pelit, katanya.
Sore itu, setelah kelas usai, Ose menghampiriku.
"Rin, mau ikut les di tempat gue gak?" tanyanya.
"Hah, jangan ngaco deh, Se. Gue aja bisa sekolah di sini karena dapat beasiswa. Duit darimana mau ikut les segala?" jawabku lesu.
"Tenang, gak perlu mikirin biaya. Lo tinggal dateng aja."
"Makasih, Se. Tapi, gue gak bisa."
"Kenapa?"
"Gue harus bantu Ibu buat bikin kue," jawabku jujur.
"Oh, oke kalo gitu. Nanti materinya gue share ke lo ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ocean [HunRene]
General Fiction[HunRene] 'Cause you are my ocean... ~ Longer version of "Pawang" in "Moment" ~ Kalau mau baca versi singkatnya boleh mampir ke "Moment" ya Thank you Republished: 01.01.24 Highest rank #1 sehunirene - 29.10.23