21. Seindah Langit Biru dan Gemerlap Bintang Si Mendung akan Tetap Datang

805 87 2
                                    

=======

Bubu, lihat HP adek aja ya?

=======

           Taeyong menjatuhkan dagu. Air mata sudah sempurna tertampung di pelupuknya. Ia sangat tidak ingin Mark, Jeno ataupun Sungchan melihat air matanya.

"Jae, aku positif."

Beomgyu yang awalnya berdiri di balik sosok menangis itu dengan segera merebut beberapa lembar kertas yang dibawanya.

"Ga penting apapun positif yang tante maksud. Sekarang juga tante keluar dari rumah ini!" hardik Beomgyu menunjuk arah pintu keluar dengan tangan yang memegang kertas.

Ya, tamu mereka adalah seorang wanita.

"Kamu jahat, Jae." hanya tiga kata itu yang Taeyong katakan sebelum meninggalkan ruang makan bahkan tanpa menyentuh hidangan apapun.

"Sayang, aku benar-benar ga ada apa-apa lagi sama dia. Kamu salah paham, aku bisa jelaskan." Jaehyun mencengkram tangan Taeyong yang mengepal kuat.

"JAEHYUN LEPAS!!!!"

Seolah desiran darah terdengar di masing-masing telinga putra Jung, ini kali pertama mereka mendengar teriakan memekik Taeyong. Bubu mereka terlihat jelas sangat frustasi.

"Sayang tolong dengar dulu-"

Bug

Alih-alih mendapat tamparan, Taeyong jelas tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk meluapkan emosi yang sudah lama ia pendam.

Jaehyun menyentuh ujung bibirnya yang robek, separuh hidupnya melepaskan pukulan yang super kuat.

Sakitnya masih bisa ia tahan, namun kepergian Taeyong dengan wajah nanar membuat hati Jaehyun jauh lebih sakit.

Beomgyu menatap ketiga saudaranya yang terlihat sama kuyu dengan dirinya. Jeno mengedikkan dagu, mengisyaratkan Beomgyu untuk menyusul sang Bubu yang berlari ke lantai dua.

"Dad? Harus banget kasih Bubu kecewa yang begini?" ucap Mark dengan suara bergetar.

Jaehyun menggeleng ribut, "Kak, ga kaya yang kalian pikirkan. Daddy ga melakukan apap-"

"Jaehyun! Kamu bohong tentang sudah ga ada apa lagi-lagi di antara kita. Setelah akuisisi perusahaan kamu bulan lalu, kita ketemu!" setelah kepergian Taeyong, kini giliran wanita itu yang memekik.

"Jen, bawa Sungchan naik!" instruksi Mark yang segera merangkul punggung Sungchan dan menggiring sang adik untuk meninggalkan ruang makan.

"Tahan emosi, Bang." bisik Jeno sebelum pergi, "Panggil gue kapanpun lo butuh."

Mark berjalan ke arah di mana Beomgyu melepaskan lembar-lembar kertas yang ia rebut dari wanita yang cukup familiar dalam cerita keluarganya.

Dia Rosè. Mantan kekasih Jaehyun.

Dulu anak-anak Jung suka menjadikannya bahan candaan untuk menggoda Jaehyun, namun belakangan Taeyong terlihat tidak senang setiap kali putranya menyinggung candaan itu.

Seperti ada yang tidak beres. Setidaknya spekulasi si putra sulung.

"Sudah terlalu malam untuk membicarakan bualan sampah kamu. Dengan rasa hormat saya kepada wanita, si kamu keluar dari rumah saya." ucap Jaehyun berusaha menahan amarah.

Wanita itu menggeleng ribut, "Jae aku ga punya tempat tinggal di sini, aku akan tinggal di sini."

"Kamu gila?" akhirnya amarah Jaehyun meledak. "Berhenti membual dan pergi sekarang juga!"

"Nggak!" bukan wanita itu yang menolak. Tapi Mark. Putra tertua Jung itu berdiri menatap lurus ke arah sang Daddy.

"Kita bicara dan selesaikan sekarang, malam ini juga."

Jaehyun nyaris bergidik saat Mark bersuara dingin namun tegas seperti saat ini.

"Mark akan panggil bubu, dan pastikan Daddy ga buat bubu kecewa dengan kenyataan besok adalah anniversary kalian."

***

      "Bang gue takut, bang."

Ketika langkah Mark tiba di lantai dua, ia mendapati Jeno dan Sungchan yang duduk di sofa dengan masing-masing menautkan tangan, tampak gelisah.

"Ga ada yang perlu ditakutkan Chan. Kakak janji semua akan baik-baik aja. Daddy dan Bubu akan baik-baik aja. Jangan takut lagi ya." Mark mengusap sayang surai si bungsu yang kini beradu tatap dengan Jeno.

Jeno mengangguk ragu, ikut berusaha meyakinkan Sungchan. 

"Gyu nya mana?" tanya Mark saat tidak menemukan keberadaan satu adiknya yang lain.

"Lagi temani bubu di kamar." jawab Sungchan mengedikkan dagu ke arah pintu kamar bersamanya dengan sang kembaran.

Mark mengangguk mengerti, ia kemudian berlalu setelah menepuk pelan pundak kedua adiknya.

***

           "Bubu? Kayanya Daddy memang ga ada apa-apa lagi sama tante itu, Daddy belum pernah bentak sekeras itu di rumah." bisik Beomgyu memeluk bubunya yang kini tidur membelakangi.

"Mungkin cuma salah paham-"

"Jung Beomgyu. Bubu mau istirahat. Malam ini kamu tidur sekasur sama Sungchan dulu."

Bagi Beomgyu, tidak ada yang lebih menakutkan di dunia ini dibanding dengan sang bubu saat menyebut namanya lengkap dengan marga.

Rasanya seluruh tubuh Beomgyu lemas, "Bubu, liat HP adek aja ya?"

Dengan gerakan buru-buru Beomgyu duduk dan merogoh ponselnya di dalam saku celana.

"Bu? Bubu? Bubu buka mata dulu. Bubu?" bagai bocah merajuk, Beomgyu mengguncang lengan Taeyong yang masih setia memejamkan matanya yang sembab.

"Dek? Sudah ya, jangan dipaksa bubunya. Biar kakak yang bicara sama bubu." Mark sudah berdiri di ambang pintu sejak Beomgyu mulai menghibur sang bubu.

Yang lebih muda merengut saat Mark mengulurkan tangannya untuk meminta Beomgyu turun dari kasur dan memberinya ruang untuk berbicara dengan Taeyong. 

Dengan terpaksa Beomgyu mengamit tangan Mark dan beranjak dari kasur dengan bantuan tarikan dari Mark.

Di luar sesekali masih terdengar suara tinggi saling bersahutan. Jaehyun masih mendebat semua pekikan tamu wanita mereka.

"Bubu, Mark ga tau masalah apa yang Bubu dan Daddy sembunyikan di belakang. Tapi yang Mark, Jeno dan si kembar tau, Bubu dan Daddy adalah orang tua terbaik yang selalu buat anak-anak lain iri sama anak-anak Jung. Kami ga mau liat Bubu atau pun Daddy sedih setelah semua yang kami dapat."

Mata Taeyong akhirnya terbuka saat Mark menggenggam tangannya, "Boleh kita bicarakan bu? Kita selesaikan malam ini, apapun keputusan Bubu dan Daddy. Kita akan coba terima, selagi ga ada yang tersakiti nantinya."

Praaaang

"BUBU! DADDY PINGSAN KEPALANYA BERDARAH!!!" teriakan Sungchan yang baru saja memasuki kamar membuat kekecewaan Taeyong seketika menguap. Tak tersisa lagi kesedihan di hatinya, yang ada pria itu kini berlari terburu-buru dengan segala kekhawatirannya.

***

🛐🛐🛐
Ampun yorobun, maapin ya baru dapet hidayah buat update😂🙏

Kalo kalian masih nungguin, makasih banget pokonya.
Buat readers baru, selamat datang, dan maaf kalo kalian culture shock berkat kebiasaan slow update saia😫😭🙏

Intinya dengkiu buat yang udah dan masih stay ngikutin work ini♡
Aku usahain lebih singkat lagi gap update nya♥

4:45 PM
14/07/2023

YOU (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang