12. Berbeda

65 13 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 22.56 KST, pemuda berjaket semi hitam itu tengah terduduk di sebuah kafetaria di dalam mall yang ramai dengan secangkir americano.

"Lama banget sih" lama ia menunggu hingga americano miliknya terasa sudah dingin, namun orang yang ia tunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Teramat bosan hingga akhirnya ia memilih membuka ponselnya dan menelepon orang yang telah ia tunggu sedari tadi.

Lama tak mendapat jawaban, barulah di telepon kelima kalinya itu di angkat dari sebrang sana.

"Yedam, lo dimana sekarang?" tanya pemuda itu.

"Di jalan nih, Jun. Sorry ya gue bakal telat dateng, tadi ada urusan dulu"

"Ck! Kalo lama gue tinggalin nih!"

Lama tak mendapat jawaban dari sebrang sana, Junkyu mengira bahwa Yedam mungkin tengah fokus mengemudi. Namun sebelum ia mematikan sambungan telpon itu, suara tubrukan serta erangan terdengar jelas dari sebrang sana. Dilanjutkan dengan suara sirine dan klakson mobil yang saling bersahutan menambah kekhawatiran tersendiri bagi Junkyu malam ini.

Ia kemudian melacak ponsel Yedam yang memang GPS nya tersambung dengannya. Dengan cepat Junkyu keluar dari kafetaria setelah membayar americanonya.

"Semoga Yedam gak papa!"

Junkyu menyalakan motornya dan membelah jalan raya yang setengah ramai itu dengan perasaan was-was, ia gas terus motor sport itu tanpa memperdulikan sekitar.

Terus berjalan hingga ia diharuskan membelah jalanan kecil yang sepi dengan kekhawatiran yang kentara.

Seorang pemuda berkaus biru langit melintas didepan jalan yang ia lalui, Junkyu membola tak percaya dengan apa yang ia lihat. Terlalu syok dengan apa yang ia lihat, sampai Junkyu tak dapat mengendalikan motornya hingga dengan sekali tabrakan, pemuda berkaus itu terpental jauh 5 meter ke tengah jalan dan Junkyu terjatuh dari motornya dengan kepala membentur trotoar jalanan yang sepi itu.

Dengan setengah sadar, ia dapat melihat samar-samar seseorang yang berjalan menghampirinya.

"Gimana rasanya nabrak diri lo sendiri?"

Junkyu rasanya ingin memaki pemuda dihadapannya ini, ternyata benar dugaannya.

"Berhenti berbuat seperti ini, Kim!"

"Ini bayaran atas apa yang udah kalian lakuin ke gue dulu—"

"—ini belum seberapa, Kim Junkyu!"

"Lo—"

Namun belum sempat melanjutkan ucapannya, sebuah pistol ditodongkan tepat di atas kepala Junkyu.

"Say good bye, bitch!"

Tanpa menunggu lebih lama lagi. Pemuda itu menarik pelatuknya, dan...

'Dor!'

Satu peluru melesat tepat dikepala Junkyu, hingga membuat pemuda itu meregang nyawa di tempat.

Pemuda itu tersenyum miring menatap menatap mayat temannya yang tak berdaya. "Tiga hama sudah musnah, sisa 4 orang lagi. Haha, i'm coming bitch~"

the MOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang